Part 12

169 191 39
                                    

Selamat membaca!!💗

###

Kembali pada hari Senin yang penuh dengan drama kemalasan para siswa siswi diseluruh penjuru nusantara.

Hari ini Dayara izin tidak mengikuti kegiatan upacara karena kepalanya benar-benar ingin pecah saat ini. Berujunglah ia dibawa ke UKS oleh dua anggota OSIS.

Seorang cowok yang sedang berdiri mengikuti barisan kelasnya diposisi paling belakang itu mengedarkan pandangannya.

Ia mencari satu objek yang membuatnya selalu penasaran akhir-akhir ini, dan memutuskan untuk tidak lagi mengganggunya melainkan mencari tau siapa sebenarnya sosok tersebut.

Setelah sekian menit ia mengedarkan pandangannya, ia tidak menemukan sosok yang ia cari. Kemana dia? Pikir cowok itu.

Tanpa basa-basi ia hendak berlari meninggalkan barisan, dia sangat ingin tau dimana sosok yang ia cari.

Namun sebuah tangan yang tak kalah kekar dari tangannya itu mencekal lengan cowok tersebut.

"Kemana?" Tanya El.

"Bukan urusan lo gue mau kemana." Gasa menepis tangan El yang mencekalnya. Kemudian berlari secepat kilat untuk mencari sosok yang tak ia temui dilapang.

El mendengus kesal. Ia tau siapa sosok yang dicari oleh Gasa. Tapi ia tidak bisa meninggalkan barisan, jika dua orang pergi maka para guru akan mengetahui jika ada yang kabur. El tidak mau mencari masalah hari ini. El hanya membiarkan dan mencoba untuk sabar menunggu hingga upacara ini usai. Meski ia tau hatinya tidak tenang.

###

Gasa terus berlari menyusuri lorong demi lorong, memeriksa kelas demi kelas. Ia tidak mau melewatkan satu ruangan pun. Sampai pada akhirnya ia tiba didepan ruang UKS.

Dengan nafas tersengal ia memasuki ruangan itu. Sepi. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan didalamnya.

Gasa tidak menyerah. Ia membuka satu persatu gorden yang menutupi setiap brankarnya. Hingga ia menyisakan satu tempat lagi yang belum ia buka diujung ruangan.

Saat ia membukanya, ia akhirnya menemukan sosok yang ia cari sejak tadi. Seorang gadis tampak berbaring lemah dengan keringat bercucuran didahinya. Apa dia benar-benar sakit?

Tatapan sendu Gasa tertuju pada gadis diatas brankar itu. Sungguh, ada rasa sesak yang menghantam dadanya kala melihat gadis itu sakit seperti sekarang.

Gasa menghampirinya perlahan, kemudian duduk ditepi brankar perlahan. Ia tidak mau membangunkan gadis yang sedang terlelap itu. Gasa mengusap lembut surai hitam milik gadis tersebut.

"Gue nggak tau lo Gaga atau bukan, tapi gue berharap dengan sangat kalo lo itu emang Gaga. Karena lo udah buat gue bingung setiap ketemu sama lo. Gue nggak mau perasaan itu dateng kalo bukan Gaga penyebabnya." Gasa menghela nafas pelan sambil terus mengusap lembut puncak kepala gadis yang masih memejamkan matanya itu.

Entah angin darimana, Gasa tiba-tiba mendekatkan wajahnya kearah gadis itu.

Cup.

Gasa mengecup hangat puncak kepala gadis tersebut, "Cepet sembuh ya. Gue nggak mau ngeliat Gaga gue sakit kayak gini. Walaupun belum tentu lo itu Gaga, setidaknya gue masih berharap kalo lo emang Gaga. Gaganya Al yang hilang."

Setelah mengatakan itu Gasa mengusap kembali surai gadis itu dan menggenggam tangan sang gadis, lalu mencium tangan itu dan meletakkannya kembali. Ia pun berlalu pergi meninggalkan ruangan UKS itu.

Just HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang