22

1.1K 108 15
                                    

Perasaan nya saja atau memang kelima lelaki ini tampak aneh hari ini, bagaimana tidak aneh, dirinya sepanjang hari pasti berpapasan dengan para tuan muda dari tiga sakte.

Seperti saat ini saat dia sedang memancing pasti akan bertemu Jiang Cheng, eh Jiang Cheng sudah biasa pemuda itu semenjak kemarin tidak meninggalkan barang sedetik pun membuat dia jengah saja.

Bosan satu kata di benak nya saat ini, jenuh dengan tingkah aneh Jiang Cheng Wei wuxian bertanya, "apa yang terjadi Jiang Cheng? Kenapa kau tidak membiarkan kan ku sendiri sedari tadi, biasanya. Jika aku mengajak mu untuk menangkap ikan pasti kau akan menolak, tapi lihatlah saat ini, kau dengan sendirinya datang  tanpa di mintai langsung duduk di sebelah ku. Sejak kemarin kau sangat aneh"

Jiang Cheng hanya memandang datar pemuda manis yang duduk di sebelah nya saat ini, apa? Aneh? Dirinya? Ada yang salah saat ini, Iya. Dia aneh untuk saat ini saja, kalimat yang di keluarkan Wei wuxian saat mereka saat di jembatan masih tergiang di kepalanya sampai detik ini.

Membuat ia tidak dapat tidur nyenyak, tidak tau kah kalau dia saat ini cemburu mereka saja tidak pernah berjalan berdua, ehhh pernah tapi dirinya yang tidak mau ikut adil di dalam nya. Seketika ia menyesal sekarang karna sering menolak ajakan pemuda itu.

Bibir pemuda manis itu berkedut sat tidak ada tanggapan dari lawan bicaranya ini, sungguh. Jika tidak ingat pemuda itu saudaranya sudah di pastikan ia akan mengajak berkelahi saat ini.

Menghela nafas lelah pemuda manis itu bangkit dari posisi duduk nya tadi di ikuti pemuda ungu itu yang memandang bingung, Wei wuxian hanya mendengus kesal dan meninggalkan Jiang Cheng sendiri di kolam ikan dekat dermaga,  mood nya tiba tiba saja jelek sekarang.

Pemuda Jiang Cheng memandang bingung ke arah Wei wuxian, setelah siluet tubuh mungil itu tidak terlihat' barulah Jiang Cheng berteriak layak nya orang gila di danau. "Aaaaaaarrrrrrggggggggg kenapa? Kenapa jadi begini? Tidak bisa? Aku tidak bisa lagi memendam rasa ini Wei wuxian, aku mencintai mu saat pertama kali bertemu. Aku tidak tau bagaiman menjadi seorang pria yang menunjukkan rasa sukanya pada orang lain. Aku bingung dengan diriku Wei wuxian, tidak tahukah kau Wei wuxian kalau aku mencintai mu? Apa yang harus aku lakukan? Apa? Tolong aku" Jiang Cheng terus bercerita dengan memandang sendu ke arah air yang saat ini menampakkan bayangan dirinya. Ia terkekeh miris pada dirinya saat ini, layaknya seorang pengecut yang tidak bisa mengungkap kan perasaan nya pada seseorang.

Salah kah dirinya saat ini menyukai seseorang yang sesama jenis dengan nya?
Siapa yang harus di salah kan saat ini, cinta atau takdir yang mempermainkan dirinya?
Ais,,dia bingung kenapa cinta begitu rumit untuk di pahami. Berdiam diri dengan kaki menjuntai ke dalam air, dingin, rasa itu yang menerpa kulit kaki nya, biarkan lah ia menjernihkan pikiran nya yang saat ini yang sedang kusut. Menutup mata terlintas kenangan saat dirinya dan Wei wuxian bertemu untuk pertama kali nya.

Ayah nya datang dengan mengendong seorang bocah lelaki berusia lima tahun, baju yang compang camping, tangan nya yang kurus, rambutnya yang berantakan saat dirinya pertama kali datang ke Yumeng. Walau begitu tidak membuat wajah Wei wuxian menjadi  jelek saat itu bahkan senyum manis terpatri di wajah nya.

Saat itu lah untuk pertama kalinya Jiang Cheng jatuh cinta, jatuh cinta pada seseorang bocah yang menurutnya  sangat manis itu, jatuh cinta pada senyum memikat bocah lelaki itu. Sejak hari itu mereka menjadi dekat semakin bertambahnya usia mereka semakin pemuda ungu itu mencintai pemuda manis tersebut.

Membuang nafas kasar pemuda itu bangun dari dudukya dan pergi ke arah kamar miliknya, sepertinya dia akan mengurung diri untu saat ini, iya. Ini lebih baik dari pada ia bingung sendiri kan.

