"Jadi Regan, kamu beneran mau berubah?"
Hari ketiga Ailin dirawat, Regan kembali menjenguknya, itu karena Ailin yang sedikit memaksa, perempuan itu memaksa dengan embel-embel rahasianya akan dibongkar.
Regan bahkan terpaksa bolos, karena Ailin memiliki rahasianya, takut takut jika ia tidak menuruti Ailin maka rahasianya akan tersebar, dan paling ditakutinya adalah kemarahan orang tuanya.
Regan tidak ingin kembali dipukul, cukup saat nilainya menurun saja, Regan tidak ingin mereka marah karena kelakuan biadabnya.
Padahal yang ia lakukan hanya untuk mencari kesenangan disaat ia bahkan tak pernah merasakan sebuah rasa senang dari kedua orang tuanya yang gila pekerjaan.
"Kalo gitu, Regan mau ikut Ailin?" Ailin kini terpaksa duduk dikursi roda, karena diruangannya ada Reza juga Dio dan Tio, dua lelaki kembar seusia Ailin itu ingin bergantian menjaganya, jadi terpaksa kedua orang tua mereka kembali membuat izin acara keluarga pada pihak sekolah mereka.
Siang nanti orang yang akan menjaganya akan berganti.
Ailin cukup bosan, ia ingin pulang.
Namun, butuh beberapa hari Ailin menetap dirumah sakit agar tulang selangkanya membaik, Ailin juga tidak ingin mengambil resiko jika sampai bahunya tidak setara."Kemana?" Tanya Regan.
Ailin menoleh pada Reza, "Ailin pengen ketemu pasien yang tadi kakak kasih tahu, boleh?"
Reza hanya mengangguk. Lelaki itu mendorong kursi roda yang Ailin duduk, dibelakangnya Regan mengikuti tanpa sepatah katapun.
Lalu Dio dan Tio menetap diruang rawat karena Ailin tidak memperbolehkan mereka ikut.
Mereka sampai didepan pintu rawat kelas bawah, saat masuk, ada enam ranjang penuh pasien, tiga dikiri dan tiga dikanan.
Reza membawa mereka ke brankar paling ujung, ada seorang pasien perempuan yang sedang tidur disana.
"Mikaila, pasien yang gagal bunuh diri. Lukanya ada dibagian tangan kiri." Reza menjelaskan sesingkat mungkin, agar Ailin dan Regan langsung paham. Tidak mungkin juga ia menjelaskan kata kata rumit khas dokter.
"Penyebabnya?"
Reza menatap Ailin, tidak yakin memberitahu Ailin.
"Bilang aja."
Reza menghela napas, "Menurut walinya, dia bunuh diri karena mendapat pelecehan seksual."
Ailin mangut mangut, ia menoleh sebentar pada Regan yang termenung menatap pasien didepannya.
"Tapi dia baik baik aja, kan?" tanya Ailin.
Reza mengangguk, "Sekarang baik baik aja, tapi kemungkinan besar dia bakal ngelakuin hal nekat lagi," Reza kembali menatap Ailin, "Ailin, kamu... gak mungkin kan kamu juga bunuh diri karena itu?"
Kini bukan Ailin yang terkejut, melainkan Regan. Lelaki itu tidak tahu Ailin pernah melakukan rencana bunuh diri.
Jika benar, apa itu karenanya?
Hendikan bahu Ailin berikan, "Udah ah, Ailin mau balik. Kaka bilangin ke ka Rika, tolong bantu dia, nanti Ailin kok yang bayarin."
Hati Ailin selembut itu, Reza bahkan tidak menyangka Ailin akan seenteng itu membantu Mikaila, bahkan Regan pun, orang yang telah membuatnya terluka dibantu oleh Ailin.
Dokter muda itu kembali mendorong kursi roda Ailin, menjauh dari ruang rawat inap kelas bawah.
"Kaka ada jadwal operasi?"
"He'eum, bentar lagi." Reza menatap lurus kedepan, ia sebenarnya sangat lelah, namun jika bersangkutan dengan keselamatan banyak orang, Reza akan menjadi orang terdepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Novel || TERBIT
FantasyBagaimana jadinya jika Aisyah yang taat agama bertransmigrasi ketubuh Ailin yang mati karena bunuh diri? ... Aisyah Nurul Huda adalah seorang perempuan muslimah, lingkungan hidupnya dipenuhi dengan hal berbau agama. Dia seorang putri pemilik pesantr...