Happy Reading...
...
Ruangan bernuansa ungu muda dengan beberapa boneka pinguin yang tertata rapih di kasur juga didalam satu lemari penuh menjadi tempat peristirahatan bagi Ailin yang sudah sangat lelah. Perempuan itu berbaring tanpa mempedulikan boneka boneka yang berserakan karena guncangannya saat mencoba merenggangkan otot.
Lagipula ia juga suka dengan makhluk bernama pinguin meski belum pernah melihat langsung, hanya melihat beberapa kartun dengan pemeran pinguin didalam tv saja yang bisa ia lihat. Ternyata pemilik asli tubuhnya sangat menyukai pinguin sampai satu lemari dikamar itu terisi penuh dengan boneka pinguin berbagai jenis dan ukuran, tak apa, ia juga tidak mempermasalahkannya. Baginya, apapun kesukaan Ailin asli akan menjadi kesukaannya.
Ailin beranjak duduk saat merasakan perutnya keroncongan minta diisi, ya, sedari ia pulang dari rumah sakit hingga malam ini tidak ada satupun makanan yang hinggap diperut kecilnya.
Terpaksa, Ailin akhirnya memakai kerudung langsungan lalu keluar dari kamar dengan langkah gontai.
Kakinya berhenti sebelum menuruni tangga, dilihatnya lantai pertama yang terlihat gaduh. Ada empat orang lelaki yang sedang bercanda ria dengan tiga orang perempuan.
Oke, Ailin tahu mereka. Diantara tiga perempuan itu ada seorang pemeran utama wanita, dan diantara empat orang lelaki itu ada Zidane sebagai antagonis pria, juga satu pemeran utama pria.
Ia beritahu sedikit, Zidane memang awalnya bersahabat dengan Elzanatan Registiano Abraham, pemeran utama pria. Namun karena Zidane lebih mementingkan rasa sukanya pada Dinda, pemeran utama wanita yang dijaga satu geng, Zidane akhirnya memilih bermusuhan dengan Natan dan mencoba menjadikan Dinda pacarnya.
Seperti obsesi. Lalu akhir tragis bagi Zidane, seorang antagonis akan tetap menjadi antagonis yang selalu terkalahkan oleh cinta para pemeran utama.
Dari manapun sudut penglihatan Ailin, Zidane memang bodoh, tapi Ailin harus menyelamatkan Zidane dari kehancuran karena kebahagian Ailin asli mungkin salah satunya adalah melihat Zidane hidup damai.
Ailin kembali melanjutkan langkahnya setelah merapihkan penampilan, takut takut ada yang terbuka. Kerudung yang ia kenakan sudah pas menutupi semua rambutnya, lalu baju panjang kebesaran dengan celana longgar.
Ia tidak seagamis itu mengiyakan semua aturan yang dibuat ibunya, padahal ibunya sudah memberi tahu jika seorang perempuan tidak boleh memakai celana, meski celana kebesaran sekalipun.
Ketukan sandal pinguin milik Ailin menghentikan candaan mereka, mereka seakan terfokus memperhatikan gerak gerik Ailin dan Ailin tidak peduli akan hal itu. Ia hanya terus berjalan menuju dapur, membuka kulkas lalu mencari makanan ringan yang sialnya tidak ada sedikitpun, bahkan mie instan pun tidak terlihat didapur besar itu.
Ailin menunduk lesu, ia kembali berjalan lalu berdiri didekat Zidane yang menatapnya tajam meminta Ailin kembali masuk kedalam kamar.
"Dimana Abang Wil?" Tanya Ailin to the poin.
Zidane menyorot Ailin tajam, "Masuk kamar!" Bukannya menjawab Zidane malah mengusir Ailin, membuat perempuan itu berdecak kesal. Terlepas dari kekesalannya, Ailin menatap melas pada Zidane, "Ailin laper, perasaan tadi ciki ciki masih banyak di kulkas, tapi pas Ailin liat udah ga ada satupun. Jadi Ailin mau minta tolong bang Wil buat anter ke minimarket, atau... Kaka mau anter?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Novel || TERBIT
FantasyBagaimana jadinya jika Aisyah yang taat agama bertransmigrasi ketubuh Ailin yang mati karena bunuh diri? ... Aisyah Nurul Huda adalah seorang perempuan muslimah, lingkungan hidupnya dipenuhi dengan hal berbau agama. Dia seorang putri pemilik pesantr...