Happy reading
Udah pada vote belum? Kalo belum vote dulu yuk! Biar berkah!
_________
_______________________________"Ayok, ikut gue"
Valent mencekal lengan Anin. Membuat Anin panik seketika, apalagi saat ia melihat wajah Valent yang terkena cahaya remang-remang.
"Nggaa!!" Teriak Anin
"Ikut gue. Gausah bebal" ucap Valent dengan tegas. Lalu menyeret Anin agar mengikuti langkahnya dengan paksa.
Anin terus memberontak sampai mereka terhenti di samping motor milik Valent. Valent melepaskan cekalan tangannya pada Anin yang membuat Anin terhuyung karena sedari tadi Anin berusaha melepaskan cekalan dengan paksa.
Dengan reflek Valent menarik lengan Anin, seketika Anin menabrak dada bidang Valent membuatnya melotot tidak santai.
Sedangkan Valent menunduk dan menatap wajah Anin dari atas. Hatinya tiba-tiba berdesir. Ia merasakan hal yang belum pernah ia rasakan.
Tersadar, Anin pun menjauh dari Valent. Valent yang tersadarpun menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Sorry, reflek aja tadi" ucap Valent meminta maaf, namun rautnya sama sekali tidak mencerminkan kalau ia sedang meminta maaf. Mimik mukanya datar dan terlihat songong di mata Anin.
Anin tidak menjawab, ia hanya diam.
"Pake" Valent menyodorkan helm pada Anin membuat Anin lagi lagi melongo. Mengapa orang-orang selalu memberikannya helm?? Padahal dia bukan ulat helm.
"Ngapain?" Anin berujar dengan mimik bingung. Membuat Valent menghela nafas kasar.
Dengan cekatan ia memakaikan helm pada Anin.
"Cantik cantik Lola" gumam Valent namun terdengar sangat jelas di telinga Anin. Anin mendengus dan segera menaiki motor milik Valent.
Ia tahu pasti Valent ingin mengantarkannya pulang maka dari itu ia dengan segera menaiki motor milik Valent. Buat apa Valent memberikannya helm jika bukan untuk mengantarkannya pulang kan?
"Anterin gue pulang. Gue pengen pulang pokonya" ucap Anin penuh penekanan. Dengan segera Valent menyalakan mesin motornya dan melajukan motornya sesuai arahan Anin.
Ia ingin berbaik hati kali ini. Apalagi pada seorang gadis. Ini baru pertama kalinya ia baik pada seorang gadis. Disekolah pun ia hanya memandang tak minat dan tajam pada gadis-gadis yang berusaha mendekatinya. Namun ketika melihat Anin, ia tergerak dengan sendirinya untuk bertingkah baik pada gadis ini.
Di perjalanan hanya ada suara Anin yang mengoceh memberikan pengarahan pada Valent. Valent pun hanya menurut tanpa menyela. Ia tersenyum tipis dibalik helm full face miliknya.
|•••|•••|
Setelah sampai di depan rumah Anin, ia pun segera turun dan melepas helm, memberikannya pada Valent. Valent pun menerimanya.
"Makasih, semoga ga ketemu lagi gue sama lo. Sekali lagi Thanks yaa!!" Ucap Anin sambil berlari menuju pintu rumah dan masuk tanpa memikirkan Valent yang masih berada di depan.
Valent pun menjalankan motornya dan pergi meninggalkan pekarang rumah.
Anin berjalan menuju kamarnya, lampu sudah sebagian di matikan. Dapat ia simpulkan, pasti Rega dan Septian sudah tidur. Kalau Ezra sepertinya masih kelayapan, masa bodo Anin tidak memikirkan makhluk astral seperti Ezra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Boyfriend [On Going]
Ficção AdolescenteDON'T COPY MY STORY, MOHON MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH ATAU YANG LAINNYA. ----------- Sulit hati ini untuk merasa yakin adanya bukti janji, akan berharapnya terhadap beberapa sebuah perbincangan yang penuh dengan ruang harapan "Lihat sikapnya...