Part 9

183 201 30
                                    

Happy reading prennn..

###

Dayara datang lebih pagi hari ini. Bukan karena apa, dia hanya ingin merilekskan pikirannya pagi ini bersama suasana hening yang menghiasi sekolahnya.

Dayara menyusuri koridor demi koridor yang masih sepi itu. Ia juga menikmati udara sejuk pagi ini sambil melangkah santai menuju kelasnya.

"Heh! Cewek murahan!" Seseorang mencekal lengan Dayara kasar, dan memutarnya.

"Eh, lo ngapain anjir!" Dayara terkejut akan perilaku seorang cewek dibelakangnya ini yang begitu tiba-tiba. Dan saat Dayara berbalik, ternyata ia adalah cewek yang kemarin memperlakukannya dengan ketus saat ia menanyakan keberadaan Gasa.

"Apa maksud lo ngedeketin Gasa?!" Gadis itu berteriak marah.

"Lo ngomong apa sih?" Dayara menepis tangan yang mencekal tangannya hingga terlepas. Dia bingung dengan situasi ini.

"Lo mau cari masalah sama gue?!" Gadis dengan nametag Vanya Andinswary Auliya itu mendorong bahu kanan Dayara kasar.

"Apaan sih, bangsat! Gue gak ada urusan ya sama cabe-cabean kayak lo!" Dayara berseru ketus.

Ya, penampilan gadis yang kerap disapa Auliya itu penampilannya memang mirip 'cabe-cabean'.

Bagaimana tidak?

Seragam ketat, rok pendeknya minta ampun, make up menor, dan rambut keriting gantung yang sengaja ia gerai. Tak lupa ada berbagai jenis gelang ditangannya. Ia adalah teman satu kelas Gasa yang selalu mengejar-ngejar cowok jangkung dengan badan tegap yang proporsional itu.

Sementara Gasa berusaha menghindarinya setengah mati. Karena Gasa tidak suka cewek centil seperti Auliya.

Auliya tidak hanya sendiri, dia ditemani kedua temannya yang selalu berjalan dibelakangnya kemanapun ia pergi. Airi dan Wina namanya. Tunggu, teman? Entah mereka bisa disebut sebagai teman atau.. babu?

"Wahh berani lo sama gue?!" Auliya tersulut emosi, ia mengangkat tangannya hendak menjambak rambut Dayara.

Dayara menangkis tangan Auliya cekatan, kemudian berbalik mencengkramnya kuat. Ia tidak akan membiarkan orang seperti Auliya menyakitinya. Tidak akan pernah!

"Gue nggak tau apa hubungan lo sama Gasa. Yang jelas, gue gak ada hubungan apa-apa sama dia!" Dayara menghempaskan tangan Auliya kasar, ia tidak ingin melampiaskan emosinya lebih jauh lagi.

Auliya merintih kesakitan saat tangannya dihempas begitu saja oleh Dayara.

"Heh, jan main kasar woy!" Sentak Airi pada Dayara, saat melihat temannya diperlakukan kasar.

"Gue gak ngomong sama lo!" Telunjuk Dayara tepat mengarah ke wajah Airi.

Sementara Wina menatap Dayara tajam.

"Apa lo?! Mau gue habisin?!" Dayara menatap nyalang ke arah Wina, kemudian berlalu pergi meninggalkan tiga sekawan itu.

"Kali ini lo boleh lolos brengsek! Liat aja nanti." Sungut Auliya penuh emosi.

###

Dayara mendaratkan tubuhnya pada kursi tempat ia belajar di sekolah. Ia merenggangkan badannya yang terasa kaku. Sungguh, Dayara tidak tau kenapa ketiga curut itu mengganggunya.

Pasalnya dia tidak begitu dekat dengan Gasa, dan baru pertama kalinya kemarin ia menanyakan keberadaan Gasa. Itupun hanya ingin mengembalikan payung yang saat itu Gasa pinjamkan. Lalu dari sisi mana yang membuat cewek aneh itu cemburu?

Just HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang