Part 2

214 232 57
                                    

Happy reading😉💕
###

"Ra, kantin yuk!"

"Pasti rame, Ley. Males gue harus desek-desekan."

"Gapapa gue yang pesenin. Ayok!!" Paksa Aley, dengan menarik-narik lengan Dayara.

"Iya, iya gue ikut." Dayara hanya pasrah.

"Nah, gitu dong. Jan molor mulu kerjaan lo kalo istirahat, perut juga butuh diisi." Tutur Aley.

Ya, Dayara memang selalu menggunakan waktu istirahatnya untuk tidur. Alasannya karena dia malas ke kantin yang ributnya minta ampun dan harus berdesak-desakan saat jajan. Dan menurutnya, kenapa waktu emas itu tidak digunakan untuk tidur saja, selagi ruangan kelasnya hening, aman dan tentram?

"Lo tunggu disana ya, Ra. Gue pesenin." Tunjuk Aley pada salah satu bangku yang kosong diarea pojok kantin.

"Oke."

"Yang kek biasakan? Bakso sama es teh?" Aley memastikan.

"Sip!" Dayara mengacungkan jempolnya dan berlalu pergi ke tempat yang ditunjuk oleh Aley tadi.

Saat dia sedang asik menunggu sambil bermain ponsel, tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya.

"Permisi kak, ini buat kakak." Kata cewek itu, yang kelihatannya seperti adik kelas?

"Dari siapa?" Dayara memastikan.

"Maaf kak, katanya nggak boleh di kasih tau. Permisi kak." Pamit adik kelas itu.

Dayara melihat susu kotak rasa full cream kesukaannya. Dan ada sticky note berwarna kuning didepannya.

'Buat lo, Ling.'
Itu tulisannya.

Ling? Nggak mungkin dia kan? Pikir Dayara.

###

Broott

"Gila lo!! Bau bangke tikus nih jaket gue." Gavin langsung merampas jaket hitam kulit kesayangannya yang baru saja kena gas beracun yang dikeluarkan Dino.

"Heh! Jan suka suudzon ferguso, sesungguhnya demi tupperware pink emak gue, itu tuh bau surgawi!" Sahut Dino tak kalah sewot.

"Surgawi pala lo peang! Bau jahanam yg ada." Terdengar penuh esmosi sekali Gavin ini. Tapi beda cerita ya guys kalau sama cewek incarannya.

"Eh, gak boleh begitu maszeh. Menurut emak gue itu adalah bau wangi yang terkutuk." Dino masih memegang teguh keyakinannya.

"Emak lo aja bilang itu bau terkutuk anjir." Kenan tertawa ngakak sambil guling-guling dilantai tempat mereka biasa ngumpul, bisa dibilang markas tapi hanya untuk mereka berlima, dan tempatnya tidak jauh dari sekolah.

"Bau wangi yang terkutuk." Koreksi Dino dengan senyum menyebalkannya.

"Gak waras lo, No." Gasa terkekeh pelan melihat tingkah teman-temannya yang absurd, terutama Dino dan Kenan yang biasa menjadi biang kehebohan mereka.

"Bukan temen gue." Kali ini El yang berbicara.

"Mampus lo kagak diaku noh sama si es kutub." Gavin tertawa puas.

Just HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang