Part 14

181 190 26
                                    

Gak usah banyak cincong, mending baca aja yuk!

###

Hari ini Dayara dan Aley memutuskan untuk shoping berdua. Walaupun Aley harus bersusah payah mengajak Dayara dengan berbagai bujukan, tapi pada akhirnya Aley berhasil membawa Dayara keluar dari kandangnya.

"Ra, warnanya bagusan yang ini, atau yang ini?" Tanya Aley sambil menenteng 2 pasang sepatu ditangannya.

"Dua-duanya bagus. Beli aja semuanya." Ucap Dayara asal-asalan, dengan pandangan yang fokus pada layar ponselnya.

"Lo yang bener dikit napa sih, gue nanya beneran nihh." Aley menghentakan kakinya kesal.

"Gue juga udah bener ini. Toh lo juga kalo gue pilihin ujung-ujungnya dibeli semua!" Dayara masih fokus pada ponselnya.

"Iya juga sihh," Aley cengengesan tidak jelas. "Tapi jan liat hp mulu kek, kan kita mau seneng-seneng! Lo malah fokus liatin hp."

Dayara hanya berdehem pelan, tidak menggubris ucapan Aley.

Sangking kesalnya, Aley menyahut ponsel Dayara, "Lo liat paan sih?!!"

Dayara hanya diam, membiarkan Aley melihat isi ponsel yang sedang ia lihat tadi.

"OMG! Lo stalking si Gasa?!! Lo suka sama dia?!!" Aley bertanya histeris.

Sontak Dayara menempeleng kepala Aley.

"Lo kalo ngomong gak usah pake teriak bambang!"

"Lo beneran suka sama Gasa, Ra?" Kali ini Aley bertanya pelan.

Dayara menggeleng, "Gak, kebetulan aja lewat diberanda IG gue. Ya gue liat aja."

"Beneraannn?" Goda Aley.

"Gak usah ngurusin gue! Apakabar noh sama si Gavin kesayangan lo itu? Kemaren gue liat lo kek menghindar dari dia?"

Aley menghela nafas berat, "Dia nembak gue Ra." Aley menunduk lesu.

"Oya? Bagus dong? Terus, lo terima?"

Aley menggeleng, "Gue tau, gue suka sama dia. Gue sayang sama dia. Tapi gue belom siap buat patah hati Ra. Lo kan tau kalo dia tuh playboy. Gue nggak mau kalo ternyata gue cuma salah satu mainannya."

Dayara menepuk pelan bahu Aley, "Bagus, itu pilihan yang tepat Ley. Lo harus dapetin yang sayang dan rela lakuin apa aja buat lo. Bukan yang sekedar singgah, terus pergi lagi kek nggak punya dosa. Gue dukung lo selagi itu emang yang terbaik buat lo."

"Makasih Ra. Lo juga! Jan sibuk sama masa lalu lo mulu. Dia udah pergi kali Ra, udah lupain lo juga. Buktinya kagak balik-balik tuh si curut sampe sekarang."

Kali ini giliran Dayara yang menghela nafas lelah, "Dio nemuin gue lagi."

Aley terkejut bukan main. Pasalnya setelah sekian tahun menghilang tanpa adanya kabar, kenapa dia kembali lagi?

"Serius Ra?" Dayara mengangguk.

"Kapan? Mau ngapain dia balik lagi? Mau ngusik luka lama? Babi tuh orang! Kagak bisa apa liat lo bahagia?! Dia bilang apa sama lo?!" Aley bertanya tidak sabaran.

"Dia cuma bilang kalo dia masih sayang sama gue."

"Setelah ninggalin lo? Pas lo lagi butuh dukungan dia? Iya?!" Entahlah, Aley seperti punya dendam kesumat pada Dio. Padahal bukan dia yang disakiti.

Dayara kembali mengangguk, "Gue nggak siap buat nerima dia balik lagi Ley."

"Gue saranin lo jauhin dia, dan gak usah nerima dia lagi." Aley berkata mantap.

Just HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang