02 || Ternyata Aisyah gila

102K 10.9K 192
                                    

Happy Reading...

...

Entah sudah berapa kali Aisyah beristigfar dalam hati, tak ayal ia juga tertawa garing dengan hal apa yang kali ini menimpanya. Mimpinya terlalu panjang, lalu jika kejadian yang menimpanya adalah mimpi bagaimana ia kembali ketubuhnya yang bahkan sudah remuk tertabrak truk?

Dan lagi, dari sekian banyaknya mimpi, kenapa ia harus bermimpi menjadi seorang Ailin Aldebara!? Pemeran piguran yang hanya terlibat beberapa kali didalam novel Cinta Dinda, ditambah lagi Ailin adalah adik dari antagonis lelaki bernama Zidane Floyd Aldebara.

Jangan lupa akhir tragis yang Ailin dapatkan. Oke, jika seperti itu Aisyah harus cepat cepat bangun dari mimpinya.

Namun, apakah ia bisa bangun?

Jika dalam novel novel biasa, hal yang terjadi padanya disebut transmigrasi. Dimana jiwanya berpindah pada jiwa orang lain lalu mendapat misi agar pemilik tubuh yang ia tempati bahagia. Lalu haruskah Aisyah menyelesaikan misi itu agar bisa kembali? Bagaimana jika ia tidak bisa kembali?

Mata Ailin digerakkan Aisyah menangkap pergerakan pintu masuk ruang rawatnya. Dihitung sudah tiga hari ia memerankan Ailin, selama tiga hari itu seorang psikiater perempuan rutin mengecek gangguan didalam diri Ailin.

Mengingat Ailin pernah melakukan bunuh diri yang berhasil digagalkan, tentu orang tuanya akan memberikan penanganan terbaiknya. Sayang sekali orang tua Ailin tidak pernah menjenguknya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, sungguh contoh anak broken home.

Oh ya, lelaki yang sejak pertama Aisyah lihat ditubuh Ailin, lelaki itu adalah Zidane, kakak gila Ailin. Zidane hanya terlihat dihari pertamanya, hari dimana Ailin bunuh diri lalu digagalkan oleh Zidane.

Aisyah penasaran, kenapa Zidane menyelamatkan Ailin jika ia saja nanti tak peduli Ailin dijual? Sungguh membagongkan.

"Ada yang ingin kamu ucapkan?"

Aisyah membenarkan jilbabnya, jilbab hasil dari meminta pada dokter. Ia duduk dengan kaki yang menyilang, tatapan matanya menatap psikiater yang duduk dikursi dekat ranjangnya kesal.

"Assalamu'alaikum." Ucap Aisyah mempertegas.

Psikiater itu terlihat malu, "Waalaikumsalam." Jawabnya.

Namanya Rika, Aisyah mengetahuinya dihari pertama perempuan itu datang. Rika seorang muslim namun Rika masih belum menutup auratnya dengan sempurna, setidaknya Aisyah harus mengajari kesopanan kecil pada Rika.

"Kak Rika kebiasaan."

"Haha, maaf loh. Habisnya jarang ada pasien yang protes kayak kamu."

Aisyah mengumbar senyum, "berarti aku pasien tersopan yang kak Rika tangani."

Rika menghendikkan bahu pelan, niat ingin mengejek, Aisyah malah terlihat percaya diri mengatakan hal itu.

Rika menyodorkan satu tas kecil dengan gambar cake coklat. Ya, memang dari banyaknya pasien yang Rika tangani, sepertinya hanya tubuh Ailin yang selepas gagal bunuh diri malah jadi lebih baik. Tentu karena didalamnya hanya ada Aisyah, yang begitu mengartikan sebuah hidup itu ber-arti.

"Kaka bawa cake, semoga kamu suka."

Aisyah mengambilnya dengan senang hati, mengeluarkan satu toples cake coklat lalu kembali mengumbar senyum.

Dibalik Novel || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang