"Oke apa?" Stevan menatap tidak percaya pada Raina
"Kita pacaran. Udah kan ini lepas buruan tangannya" Raina menepuk-nepuk tangan Stevan
"Heh beneran??"
"Iya beneran, kenapa gak mau?" ucap Raina kelewat santai
"Mau lah tapi ntar pas udah gue lepas lo boong lagi" Stevan pura-pura merajuk
"Beneran ih ,ini copot buruan ntar ada orang" Raina masih berusaha melepaskan tangan Stevan tapi tak kunjung lepas itu
"Oke" Stevan melonggarkan tangannya membuat Raina sedikit lega dan tidak terlalu gugup
"Mulai hari ini Raina resmi jadi pacar Stevano. Deal?" Stevan menjulurkan tangan kanannya
"Deal" Raina menjabat tangan itu disertai senyuman
Raina fikir setelah itu Stevan akan melepaskan tangannya tapi nyatanya dia malah memeluk Raina membuat kain kompres itu terjatuh
"Karena lo udah masuk dikehidupan gue jangan berharap buat pergi oke" Ujar Stevan yang membuat Raina gemas sehingga mengelus surai kehitaman Stevan.
"Love you" ujar Stevan melepas pelukannya dan mendongak kearah Raina
"Love me too" Raina terkekeh geli diakhir kalimat
"Can i?" Tanya Stevan yang tak lama dibalas anggukan dari Raina
Stevan yang mendengar jawaban Itu tersenyum sebelum menarik tengkuk Raina dan meraup bibir mungil itu lembut. Bagi Stevan bibir Raina itu bagaikan candu. Sedangkan Raina berusaha untuk mengimbangi permainan bibir Stevan yang membuatnya terbuai hingga tanpa sadar mengalungkan kedua tangannya dileher Stevan sambil sesekali mengelus surai kehitaman itu.
"Gue rela gak ngerokok asal lo mau jadi gantinya" Stevan melepaskan tautannya dan menatap Raina sendu
"Berhenti ngerokok harus, tapi kalau ciuman mulu apa ga jontor ini bibir " canda Raina tersenyum memperlihatkan dimplenya
Perkataan Raina membuat Stevan gemas dan kembali mengecup Raina sampai Raina mengaduh sebab Stevan menggigit bibir bawahnya.
"Aww" Raina otomatis mendorong dan memukul pundak Stevan yang dibalas dengan senyuman tengilnya.
"Sakit tau kak, untung ga berdarah" Raina merengut sebal
"Utututu pacar siapa ini yang ngambek hm" Stevan terkekeh dan mengelus rambut Raina
Raina masih kesal dan akan berdiri tetapi Stevan menahannya. Raina tetap berusaha berdiri tapi tetap saja tidak bisa karena kekuatan yang dimiliki oleh Stevan tidak sebanding dengan kekuatannya.
"Jangan gerak-gerak sayang nanti ada yang bangun" ucap Stevan
"H-hah?" Raina bingung sampai Stevan melirik kebawah dimana Raina duduk
"Ih kakak mesum" Raina memukul lengan Stevan
"Gak papa kan sama pacar sendiri" Stevan tertawa dan menggenggam tangan Raina "Heh" tegur Raina membuat Stevan cekikikan
"Mau pegang" tanya Stevan
"Apa?" sahut Raina
"Tatto nya sayang,emang mau pegang yang mana?perut? boleh-boleh aja sih tapi kalau yang bawahnya belum boleh ya sebelum kita nikah" Stevan tersenyum tengil yang membuat Raina melotot
Stevan mulai menuntun tangan Raina untuk memegang tatto yang ada dibagian dada kirinya.Terlihat wajah takjub Raina saat menyentuhnya.
"Emang gak sakit pas bikinnya?" tanya Raina dengan tangan dan pandangan masih kearah tatto sepasang sayap itu
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA
Fiksi RemajaRaina seperti namanya dia sangat menyukai hujan, tapi siapa sangka hujan yang selalu membawa kebahagiaan untuk Raina saat itu berganti membawa kenangan buruk untuknya.