Part 6

198 214 72
                                    

Happy reading guys!!

###

"Terkadang terlalu berharap juga tidak baik. Tapi harapan pasti tersedia bagi setiap umat manusia kan?"

-Renggasa Alvano Didjaya-

###

Seorang guru paruhbaya yang melangkahkan kakinya dengan penuh wibawa itu memasuki kelas 11 IPA 1, yang tak lain adalah kelas Dayara.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini guru-guru akan melaksanakan rapat untuk pelaksanaan ujian bulan depan. Jadi kalian free class. Tapi ibu mohon jangan ada yang pulang sebelum jam sekolah berakhir. Sekian, terimakasih." Ucap guru tersebut.

Sontak semua murid dikelas itu bersorak bahagia. Siapa yang tidak suka dengan free class? Itu adalah harapan bagi sebagian besar siswa didunia ini.

"Nahh kan, udah gue dugong sih daritadi kalo bakal free class. Gue otw alam mimpi ye Ra. Tar kalo lo mau ke kantin bangunin." Ucap Aley sambil membenahkan posisinya untuk tidur.

"Hmm, jan lupa mimpiin gue ya Ley." Sahut Dayara, sambil terus fokus pada novel yang sedang ia baca.

"Najis. Mending gue mimpiin pangeran Gavin daripada lo." Sinis Aley.

Dayara menolehkan wajahnya kearah Aley. "Bukannya yang namanya Gavin itu terkenal playboy ya?" Tanya Dayara.

"Iya gue tau. Gue gak berharap banyak sampe harus jadi pacarnya. Gue cuma suka dan kagum sama ciptaan Tuhan yang indah. Gue nyaman kok cuma liat dia dari jauh juga." Jelas Aley dengan mata berbinar.

"Dah ah, molor sana. Jan halu mulu kerjaan lo." Dayara terkekeh.

"Gue lebih suka dunia halu daripada dunia nyata Ra. Soalnya dalam dunia halu gue bisa menjadi apapun yang gue mau. Sementara dunia nyata tuh rumit, terlalu banyak pemaksaan." Aley seolah lupa dengan kantuknya.

"Serah lo deh, molor sana. Tar keburu pulang lagi." Dayara tau Aley sedang lelah. Tidak hanya fisik, pikiran dan jiwanya juga ikut lelah.

###

"Asekkk free class nih. Mau ngapain kita?" Kenan berseru riang.

"Nangkep paus yuk, di solokan!" Kali ini Dino yang antusias.

"Paus mah nggak keren, gue pengen nangkep buyur di tengah laut. Itu baru keren." Kenan menepuk dadanya bangga.

"Gak! Nangkep paus disolokan lebih keren!"

"Mending nangkep buyur di laut!"

Kenan dan Dino terus memperebutkan opsi siapa yang lebih keren.

"Gak waras lo berdua!" Gavin sedikit esmosi.

El hanya memperhatikan tingkah teman-temannya yang absurd.

Ditengah kehebohan sekelompok cogan itu, tiba-tiba salah satu dari mereka berdiri dan meninggalkan kelasnya setelah menerima telpon. Wajahnya tampak panik entah karena apa. Sebelum melangkah lebih jauh, seseorang mencekalnya.

"Kemana?" Itu suara dingin dari El.

"RS." Setelah menjawabnya singkat, Gasa menepis tangan El yang mencekal lengannya. Kemudian berlari terburu-buru ke arah parkiran tanpa mempedulikan tatapan penuh tanya setiap siswa yang ia lewati.

Just HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang