tiga+lima

15 5 0
                                    

"Jo"

"Iya Bun" sahut Raina yang tengah sarapan

Bunda mengelus lembut surai Raina "Didepan ada Stevan nungguin tuh"

"Sendirian?"

"Tadinya, cuma sekarang lagi ngobrol sama Ayah kamu"

"Jo harus cepet-cepet nih Bun" Raina dengan terburu-buru memakan rotinya dan segera mengikat tali sepatu

"Pelan-pelan sayang,baru juga setengah tujuh" ucap Bunda

"Bukan soal kesiangan Bun, tapi soal yang didepan. Nanti Ayah tanya yang macem-macem lagi" Bunda menggelengkan kepala mendengar penjelasan Raina

"Dadah Jojo berangkat dulu ya Bundaa" Raina mengecup singkat pipi Bunda nya dan berlari secepat kilat

"Ayahhh" seruan Raina menghentikan perbincangan antara kedua lelaki beda usia itu

Ayah Raina yang semulanya sedang asik mengobrol dengan Stevan pun terhenti dan menoleh pada Raina "Kenapa kamu dek?"

Raina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Gapapa cuma manggil hehe" Raina beralih menatap Stevan dengan mengkode mengedip-ngedipkan matanya "Berangkat yuk kak"

"Joanne dasi kamu ketinggalan nih" Bunda muncul dari dalam dan menyerahkan dasi pada Raina

"Kalau gitu kita berangkat dulu Bun, Yah" pamit Stevan sambil menyalami tangan Ayah dan Bunda yang membuat Raina membulatkan matanya terkejut

"Yah?Ayah?" Raina menatap bergantian pada Ayah nya dan Stevan

Ayah menaikkan alis "Kenapa emang? Ayah sekarang punya temen mancing baru tauu"

"Ayah pamerr" seru Raina kemudian berlalu pergi menarik tangan Stevan

"Hati-hati ya" ucap Bunda setengah berteriak yang diacungi jempol oleh Raina dan dibalas senyum serta anggukan kepala oleh Stevan

🌼🌼🌼

"Tadi Ayah ngobrolin apa aja sama kakak?" tanya Raina setelah mereka sampai diparkiran sekolah saat Stevan telah usai melepaskan helmnya

Stevan menoleh pada Raina "Cuma obrolan biasa tiap Ortu tau kalau ada cowok yang deketin anak gadisnya"

"Biasa gimana?"

"Ya biasa. Nanya nama, kenal dimana, kok bisa deket kenapa, terus nanya alamat rumah sama hobby" sahut Stevan santai

"Kayak sensus penduduk aja" ucap Raina

"Waktu mantan lo kerumah emang gak ditanyain gitu?"

Raina menggendikkan bahu "Gak tau. Soal itu Abang yang ngurus"

"Tapi,emang kita deket ya?" tanya Raina jahil

Stevan menaikkan kedua alisnya "Ya menurut lo gimana?"

Raina hanya mengerjap-ngerjapkan matanya kearah Stevan dan membuat pose seolah sedang berfikir. Stevan terkekeh kecil lalu menggandeng tangan Raina untuk segera berjalan

"Mau dianter sampai depan kelas?" tawar Stevan

Raina menghentikan langkahnya "Gak usah kak. Nanti gue diledekin anak-anak"

"Diledekin gimana?"

"Kalau kata Dwiki 'deket doang jadian kagak' gitu" ucap Raina keceplosan dan langsung menutup mulutnya dengan tangan

Stevan terkekeh "Bilang sama temen lo, masih dalam proses soalnya si Cantik hatinya belum cair"

"Udah lah sampai sini aja, gue ke kelas sendiri" ucap Raina sebelum berlari menuju kelasnya meninggalkan Stevan yang tersenyum kecil memperhatikannya hingga punggung Raina menjauh

RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang