untuk pergi ke restoran bintang lima di puncak sebuah hotel mewah sudah sangat mengintimidasi felix. apalagi ini chan yang mengundang makan malam. doakan saja semoga felix gak mati gaya.
menuju meja yang dipesan, disana sudah ada chan, hyunjin, dan jeongin yang duduk di meja lingkaran. menyisakan satu kursi untuk felix. dia duduk dengan kaku.
felix menelan ludah, berusaha bersikap senormal mungkin namun hasil yang keluar hanyalah tindakan awkward. lagipula mana sanggup felix bertahan jika chan seperti menganalisis nya dari atas ke bawah.
chan berdeham, menarik perhatian felix.
"terima kasih, felix. jika bukan karenamu mungkin hyunjin tidak akan hidup sampai saat ini" suara chan yang dingin tetap membuat bulu kuduk felix berdiri.
"e-ehh... aku hanya narik pedang itu biasa. bukan masalah besar..."
"felix, pedang excalibur adalah pedang legendaris yang hanya mau dipegang oleh orang orang terpilih"
"t-tapi...." felix terdiam menundukkan kepala.
aku hanya manusia biasa.
chan menghela napas. untuk kali ini entah kenapa felix bisa merasakan raja naga itu sedikit relaks. jadi felix memberanikan mengangkat wajah.
"kamu unik." chan mengelus sedikit tangan felix di atas meja, "sangat lembut tapi sangat kuat. kamu kecil tapi kamu punya keyakinan kuat di matamu. kamu—"
"ayahhh!!" hyunjin berteriak protes ketika ayahnya menggenggam tangan felix terlalu lembut, melewati batas yang bisa ditoleransi.
chan hanya mendengus mengeluarkan asap dari hidungnya dan balik menatap hyunjin, "kamu sendiri juga. kenapa seenak hati membuat kontrak dengan manusia ini?"
"tentu saja aku harus balas jasa sama penyelamatku!" chan menaikkan satu alis seolah tak percaya dengan yang dikatakan hyunjin.
oh ayolah, chan itu bapaknya sendiri. kenal hyunjin luar dalam sejak ratusan abad yang lalu. hyunjin tidak akan mudah membohongi chan. anak muda itu menelan ludah.
"terserah mau alasan apa yang kamu buat. tapi kerajaan kita melemah hyunjin. dan manusia semakin ganas dengan teknologi baru mereka. aku khawatir kita tidak akan bisa menang tanpa petarung terbaik kita."
hyunjin menggigit bibir dengan tatapan tak senang, "gak mau."
"hyunjin."
"mau sama felix."
felix tercekat. kenapa pula dia harus terjebak di konflik ayah anak ini. felix mau menolak pun semakin tidak enak karena chan menatapnya tajam seolah memaksa felix untuk bilang iya.
"h-hyunjin..."
hyunjin memalingkan muka, "jangan bilang apa apa. kamu gak harus nurut sama apa yang dibilang ayah" kata hyunjin kukuh pendirian tak mau pulang.
"kemarin kamu sudah ajak aku keliling duniaku. sekarang kayanya waktu yang tepat buat keliling duniamu juga" hyunjin tertegun.
felix tersenyum perlahan menepuk bahu hyunjin. felix tidak sadar selama ini ia merindukan berada sedekat ini bersama hyunjin setelah... ah itu bukan pengalaman yang menyenangkan.
"bukankah menyenangkan kalau bisa keliling kampung halamanmu?"
melihat hyunjin tersenyum lebar, chan tahu felix berhasil memancing hyunjin. chan ikut tersenyum puas melihat anaknya tersenyum bersama seseorang yang tertawa lebar untuk hyunjin.
"kau benar benar punya senyuman ibunya hyunjin"
felix memerah tak mengira chan akan berkata begitu. sementara itu hyunjin mengerutkan alis tak senang.
"ogahhhhhh"
"aku gak papa selama bareng felix"
hyunjin hampir menonjok jeongin yang tiba tiba nyeletuk sambil nyengir seperti itu. dengan wajah tanpa dosa sekaligus mengunyah steak daging dia.
