『 O7 』

1K 212 46
                                    

felix melamun sambil corat coret buku sketsa dengan pensil. ini baru beberapa hari setelah launching game terakhir yang perusahaan felix buat. berarti, tidak banyak yang akan mereka kerjakan selain menerima wawancara, memerbaiki bugs, dan menerima komentar pelanggan.

perusahaan game tempat felix bekerja tidak terlalu besar. mereka masih menyewa gedung tiga lantai di sebuah lokasi industri. meskipun tidak sebesar game developer lainnya, felix senang bekerja disini.

itu adalah lingkungan yang nyaman. ia tak perlu memakai jas kerja untuk berangkat ke kantor. di perusahaan seperti ini, bukan tampang yang membuatmu disukai atasan namun keahlian murni dalam menciptakan program.

itu juga yang menyebabkan felix dan wooyoung bisa sangat dekat meskipun wooyoung adalah setingkat CEO dan felix hanyalah programmer.

disini yang namanya tingkatan kerja hampir tidak ada. semuanya bekerja sama untuk menghasilkan game yang terbaik. jabatan manager, karyawan, dan lainnya hanya digunakan untuk membatasi tugas.

tentang bagaimana wooyoung dan felix bisa dekat juga adalah cerita yang lucu. wooyoung tengah berminggu minggu membuat aplikasi yang ia garap. felix adik tingkat nya yang hendak mengumpulkan tugas secara tidak sengaja membetulkan aplikasi tersebut. mengetahui kejeniusan nya, felix langsung direkrut woooyoung di perusahaan kecil yang ia bangun bersama rekan rekan yang lain.




"apa itu? desain karakter game baru?" wooyoung tiba tiba duduk disamping sofa felix membawa dua gelas kopi. satu espresso untuknya dan satu latte untuk felix yang tidak tahan kafein.

felix terkekeh, "bukan. cuman gambar gabut."

ia menutup buku sketsa tersebut dan bersandar nyaman di punggung sofa. satu kakinya disandarkan di atas meja. keuntungan lain di perusahaan itu, ia tidak perlu memerhatikan ketidaknyamanan dengan rekan kerja lainnya.

"sungguh? tapi ini bagus loh,, beneran mirip naga asli" ujar wooyoung mengambil buku sketsa felix.

felix tertawa canggung. ia tidak bisa bilang ke wooyoung itu beneran naga yang ia temui beberapa hari lalu. kalau dia cerita ke wooyoung tentang mengadopsi dua ekor naga, felix bisa bisa dipecat karena dikira sakit jiwa.




"apa kabar felix?"

"huh?"

"apa kabar? kamu kelihatan beda akhir akhir ini" wooyoung tertawa sampai hampir jatuh dari bangku yang ia duduki.

felix tiba tiba mengingat kedua naga di rumahnya, berpikir apakah rumah nya masih baik baik saja ataukah sudah hangus terbakar, "aku kelihatan lebih capek ya?"

"uhmmm sedikit. tapi kamu kelihatan lebih bahagia." felix tersenyum kecil tidak menjawab.




wooyoung menyeringai, "sudah punya pacar ya?"




blugg-

sebuah bantal sofa melayang di kepala wooyoung.

"ENGGAK!"

🐲🐲🐲

"kamu!! akhirnya kita ketemu juga hyunjin!!"

"apaan! pergi dari dunia manusia sekarang juga!"

"enak saja! urusan kita belum selesai hyunjin! aku kalahkan kamu sekarang juga!"

"perang archipelago sudah lewat dua abad yang lalu, kita kalah. itu semua salahmu!"

"kamu harusnya lebih kuat nyemburin api!"

"kamu yang harusnya lebih pinter bikin strategi!"

"ARGHHH!!"

felix membelalakkan mata. ia baru saja keluar dari bus bersama wooyoung. mereka berencana makan siang bersama ketika menyadari sosok yang ia kenal berada di taman tersebut.

"kenapa lix? oh- ada yang bertengkar..." wooyoung ikut menoleh ke arah taman.

"kak! bantu pisahin mereka!!" seru felix cemas.

"kenapa? itu pacarmu ya?"

"iya! eh- BUKAN! eh... udahlah kak, bantuin dulu pokoknya!"

belum sempat felix tiba, keduanya sudah main cakar cakaran. hyunjin berhasil membuat beberapa luka di wajah dan tangan orang asing itu namun sebelum dia membalas, wooyoung sudah menariknya.

"HYUNJIN! APA APAAN INI?!" seru felix mendorong hyunjin mundur.

hyunjin masih menggertak. ia masih berniat untuk mengajak tarung orang tadi namun begitu melihat felix menatap tajam ke arahnya, nyali hyunjin langsung menciut.

🐲🐲🐲

"kamu nggak harus ngobatin dia, lix" hyunjin mendengus.

felix tidak menjawab dan meneruskan memasangi plester di wajah dan lengan orang itu. wooyoung lah yang membelikan plester di apotek tak jauh dari taman.

ketika felix selesai menutup semua lukanya, dia tersenyum penuh rasa maaf ke arah lelaki berambut coklat tersebut. felix menyuruhnya untuk tetap duduk sementara felix menyiapkan makan siang untuk mereka berempat.

"aku harus ngobatin dia hyunjin. apa yang dulu aku bilang tentang gak boleh ngelukai orang lain? hanya karena kamu naga yang lebih-" hyunjin meremehkan, "dia juga naga, felix"

"-kuat bukan berarti kamu bisa.. APAA!?!?!?" felix hampir melempar wajan nasi goreng nya.

laki laki berambut coklat itu tersenyum lebar, "hai! namaku jisung!!"

dia berdiri dan berlari kecil menghampiri felix. ia mengamati felix antusias dari atas sampai bawah sementara felix menatapnya keheranan. felix baru percaya saat menyadari dia punya mata merah yang menyala. tidak realistis persis seperti milik hyunjin dan jeongin.

"kamu pasti felix. alasan hyunjin gak mau pulang ke muspelheim" jisung tersenyum menjabat tangan felix.

"kamu benar benar baik dan tulus. tanganmu juga lembut. ahhh aku juga mau yang seperti ini" jisung tiba tiba memeluk felix.

ia melirik ke hyunjin. jelas jelas ia sengaja membuat naga itu cemburu dengan mencium pipi felix dan meletin lidah ke arahnya.

"kurang ajar! pulang sana!!" yang tidak jisung sangka adalah saat tidak hanya hyunjin namun jeongin juga siap untuk menyerang nya.

"ahhh feliiix selamatkan aku~~~" jisung memeluk felix main main.

mata hyunjin dan jeongin semakin merah, "JISUUUUNGGG!"

felix menepuk jidatnya. felix capek banget. felix rindu kehidupan slice of life yang damai. siapapun, felix gak kuat lagi.. tolong bantu felix...

© SUNDAE, 070522

a/n tenang aja, felix bohong kok gais

ya kali dia sedih serumah bareng tiga cogan <3

❪ 愛 ❫ SUNDAE • skz x felix  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang