42 || Kelepasan

49.4K 7.9K 1K
                                    

"Dinda ngomong sama lo, lo gak tuli kan?"

Siapa orang bodoh yang menantang Justine itu!?

Oke, saat Justine berbalik Albert sudah pasrah, Risya juga sama. Mereka sudah tidak mampu menahan langkah Justine yang kembali kebelakang menghampiri kumpulan Dinda.

Suasana makin mencekam saat Natan, orang yang berbicara terlihat menanggapi kemarahan Justine.

Pukulan telak Justine berikan, dan Natan langsung membalasnya.

"Natan!"

Awalnya Natan ingin berhenti saat melihat Dinda ketakutan, tapi Justine kembali memukulnya lebih brutal, bahkan Natan tidak diberi waktu untuk membalas.

Natan jatuh, dan Justine masih tetap memukulinya, merasa Natan sudah pingsan pun Justine masih saja brutal.

Dinda ingin membantu, tapi tangan Zidane menghentikannya.

Zidane sangat tahu bagaimana jika Justine marah, ia saja sebagai lelaki yang lihai bela diri tidak akan bisa menghentikan Justine.

Natan sudah babak belur, jadi Albert turun tangan menarik Justine, sayangnya Albert juga terkena satu bogeman dari Justine.

Dio dan Tio ikut membantu, sama seperti Albert, keduanya terdorong setelah mendapat pukulan masing masing.

Tamatlah Natan.

Dinda juga tidak bisa membantunya.

Fatih, Januar, June dan yang lain bersamaan mencoba menghentikan Justine, kekuatan Justine masih saja belum bisa mereka tahan.

Melihat Natan sudah kacau, kemarahan Justine masih belum reda, Justine mencari samsak tinjuannya yang lain, dan kali ini targetnya adalah Dinda.

Sudah dibilang Justine tidak pernah membedakan antara perempuan dan laki laki.

Saat Justine meninju Dinda satu kali, orang orang lebih panik.

Fatih menghalangi Justine agar tidak bisa menggapai Dinda, dan berakhirlah ia yang menjadi target amarah Justine, Fatih terkena beberapa pukulan sampai ikut terkapar disamping Natan.

Yang mencoba menghentikan Justine lumayan banyak, tapi tidak ada satupun yang mampu menghentikan Justine.

Semuanya terlihat kacau, Dinda yang menangis kesakitan, Natan yang sudah pingsan, dan kini Fatih yang ikut menjadi sasaran.

Albert kembali menarik tangan Justine menjauh, kembali pula Justine memukulnya.

Justine belum puas!

Matanya masih memancarkan amarah yang bahkan belum mereda sedikitpun.

Zidane lalu coba coba maju, menghentikan Justine sekejap, tidak menyangka Justine malah menjadikan Zidane samsak selanjutnya.

Bodoh, mereka seharusnya tidak sampai seperti itu untuk melindungi Dinda.

Lihatlah Januar, lelaki itu ternyata masih punya ketakutan, memilih menyelamatkan dirinya sendiri dari pada harus ikut dipukul brutal oleh Justine.

Orang orang mulai berkumpul, membantu memisahkan Justine dan Zidane.

Tetap saja, tenaga Justine lebih besar dari 10 orang yang menahannya.

Lelaki itu masih tetap ingin menyalurkan hasrat amarahnya pada orang orang terutama Zidane dan Dinda, yang masih terlihat sehat dimatanya.

"Bangsat! Gue gak bisa berhenti ya tolol! Sebelum lo mati! Sini lo, Zidan!" Justine menarik kerah Zidane, meninju wajah Zidane berkali kali.

"Justine!" Risya menarik Justine, ini sudah terlalu jauh, jika Justine masih saja memukuli mereka, mereka bisa mati.

Dibalik Novel || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang