MFMH : 35. Carving memories

10.1K 601 22
                                    

Suara langkah kaki jenjang seseorang menggema sepanjang lorong bangunan besar tersebut. Di ikuti beberapa orang dibelakang nya, mereka tengah sibuk mencari seseorang yang menghilang entah kemana.

"Cari sampai ketemu!!" Perintah nya tegas pada orang-orang di belakang nya.

"Nee Sajangnim!" Sahut mereka serempak lalu memencarkan diri masing-masing.

"Aish dimana anak itu!!" Erangnya frustasi, lalu berlari kearah lift menuju lantai bawah.

Sedangkan di lantai satu sampai 27, semua karyawan yang harus nya bekerja malah sibuk mencari anak bos mereka yang tiba-tiba menghilang. Bahkan semua orang tidak ada yang melihat anak tersebut keluar dari kantor bos mereka.

"Bagaimana?" Tanya seorang pria pada teman-teman yang lain. Mereka menggeleng, membuat pria tersebut mengacak-acak rambut nya frustasi.

"Astaga! Dimana sebenarnya anak itu." Gumam nya dengan tangan di pinggang melihat sekeliling.

"Bagaimana?" Tanya lagi pada sekolompok orang-orang berjas hitam, yang tak lain adalah bodyguard sang bos besar.

"Kami tidak menemukan nya dimana pun bos! Bahkan kami sudah mengecek semua akses CCTV tapi tetap tidak ada satupun yang menangkap dirinya keluar dari ruangan Sajangnim!" Beritahu nya.

Pria itu menghembuskan nafas nya, menatap anak buahnya satu persatu kemudian menggeleng. Oh ayolah! Lebih dari setengah jam mereka mencari keberadaan anak bos mereka tapi tidak juga menemukan nya.

"Apa yang terjadi?" Tanya seseorang yang baru saja keluar dari ruang meeting. Kebetulan pria itu dan bodyguard nya berhenti disana dengan nafas terengah.

Mereka semua kompak menoleh kebelakang dan membungkuk hormat pada atasan mereka, pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia gugup, tentu saja. Boss nya ini bukan orang sembarang yang bisa disepelekan.

"A-ah Sajangnim! Anu.. Anu itu.. emm.. anu--"

"Anu apa? Bicaralah yang jelas Seok Jin!" Potong seseorang yang jengah dengan anak buahnya yang berbelit Belit.

"Anu itu Sajangnim! Anak anda, Nona muda tidak ada di ruangan anda dan ka--"

"APA??"

Mereka semua menunduk takut, tidak ada yang berani menatap netra tajam milik bos mereka. Bahkan para karyawan terpercaya di belakang nya pun tidak berani angkat bicara.

"Maafkan kami Sajangnim. Kami tele---"

"Bodoh!" Desisnya lalu berlari kearah lift dan menuju lantai 30 tempat dimana ruangan nya berada.

Didalam lift terjadi keheningan, tidak ada yang berani berbicara ataupun bergerak. Sedangkan seseorang itu menggigit kuku nya cemas, bahkan itu menekan berkali-kali tombol naik didalam lift itu.

"Oh Tuhan! Dimana anak itu? Astaga! Bisa mati muda gue. Jennie, tolong datanglah terlambat kali ini gue mohon!" Gumamnya hanya bisa di dengar oleh nya.

Ting

Pintu lift itu terbuka, tanpa basa-basi seseorang tersebut langsung bergegas keluar dan berlari masuk kedalam ruangannya. Orang-orang yang mengikutinya tadi hanya bisa menunggu diluar ruangan nya. Tidak ada yang boleh masuk kedalam kecuali berkepentingan.

Di dalam, seseorang itu berjalan kesana kemari setiap sudut ruangan nya, siapa tahu sang anak tengah bersembunyi seperti biasa. Ya, kejadian ini bukan untuk pertama kalinya, tapi sudah berkali-kali dan hasil akhirnya tetap sama. Yaitu dia bersembunyi entah itu di balik sofa, gorden, kursi, balik pintu, toilet ataupun dibalik pajangan bunga didalam kantor Daddy-nya.

My best friend is my Husband || JLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang