Haii guys!
udh pada vote blum? Klo blum vote dlu yuk! Biar berkah hihi
Bantu saran dan supportnya ya^^
Happy Reading 💙
----------------
----------------------
---------------------------
Mereka berhenti di taman belakang sekolah bagian barat. Luis melepaskan cekalan pada lengan Anin, membuat Anin dengan segera menarik lengannya. Terjadi keterdiaman cukup lama diantara mereka.“Ada yang mau di bicarakan?” tanya Anin basa-basi. Sedari tadi dirinya menunggu Luis berbicara, tetapi lelaki itu hanya diam memandangnya.
Terdiam cukup lama, akhirnya Luis mengeluarkan suara.“Nggak ada” ucapannya mampu membuat Anin mendongak dengan ekspresi tidak menyangka.
“Terus buat apa lo bawa gue kesini, Bambang!!” Anin menatap Luis dengan geram.
“Gak penting banget sih!” cibirnya lalu melengos pergi dari hadapan Luis. Tetapi sebuah tangan besar menarik lengannya membuat Anin berbalik kembali menatap Luis dengan jutek.
“Cepet ngomong!” ketus Anin, membuat Luis tersenyum gemas melihat ekspresi gadis itu.
“Apa yang lo liat tadi gak kaya apa yang lo pikirin, itu gak sengaja sama sekali. Gladis ke sandung kakinya sendiri” ucap Luis dengan pandangan yang terus tertuju pada Anin.
“Ya terus? Hubungannya sama gue apa? Gak peduli kali gue juga mau sengaja ataupun enggak ya bodo amat”
Jawaban Anin membuat Luis mengernyit tak suka. Kenapa gadis ini selalu memancing emosinya?Luis tersenyum miring, ternyata gadis ini benar-benar memulai permainan. Baiklah Luis akan mengikuti permainan ini.
“Bagus kalo gitu, gue bisa bebas gak ngerasa terbebani lagi” ujarnya dengan santai sambil menatap Anin dengan dingin.
Anin mendongak menatap Luis tak suka. Jadi selama ini dia hanya beban untuk Luis? Benar-benar menguji kesabaran Anin lelaki ini. Dengan kesal Anin menghentakkan kakinya lalu mendorong dada Luis sekuat mungkin, melampiaskan kekesalannya.
“Ngeselin!! Luis anak Albert ngeselin!!” teriak Anin dengan emosi yang membeludak.
“lo yang ngeselin! Dasar cengeng!!” Luis membalas perkataan Anin dengan tatapan kesal yang dibuat-buat.
Anin semakin kesal dibuatnya “GUE GAK CENGENG!” teriaknya super cempreng. Luis menutup telinganya, bisa pecah gendang yang didalam.
“Halahh gak cengeng, gak cengeng, paling bentar lagi nangis” ejek Luis semakin menjadi. Anin menatap Luis dengan kesal, matanya sudah berkaca-kaca, bibirnya bergetar menahan agar tidak menangis. Sumpah demi apapun, Luis sangat menyebalkan kali ini!
Luis yang melihat itu tertawa renyah lalu mengacak rambut Anin dan pergi meninggalkan gadis itu dengan segala umpatan yang tersangkut di tenggorokan.
“NGESELIN LO!!” teriak Anin sambil menyentak kakinya berulang kali dan memukul udara melampiaskan kekesalannya.
☁️☁️☁️
Setelah istirahat kedua. Di jam siang kali ini, Kelas sedang berada di jam kosong, dikarenakan para guru mengadakan rapat untuk pengambilan raport setelah selesai ujian kemarin. Membuat seisi kelas dengan santai berleha-leha.
Suasana jam setengah satu siang ini sangat terik. Membuat sebagian murid mengipasi badannya dengan buku ataupun itu yang memberikan efek angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Boyfriend [On Going]
Teen FictionDON'T COPY MY STORY, MOHON MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH ATAU YANG LAINNYA. ----------- Sulit hati ini untuk merasa yakin adanya bukti janji, akan berharapnya terhadap beberapa sebuah perbincangan yang penuh dengan ruang harapan "Lihat sikapnya...