44 || Mulai tahu

48.2K 7.8K 612
                                    

Matanya perlahan membuka, rasa sakit mulai mendera di sekujur tubuhnya. Yang pertama ia lihat adalah pencahayaan dibagian atas, terang membuat matanya mengerjap.

"Aisyah!"

Perempuan itu tidak sadar meneteskan air mata, ia merasa bermimpi panjang, tapi ia lupa apa yang ia mimpikan. Yang pasti, hatinya terasa sakit, seperti banyak sekali benda tajam yang menghujani hatinya.

Sebenarnya ia mimpi apa?

"Aisyah hiks," perempuan itu menoleh, melihat keberadaan wanita paruh baya yang menangis disampingnya.

"Umi..." Dia Aisyah Nurul Huda, perempuan yang cukup lama koma setelah tertabrak truk.

Aisyah menangis mengingat kejadian terakhir yang ia ingat sebagai Aisyah itu.

Disampingnya, ada Uminya, Ainiyah Fatimah, ikut menangis juga.

"Maafin Aisyah, hiks." Aisyah menggenggam tangan Uminya, menyalurkan rasa rindu yang entah kapan Aisyah rasa.

Matanya tidak sengaja melihat Nizar, kakaknya yang malu malu mengusap air mata karena ketahuan olehnya. "Abang huaaaaaaa.... Maafin Aiiii...." Aisyah menangis keras, meski ia merasa tenggorokannya sakit, tubuhnya juga susah digerakkan.

Tidak lupa ia juga menatap Abinya, Rahmat Hidayat Nurwahid.

Ia rindu, sungguh.

"Ada yang sakit?"

Aisyah mengangguk, "Semuanyaaaa... Ai sakit. Hati Ai juga sakit, hiks. Ai rindu kalian huaaaa..."

...

Kembali pada kenyataan. Ailin yang bahagia dalam alam bawah sadar, berbeda dengan mereka yang menunggu Ailin bangun, mereka terlihat suram.

Semuanya berkumpul didepan ICU, hanya Justine, Jake, Tio dan Dio yang tidak ada, mencari Dinda yang kabur saat sudah ketahuan. Sisanya ada disana, bahkan Zidane yang terlihat lebih frustasi dari mereka.

Risya mendiaminya, bukan hanya Risya, anggota keluarga lainnya juga sama.

Zidane sudah tahu jika Ailin koma didorong oleh Dinda.

Ia kecewa.

Apalagi saat tahu jika Dinda hanya memanfaatkannya.

Rasa sukanya pada Dinda sirna dalam satu waktu. Ada yang bilang jika ia hanya terobsesi, lalu apakah obsesi itu sirna saat merasa kecewa?

Zidane sangat merasa bersalah pada Ailin, apa yang ia perbuat saat Ailin disalahkan? Ia hanya menambah luka Ailin.

Apa yang ia perbuat saat Ailin terluka? Bukannya membantu ia masih saja melukai Ailin.

"Reza... Aku mau bicara sama kamu." Semua orang menoleh pada Rika, dan orang yang dipanggil Rika langsung beranjak tanpa minat.

Reza menarik Rika pelan, Rika dokter psikiater Ailin, mungkin saja apa yang akan Rika ucapkan bersangkutan dengan Ailin.

Reza membawa Rika keruangannya, mereka lalu duduk berhadapan.

"Ada apa?"

"Ayo selidikin penyebab Ailin kena Psikosis."

Reza mengangguk.

"Pertama, apa Ailin pernah diculik pas kecil?"

Dibalik Novel || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang