『 O4 』

1.2K 213 54
                                    

felix menghela napas, "pertama tama turun dari atasku."

felix berharap semoga hyunjin tak menyadari pipinya yang menghangat dan suaranya terputus di akhir karena gugup. namun tentu saja hyunjin menyadari hal itu, terima kasih karena indera naga yang tajam.

"baik. maaf tuan felix..." hyunjin menepuk rambut felix sebelum ia turun dan membantu felix bangkit.

felix pun duduk di sofa itu sementara hyunjin duduk berlutut di depan felix.

"kedua, berhenti memanggilku tuan felix"

"tapi—"

"itu menyebalkan. dan cringe kau tahu. berhenti memanggil seperti itu, kau bikin kuping ku gatal saja" hyunjin hanya bisa mengangguk tidak berani menyanggah.

"ketiga..." felix mengangkat jari ketiga kemudian diam. hyunjin sendiri nampak teralihkan fokusnya dengan tiga jari yang diangkat felix.

bagaimana jari nya bisa sekecil itu? apakah dia bayi? bayi dalam jelmaan dewasa? orang yang terlambat tumbuh? kurcaci? tapi tubuhnya tetap terlalu besar untuk disebut kurcaci..

felix bergumam mengembalikan atensi hyunjin, "sejujurnya aku juga tidak tahu apa yang ketiga"

hyunjin menoleh, "saya akan lakukan apapun yang tua—" dia menampar mulutnya sendiri, "felix inginkan"

felix memerhatikan lantai ruang tengah nya yang dipenuhi kaset game dan kabel disana disini.

"begini saja, karena aku sibuk kerja (main game) jadi bagaimana kalau kamu bantu bereskan rumah ku? sebagai gantinya kamu boleh tinggal disini"

"ah. seperti servant. butler."

"yahh tidak begitu juga..." tapi dalam hati felix setuju dengan kata kata hyunjin.

sejujurnya felix tidak enak menyuruh hyunjin segala macam seperti pembantu. tapi disebut servant terdengar terlalu mewah juga.

"ya sudahlah terserah kamu memanggil seperti apa" felix menyerah mengangkat bahu.

hyunjin tersenyum, "tua- felix tidak perlu khawatir! saya tahu apa saja tugas seorang servant! saya pernah berkunjung ke kerajaan manusia!"

felix mengangguk senang. baiklah, dia tidak perlu repot repot mengajarkan sesuatu lagi untuk hyunjin. alasan lain kenapa dia tidak mau hyunjin tinggal disini pada awalnya. felix malas menjelaskan segala macam dunia manusia untuk naga tersebut.

"untuk permulaan izinkan saya memandikan felix!"

"hahh?!!?"

🐲🐲🐲

jadi, sepertinya pelayan yang dimaksud felix dan pelayan yang dimengerti hyunjin punya makna yang berbeda. felix ingin hyunjin menyapu rumahnya, membereskan kasurnya, menyuci pakaiannya.

bukan memandikan seperti ini!!

felix tidak bisa menolak saat hyunjin memaksa masuk ke kamar mandi setelah membantu menanggalkan semua kain di tubuh nya. felix malu sekali, sudah dilihat semua nya oleh orang yang baru dia temui bahkan belum 24 jam.

tapi impas 'kan? felix sendiri juga sudah lihat semua punya hyunjin waktu dia berubah jadi manusia kemarin malam.

felix berjengit tiap kali hyunjin menggosokkan sabun di bagian punggung. dia hanya diam menunduk. tak berani menatap ke belakang di saat hyunjin juga sama, kurang memakai kain.




"felix, kulit mu sensitif ya?"

paru paru felix hampir saja tertukar mendengar hyunjin berbisik di telinga nya. jantung felix berdebar kencang saat dia rasakan dada basah hyunjin menempel di punggung belakang sana.

felix menggeleng, "kalau begitu kenapa gemetar sekarang?"

felix tidak tahu. felix tidak tahu apakah kulitnya memang sensitif atau jiwa gay kecilnya yang menggila karena berduaan di kamar mandi bersama seorang lelaki berotot yang seksi.




tidak mendapat jawaban, hyunjin menyimpulkan kalau felix hanya kedinginan dan ingin segera masuk ke bath tub air hangat. ia tersenyum kecil dan segera menggendong tubuh mungil itu dengan mudah.

felix ingin merintih dengan betapa mudahnya hyunjin membawa tubuhnya kemana mana. dia yakin hyunjin bisa menghancurkan tubuhnya sekali pukul dengan tangan lebar itu.

begitu masuk ke air hangat, felix sudah lupa dengan semuanya. ingatan nya kabur seperti pengelihatan nya yang buram karena uap air hangat.

satu satunya yang felix ingat hanyalah tangan hyunjin yang memijat kepala dan mengeramasi rambut nya dengan lembut. juga suara tenang yang bersenandung entah lagu apa bagaikan pengantar tidur untuk felix.






felix terganggu saat sebuah jari menekan pipinya beberapa kali.

"felix, kau tidur ya?"

lelaki itu hanya menjawab dengan mata mengerjap perlahan terbuka. bibirnya cemberut tanpa sadar, tak suka ketenangan nya diganggu.

"apa pijatnya nyaman sekali? sampai ketiduran begitu" hyunjin tertawa kecil.

hyunjin tidak suka membangunkan felix. sungkan karena mengganggu itu alasan formal. tapi sebenarnya dia masih ingin lebih lama mengamati wajah felix yang mengesankan.

bulu mata lentik itu terpejam bagaikan tirai opera yang menjuntai indah. freckles memerah karena uap air hangat. bibir ceri maju beberapa mili menguji kesabaran hyunjin untuk tidak mencium nya sekarang juga.

tapi sekarang felix harus segera keluar dari bath tub sebelum berubah menjadi kepiting rebus. kulit felix yang mulai memerah menyuruh untuk segera menyudahi mandi yang menguras energi itu.

🐲🐲🐲

keluar dari kamar mandi, felix hanya merasakan kantuk yang nyaman. hyunjin segera memeluk felix dengan handuk kering, tahu betapa dingin udara setelah keluar dari mandi air panas.

sisanya felix biarkan hyunjin melakukan apa saja yang dia inginkan. mengeringkan rambut, memakaikan tshirt, bahkan hingga celana juga. sepertinya felix tak begitu menyesal dirawat hyunjin seperti ini.

jadi pangeran untuk sementara tidak buruk juga.

"ehehe..."

"ugghhh kamu ngapaiiiin"

felix tengah kesulitan menahan hyunjin. tangannya berusaha memukul mukul hyunjin tapi sayang ia tak cukup tinggi untuk sampai menyakiti manusia naga itu.

hyunjin sendiri tertawa dengan usaha sia sia felix. tangan nya masih mengusak gemas rambut lebat felix yang mengembang setelah dikeringkan.

"hyunjin berhentiiii!"

"gak mau, rambut mu lucu kayak bayi neverbeast~"

"hyunjin stoop! kepala ku mulai pusing.."

memang benar sepertinya hyunjin terlalu gemas dengan rambut felix. ia tak sadar tengah mengguncang kepala felix sampai dunia berasa berputar bagi felix sekarang.

"oh- maaf! hehe.. tapi kamu tetap gemesin, lixie"




mendengar itu felix tiba tiba diam. ia berhenti menyerang hyunjin dengan tinjuan dan membulatkan matanya lebar lebar. pipinya memerah dan hyunjin tentu menyadari hal itu.

"hm? kamu suka dipanggil lixie?" dan felix mengangguk dan menunduk malu malu sebagai jawaban.

"lixie, my little monster~" hyunjin terkekeh mengusak kepala felix untuk yang terakhir kali pagi itu.

© SUNDAE, 290422

a/n AWWW MY LIL BROWNIE BOI IS BACK !!

❪ 愛 ❫ SUNDAE • skz x felix  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang