⚠️Vote dulu sebelum membaca!⚠️
💜Happy reading💜
###
Setelah kepergian Gasa, Dayara masih tidak beranjak dari rooftop. Sungguh, ia sendiri tidak tahu jika Gasa ada disana bersamanya. Mungkin karena tumpukan kayu yang menutupi kedua sisi itu.
Dayara tak kuasa menahan bulir air yang sejak tadi menetes membasahi pipinya. Ini semua salahnya. Ini semua karena ia tidak jujur sejak awal pada Gasa.
Saat Gasa berkata tidak ingin melihat wajahnya lagi, hatinya bagai diterjang ribuan anak panah yang menancap begitu dalam.
Sefatal itu ternyata kesalahannya ya? Sampai Gasa tidak mau melihatnya.
Setelah Mengeluarkan semua emosinya dalam sebuah tangisan, Dayara berusaha menetralkan kembali ekspresinya agar tidak terlihat seperti orang yang baru saja menangis.
Dirasa cukup, Dayara pun turun dari rooftop. Berharap suasana dilorong tidak terlalu ramai agar ia tidak menjadi pusat perhatian dan bahan pembicaraan siswa-siswi SMA Gelora.
Namun, harapan Dayara tidak terkabul.
"Wahh, liat siapa yang baru turun dari rooftop? Pantes Gasa gue mukanya eneg banget pas turun dari sana, taunya habis ketemu sama cewek gatel ini." Gadis dengan penampilan khasnya yang seperti cabe-cabean itu bersidekap dada dengan angkuhnya.
Dayara tahu cewek norak ini menginginkan Gasa dan berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara. Tapi kenapa harus Dayara yang dijadikan sasaran? Masalahnya saha sudah rumit, masih harus ditambah dengan ini?
"Gue nggak ada urusan sama lo." Dayara hendak pergi, namun lengannya dicekal oleh Auliya dan jalannya dihadang oleh kedua teman Auliya, Airi dan Wina.
"Wow wow, nggak usah buru-buru gitu, dong. Kita kan belum main apa-apa." Auliya tersenyum kemenangan.
Dayara menyentak kasar tangan Auliya yang semula mencekal lengannya.
"Gue bilang, gue nggak ada urusan sama lo." Ulang Dayara dengan wajah datarnya.
"Tapi gue ada, gimana dong?" Usai mengatakan itu, Auliya memberi kode pada Airi dan Wina untuk menyeret Dayara ke toilet perempuan yang sudah tidak terpakai tepat diujung lorong setelah turun dari tangga rooftop.
Namun, tidak semudah itu untuk menyeret Dayara begitu saja. Dengan sedikit memberontak saja Dayara mampu melepaskan diri dari cengkraman Airi dan Wina.
"Kalo lo semua nggak ada kerjaan, mending nggak usah gangguin gue." Baru satu langkah, Dayara merasa kepalanya sakit bukan main.
Kenapa kepalanya harus sakit disaat seperti ini. Refleks Dayara mencengkram kepalanya.
Auliya tertawa sinis, "Nggak usah sok deh lo, penyakitan aja belagu."
Airi dan Wina langsung menyeret Dayara lagi ke toilet diujung lorong itu. Sementara Auliya mengikuti mereka dibelakang.
Tentu Dayara tak bisa memberi banyak perlawanan. Semakin ia melawan kepalanya semakin terasa pusing dan sakit.
"Sekarang kita mulai permainannya." Auliya tersenyum menang, akhirnya ia bisa leluasa mengganggu cewek yang selama ini sangat ingin ia 'mainkan' karena telah lancang merebut perhatian pujaan hatinya. Itu pikir Auliya.
"Lo bisa caper lagi sama Gasa kan sekarang? Kenapa harus gangguin gue? Dia udah nggak mau ketemu gue lagi, jadi tolong lepasin gue." Lirih Dayara sembari menahan rasa nyeri dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Her
Teen FictionIni hanya tentang kita yang mengikuti alur takdir, dan belajar ikhlas untuk setiap rencana-Nya yang terbaik. -Just Her- -Faizah Abbiah <3 ⚠️⚠️PERHATIAN!!⚠️⚠️ ⚠️KARYA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA⚠️ ⚠️🚫SAY NO TO PLAGIAT!!🚫⚠️ Selamat membaca, semog...