"berhenti hyunjin. jeongin." dan keduanya langsung duduk rapi.
chan berdiri merapikan pakaian, "baiklah. aku tidak punya banyak waktu karena aku masih punya kesibukan di muspelheim. kalian berdua cepatlah kembali. aku tidak mau terlalu lama menunggu. mengerti?"
kedua anak naga itu mengangguk menatap kepergian ayah mereka. menyisakan keheningan yang awkward diantara hyunjin dan felix.
seminggu lebih membuat jarak. berusaha melupakan kepahitan kemarin namun keduanya sama sama mengerti kalau mereka tidak bisa seperti ini lebih lama lagi.
"kamu susah dimengerti, felix." gumam hyunjin.
"kemarin kamu bahagia karena aku ajak terbang. terus seenak hati nolak perasaanku. barusan ngelindungi aku dari ayahku dan sekarang maksa aku pulang."
"m-hmm. aku minta maaf hyunjin."
hyunjin tidak menjawab dan memainkan sedotan minuman. hyunjin bisa saja dengan senang hati memaafkan felix tapi luka yang kemarin ia rasakan terlalu menyakitkan untuk dilupakan.
"kemarin aku berpikir kalau aku gak sanggup mencintai kalian semua" felix tertawa. membuat hyunjin keheranan. namun felix menertawakan kebodohan dirinya sendiri.
"ternyata aku salah. mengorbankan salah satu diantara kalian apalagi kamu ternyata lebih menyakitkan dari yang aku bayangkan"
felix tersenyum sedih. apa yang sudah ia lakukan memang keterlaluan. ia juga tidak akan menyalahkan hyunjin jika setelah ini dia akan membencinya.
dan memang itulah yang direncanakan hyunjin. tapi sungguh menyebalkan. lee felix yang menyebalkan dengan senyum bodohnya. lee felix dengan semua kebaikan polosnya yang membuat hyunjin tidak sanggup membenci terlalu lama.
hyunjin menunduk ragu ragu mengeluarkan kotak cincin yang kemarin.
"kamu gak harus nerima cintaku. tapi terimalah ehrmm sebagai bukti pertemanan kembali?"
senyum felix terbit seperti matahari. ia mengangguk menyerahkan tangannya untuk hyunjin. naga itu memerah, gemetar memasangkan cincin itu di jari manis felix.
"arrghhhh tangan ngeselin!"
felix mengeluh merasakan cincin itu kebesaran di jari manisnya. hyunjin menertawakan felix sebelum mencoba alternatif lain dengan memasangnya di jari telunjuk. ternyata muat, syukurlah.
"sini, aku juga pakaikan buat hyunjin" felix mengambil dua pasang cincin akrilik yang tersisa dan memasangnya dengan mudah di jari manis hyunjin.
keduanya menyatukan tangan mereka. sama sama tersenyum tersipu memandangi cincin kembar yang terpaasng serasi di masing masing tangan.
"cantik yeah?" gumam hyunjin.
"mhmm walau aku kira gak ada teman yang pakai cincin kembar"
hyunjin menyeringai kecil sementara felix memandang manapun selain hyunjin. sama sama mengerti dengan perkataan felix. keduanya memasang senyum indah yang sama. membiarkan perasaan yang berbicara.
nyemm nyemm nyemmm
felix dan hyunjin menghela napas. mereka menoleh ke samping.
"jangan pedulikan aku. hanya penonton bayangan. kalian bisa lanjutkan dramanya" kata jeongin tenang mengunyah sisa puding.
dasar ini bocah....
© SUNDAE, 030622
a/n HA
took me years to finish this part
gw stuck di bagian setelah chan ninggalin hyunjeonglix bertiga :")
abis itu vaksin, sakit, dan ngajar XD
god won't let me breathe for a second lol
![](https://img.wattpad.com/cover/298918255-288-k632798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
❪ 愛 ❫ SUNDAE • skz x felix ✔
Fanfiction🎠 ꒰ harem felix ꒱ ━━━ ❝ saya setia untuk tuan felix. ❞ ❝ keluar dari rumahku penyusup! ❞ ••• [ desc.] felix hanyalah seorang manusia yang punya kehidupan normal sampai seekor naga mendeklarasikan diri untuk siap menjadi pelayannya. ➜ bxb ; fantasy...