Tanpa di ketahui ucapan nya di dengar oleh seseorang di balik pohon, gadis itu memandang sendu ke arah pemuda ungu tersebut. Apakah ini akhirnya? Akhir dari cinta nya
Haruskah ia membuang cintanya yang bahkan belum di balaskan oleh orangnya langsung?
Dirinya belum bergerak, tapi seakan takdir mempermainkan cinta nya saat ini, dirinya harus mundur sebelum berjuang karena orang yang ia sukai lebih mencintai orang lain. Sakit? Jelas, jangan di tanyakan lagi, tapi mau bagaimana lagi ini lah konsekuensi yang harus ia tanggung karna menyukai seseorang.

Tidak adil, itu menurutnya kenapa dunia tidak adil padanya, kenapa semua orang bahkan orang yang ia cintai lebih memilih orang itu, apa yang ia lihat dari lelaki yang asal usulnnya jelas di pungut oleh kedua orang tuanya. kenapa? kenapa? Pertanyaan itu terus tergiang di kepalanya saat ini.

Dada nya sakit, nafasnya tersendat, air mata yang sedari tadi ia tahan luruh seketika, memegang dadanya yang sakit, sesekali memukul kuat karna sakit yang di terima nya.

Sakit ini tidak seberapa saat mengetahui sebuah fakta yang membuat dunia nya hancur seketika, menghapus kasar air mars yang masih mengalir dan pergi dengan tatapan kebencian yang begitu kental jelas ia tunjukkan untuk pemuda yang di sukai oleh sang pujaan hatinya.

Bersumpah akan membuat hidup pemuda itu sengsara karna mengambil apa yang menjadi miliknya, seketika senyum mengerikan tercetak di wajah sembab itu.

Otak nya memikirkan berbagai cara agar membuat pemuda itu menderita, akan ia buat pemuda itu lebih memilih mati daripada hidup. Ahh,, ia akan melihat pertunjukan yang sangat bagus nantinya.

Tidak tahu saja semua yang pergerakan gadis itu di pantau oleh seorang pemuda dengan jubah putih, pemuda itu memandang tajam gadis yang tadi bersembunyi di balik pohon, bahkan saat gadis itu menangis dan tersenyum mengerikan itupun tak luput dari pantauan nya.

Luo Qinyang atau biasa di panggil  mian-mian, gadis itulah yang bersembunyi di balik pohon tadi, pemuda itu akan melihat apa yang akan di lakukan oleh gadis luo itu nantinya, jika ia menyakiti sang pujaan hati maka dapat di pastikan ia tidak akan melepaskan gadis luo tersebut.

Iya, pemuda itu Lan xichen, diri ya tadi hendak berkeliling di sekitaran dermaga Yumeng, di pertengahan jalan tiba-tiba tidak sengaja iris embernya melihat sosok gadis yang ia kenali.

Karna penasaran akhirnya ia mengikuti langkah gadis itu dari jauh, bahkan gadis itu tidak sadar jika di ikuti saat ini. Dan di sinilah dia melihat semua kejadian yang baru saja terjadi depan matanya.

"Heh, ingin menyakiti pria manisku? mimpi saja kau, tidak akan ku biarkan kau menyentuh milikku bahkan se-inci rambut pun nona luo. Aku, Lan xichen. Bersumpah akan membalaskan apapun yang kau lakukan kepada Wei wuxian camkan itu" gumaman lirih terdengar dari mulut pria itu, bahkan mungkin lirihan itu hanya angin saja yang mendengarkan.

Tidak lupa tatapan bengis ia layang kan pada tempat mian-mian berdiri tadi, lantas meninggalkan tempat tadi dan mengubah ekspresi menjadi tenang dan senyum Budha menghiasi wajah tampan nya itu.

Wah,,lihatlah betapa pandai nya pemuda Lan itu menyembunyikan sisi gelapnya, itu baru Lan xichen belum lagi jika ke-empat pawang Wei wuxian yang mengeluarkan sisi iblis mereka.

Selamat kau baru saja membangkitkan sisi lain dari seorang Lan xichen. Semoga kau selamat nanti mian-mian.

catatan:Ok bab 22 ini udah masuk tahap di mana pada pawang Wei wuxian bergerak dan pasti akan ada lika liku di hubungan mereka, juga seseorang yang merusak kedamaian mami manis kita Wei wuxian
Seseorang yang terobsesi pada kelima pria tuan muda dari empat sakte. Kisah tentang kematian orang tua dari Wei wuxian dan rahasia yang tersimpan rapi oleh orang tuan angkat nya nanti.
Pokoknya akan seru😁😁
Baca terus ok😋
Tbc....

Ngak tau kenapa otak lagi lancar saat ini dan untuk yang komen jangan berhenti buat ceritanya thanks banget Saiya makin sayang sama kalian😍😍😍
Semoga suka sama kelanjutan chap nya

See you next time all 😘😘😘

si penggoda yumengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang