PART 6

35.9K 2.9K 102
                                    


"Buna..." lirih Rasya

"Rasya kenapa hm? Yaudah kita pulang ya.. tidak usah menangis"ucap Nita dengan Rasya yang masih berada di gendongan nya

"Hiksss...mau Buna mommy.. hiksss.. mau Yayah juga..hikss.."

Mereka bertiga terdiam mendengar perkataan Rasya yang menginginkan ayah dan bundanya, mereka tahu ayah dan bundanya Rasya adalah Arya dan Nana karena mereka adalah sahabat Nita dan Edgar, hanya saja Nita dan Edgar tidak tahu jika sahabat nya itu mempunyai anak karena memang tidak pernah di publish, mereka baru tahu kemarin lusa

"Rasya kangen ayah sama bunda ya" tanya Nita sambil menahan air matanya yang akan keluar, hati nya sakit mendengar Rasya meracau memanggil nama ayah dan bundanya, umur Rasya masih terbilang sangat kecil untuk di tinggalkan kedua orangtuanya, Rasya masih butuh kasih sayang orang tuanya, masih butuh pelukan hangat ayahnya, masih butuh nasehat dari ibunya, ia masih membutuhkannya

Rasya adalah anak yang nakal, tapi dibalik kenakalannya ada rasa rindu yang sangat mendalam untuk kedua orangtuanya, ada rasa sakit ketika melihat temannya diantar ke sekolah oleh ayahnya, ada rasa sakit ketika melihat temannya disuapi oleh ibunya, katakan saja Rasya iri karena memang itu yang terjadi

Selama ini ia menebarkan senyum manisnya di tengah tengah banyak nya ribuan orang seolah-olah ia adalah manusia paling bahagia di dunia ini, selama ini ia selalu memasang wajah cerianya seolah-olah bisa menghadapi dunia yang kejam ini

Otaknya selalu saja berpikir ia bahagia, ia bisa tanpa ayah dan bundanya tapi tidak dengan hatinya yang selalu mengatakan 'ia tidak baik baik saja, ia tidak bahagia, ia membutuhkan ayah dan bundanya'

Rasya hanyalah seorang anak kecil yang masih membutuhkan bimbingan orang tuanya

"Rasya mau Buna, mommy... hikss.."

"Sebaiknya kita pulang saja kak"ucap Anin yang diangguki oleh Lea dan Nita

                           •°•°•°•°•°•°•

Sesampainya di mansion, Rasya tetap saja masih menangis, bahkan wajah anak itu sudah sangat merah, Nita pun sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya menenangkan Rasya, dan akhirnya memutuskan untuk menelfon Edgar

Tak lama kemudian, Edgar datang dengan terburu buru, ia sangat khawatir saat istrinya menelfon jika Rasya menangis sedari tadi karena ingat mendiang kedua orangtuanya

"Daddy... hiksss.."ucap Rasya sambil merentangkan tangannya yang di sambut baik oleh Edgar

"Kenapa putra Daddy ini menangis hm"

"Rasya pengen hiks sama Yayah hiks sama Buna...hikss.."

"Rasya pengen sama Yayah sama Buna" Rasya menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan Edgar

"Rasya udah nggak sayang lagi sama daddy dan mommy?"

Rasya menggelengkan kepalanya

"Lalu?Rasya mau tinggalin Daddy dan mommy?"

Rasya menggelengkan kepalanya lagi

"Kalau begitu, Rasya jangan nangis ya..buna pasti sedih lihat Rasya nangis kayak gini"

"Buna lihat Rasya? Tapi kenapa Buna nggak temuin Rasya...huaaaaaa..."

"Buna temuin Rasya kok, bahkan Yayah nya Rasya juga, waktu Rasya lagi tidur"ucap Edgar

"Makanya sekarang Rasya tidur ya..biar bisa ketemu Yayah dan Buna"lanjut Edgar lalu diangguki oleh Rasya

Edgar meletakkan kepala Rasya di dada bidangnya lalu mengusap punggungnya sesekali mengecup pucuk kepalanya

ARRASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang