『 O1 』

2.1K 247 37
                                    

"satu gelas lagiiiii"

wooyoung menelan ludah cemas. ia sudah berniat menutup botol soju itu namun sebuah tangan mungil menahan gerakannya.

bisa dimaklumi sih, proyek game yang mereka garap tiga bulan terakhir ini baru saja selesai. hanya menunggu tanggal rilisnya dan tidak ada yang lebih baik daripada pesta minum di akhir pekan.

sudah lima kali felix mengisi ulang gelas dan wooyoung tahu dia akan ngambek kalau permintaannya ditolak. kalau sudah cemberut begitu wooyoung mana sanggup menolak felix.

"ya sudah, ini yang terakhir." wooyoung mendengus pasrah sambil menuang lagi cairan bening itu di gelas felix.

"berisik kamu bukan kakakku," felix ikut ikutan mendengus sambil menegak gelas keenam kemudian tersenyum puas.

masalahnya penampakan felix sekarang sudah mengkhawatirkan. pipinya merah sempurna dan jas kantornya sudah tidak berbentuk. matanya pasti sebentar lagi akan terpejam.

kalau begini harusnya wooyoung bawa mobil dari awal. wooyoung hanya berharap semoga felix selamat di perjalanan pulang nanti mengingat teman satu kantornya ini cukup mengundang.

"uurrghhhh ngantuuuk. hyung! lix pulang duluan ya"

wooyoung belum selesai mengunyah ramyeon. ia cepat cepat menelan mi pedas tersebut melihat felix sudah berdiri sambil membawa tas ransel.

bruuk-

wooyoung segera menangkap badan felix yang oleng. felix hanya ketawa nyengir pegangan sama bahu lebar yang lebih tua.

"tuh kaan minumnya kebanyakan sih.. bisa pulang sendiri? mau hyung pesankan uber?"

"hyung parasetamol.. aku cuman kaget berdiri langsung dan gak usah pesen uber! aku gak mau bayar buat ke apartemen yang jarak satu blok dari sini"

wooyoung mengangkat bahu saja mengerti tidak akan bisa memaksa felix. jadi ia bantu felix sampai keluar warung tradisional itu kemudian merapikan dasinya.

"hati hati ya? kalau ada orang usil gigit aja tangannya"

"aku bukan kuciiing!!! dah lah males sama hyung, bye bye!"

wooyoung melambaikan tangan pada laki penebar senyum itu. jujur, dia masih khawatir mana suara felix kedengaran berantakan dan jalannya sudah sempoyongan.

semoga di jalan gak ketemu yang aneh aneh...

🐲🐲🐲

suara alarm berbunyi samar. felix melirik ke meja nakas, bertanya tanya untuk apa dia memasang alarm di hari libur. ah, mungkin kemarin malam ia terlalu mabuk sampai lupa beres beres.

omong omong sejak kapan felix ganti baju piyama? felix sama sekali tidak ingat ke kamar mandi cuci muka dan ritual malam segala macam.

mungkin wooyoung benar, dia terlalu banyak minum.

tapi felix pengen balas dendam kemarin malam!

tiga bulan felix lembur mengerjakan game. kadang sampai tidak pulang ke apartemen. kurang makan kurang tidur. sekalinya selesai felix harus pesta mengapresiasi diri.

tapi sepertinya dia berlebihan. kepalanya pusing dan matanya silau. ughhh felix tidak mau pagi tiba. dia ingin tidur saja sepanjang hari dan bangun seminggu ke depan.

"felix?"

suaranya lembut sekali. seperti membangunkan anak kecil yang sensitif.

tubuhnya memerangkap felix dalam kehangatannya. felix merasa mengecil di balik selimut dan pelukan dua lengan hangat orang itu.

sapuan rambut panjangnya mengenai wajah felix, membuat sedikit geli dan felix mengerutkan hidung. itu adalah geli yang menyenangkan. membuatmu ingin merasakannya lagi dan lagi.

"feliiix?"

dia berbisik sedikit lebih keras. berharap agar felix segera bangun namun tak sanggup hati untuk membuatnya kaget.

sebuah tangan membelai pipi felix. gerakan lembut persis seperti suaranya. seolah wajah felix adalah kaca porselain yang mudah retak jika disentuh terlalu kasar.

"felix~ bangun sayang.. sudah pagi"





sejak kapan felix punya ayang?

lebih lebih lagi

felix tidak ingat tinggal bersama seseorang di apartemen ini.

felix itu jomblo sejak lahir jadi siapa yang...

kenyataan menghantam felix.

BRUUK

"adaww!"

keduanya berseru karena felix tiba tiba bangun dan tak sengaja membenturkan kening mereka.

felix meringis mengelus dahi kesakitan sekejap teringat ada mahluk yang menerobos apartemen nya.

"siapa kamuuu?!"

"tuan felix tidak ingat saya?"

felix mengedipkan mata kebingungan. sumpah demi histori pencarian google nya yang penuh aib, felix sama sekali tidak kenal dengan lelaki tampan yang sekarang duduk di ranjangnya.

dan bukankah itu...

"kamu nyolong jaketku!"

felix menarik jaket coklat bulu yang dikenakan lelaki itu, "ehhh tapi tuan felix sendiri yang meminjamkan ke saya??"

"kapan? dimana? buat apa?" felix berdecak kesal sambil berusaha melepas jaket yang dikenakan orang aneh tersebut.

masalahnya itu fluffie, jaket kesayangan felix. mana mungkin felix minjam ke sembarang orang apalagi alien macam mahluk ini, "keluar dari kamarku dan balik ke ufo mu sana!!"

BRUUKK

oke, felix benar benar menyesal kemarin minum terlalu banyak.

sakit kepala kembali menyerang felix saat ia berdiri dari kasur untuk mengusir sang penyusup. felix hanya bisa berdesis kesakitan memijat kening membiarkan tubuhnya digendong keluar dari kamar.

"tuan felix harus segera minum air dan obat penetral. tenang saja, nanti kalau sudah tuan bisa istirahat lagi..." dan lagi lagi suaranya lembut menenangkan felix.

"soal jaketnya maaf nanti saja kembalikan kalau saya sudah punya pakaian sendiri, ya?"

felix mengerjapkan mata memandangi senyum hangat laki laki itu. ia menerima gelas air putih yang diberikan bersamaan dengan dua tablet berwarna putih.

begitu tamat menghabiskan air, felix dibawa menuju pangkuan laki laki itu-yang tubuhnya lebih tinggi dan lebih lebar daripada felix.

felix punya banyak pertanyaan di kepalanya namun ia tidak bisa bohong kalau pelukan yang dia berikan terasa sangat nyaman. felix bisa langsung terlelap lagi jika ia sandarkan kepala di dadanya.

© SUNDAE, 230422

a/n baru satu chapter dan felix udah kebentok tiga kali :D

❪ 愛 ❫ SUNDAE • skz x felix  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang