53 || Kecelakaan

51.3K 7.5K 741
                                    

Hari ini Ailin sudah diperbolehkan pulang, selepas tes kesehatan dan mengikuti terapi jalan ia bisa dengan cepat pulih karena tidak bisa merasa sakit.

Dua mobil datang menjemputnya, Ailin akan naik mobil dengan Wildan, William dan Justine. Sedang mobil satu lagi ditumpangi Agis, Safira, Risya juga Zidane.

Anggota keluarga lainnya menunggu dirumah, itu karena keinginan Ailin yang malas menjadi perhatian dengan banyaknya jemputan mobil mewah keluarganya.

Mobil yang dikendarai Agis pergi lebih awal, diikuti dengan mobil yang Wildan kendarai.

"Bang Wildan, Ailin pengen beli susu kotak boleh?"

Tanpa menjawab Wildan langsung masuk area parkir minimarket, langsung keluar lalu membukakan pintu mobil bagian Ailin.

"Ayo."

"Bang Wil terbaik!" Ailin memperlihatkan ibu jarinya, ia langsung berjalan masuk kedalam Indomaret bersama Wildan William dan Justine.

Harusnya hanya bertiga, tapi Justine memaksa ingin ikut menjemput Ailin. Lalu Reza, lelaki itu tidak bisa pulang karena memiliki jadwal operasi.

"Papa udah duluan kali ya."

William mengangguk, ia mengusap pucuk kepala Ailin, "Jangan lama lama."

Ailin tersenyum, "Makanya nanti bang Wil stok susu kotak buat Ailin, biar Ailin gak beli beli lagi di minimarket."

"Haha, iya."

Ailin mengambil susu kotak sebisa tangannya ambil, ia lalu berjalan ke kasir.

"Terimakasih." Ailin mengambil belanjaannya setelah dibayar Wildan, mereka keluar bersama.

"Ailin pengen didepan aja."

"Ngga, Ailin sama Ka Justine aja."

Ailin menghela napas, ia lalu mengangguk, "Oke."

Mobil mereka kembali berjalan, sepuluh menit kemudian mobil mereka kembali berhenti, ada kemacetan panjang didepan mereka.

"Kenapa ka?"

"Lampu merah mungkin."

Mereka semakin penasaran saat para pengendara lain keluar dari mobil, mengecek keadaan depan.

"Bukannya perempatan masih lama?"

Ailin keluar, penasaran juga apa yang terjadi didepan. Yang lain juga ikut keluar. Mereka berjalan kedepan, akibat terlalu penasaran.

Tubuh mereka langsung menegang melihat mobil yang sangat familiar sudah setengah hancur bersama mobil bus yang menabrak pembatas jalan.

"Ka-kaa... I-itu..."

"Ngga!" Ailin berlari, membuka pintu mobil depan, ayah dan ibunya tidak sadarkan diri ddilumuri darah.

"Papa! Mama!" Ailin membuka sabuk pengaman Safira, menariknya keluar, "Mama bangun!"

Wildan William dan Justine ikut mengeluarkan yang lain.

"Telepon ambulans!"

Justine mengecek nadi Risya yang tadi ia keluarkan susah payah, dengutnya sangat lemah.

"A-ailin..." Safira membuka mata, ia menoleh pada Agis yang masih belum sadar, "Papa...?"

Jantung Wildan rasanya berhenti berdetak saat memeriksa denyut nadi Agis, "Pa-pa...?"

Wildan mengguncang tubuh Agis, "Papa!"

"Papa ke-napa?" Ailin sangat takut, takut terjadi apa apa pada Agis.

Dibalik Novel || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang