Part 33

32 26 6
                                    

⚠️Jangan lupa vote!⚠️

💜Happy reading💜

###

2 tahun yang lalu...

Seorang gadis dengan wajah pucat dan badan yang terkulai lemah di atas brankar rumah sakit itu perlahan membuka matanya.

Entah kenapa dia berada disini, dan entah sejak kapan. Yang ia ingat, dirinya sedang menyebrang jalan sebelum kehilangan kesadarannya.

Apa yang terjadi?

Cklek.

Pintu ruangan tempat ia dirawat terbuka. Seseorang yang membukanya itu seolah berhati-hati tak ingin siapapun mengetahui kedatangannya.

Rena yang baru saja tersadar dari tidur panjangnya itu merasa takut dan terkejut. Tapi ia tak bisa melakukan apapun, bahkan hanya sekedar untuk mengucapkan sepatah kata pun ia tak bisa.

Tapi setelah beberapa detik orang itu hendak mendekatinya, pintu ruangan Rena kembali terbuka. Kali ini dokter dan 2 orang perawat yang masuk.

Sontak saja itu membuat seseorang yang sejak tadi mengendap-endap terkejut dan bersembunyi dibalik pintu.

Kemudian saat dokter itu fokus memeriksa Rena yang adalah pasiennya, orang itu berpindah ke toilet yang tepat berada didepannya dengan gerakan cepat tanpa menimbulkan suara.

"Sungguh, ini keajaiban Tuhan." Dokter itu mengucap syukur. Kemudian bergegas menghubungi keluarga Rena.

Saat dokter itu keluar dengan kedua perawatnya dan berbincang dengan keluarga Rena via telpon, orang yang sejak tadi bersembunyi di toilet pun keluar dan mendekati Rena perlahan.

Tentu Rena sangat takut dan berusaha untuk memanggil dokter yang tadi, namun entah kenapa badan dan mulutnya seolah tak bisa diajak bekerja sama.

Lidahnya kelu, dan badannya sulit untuk digerakkan.

Orang yang sejak tadi memakai pakaian serba hitam dan memakai masker itu kini tepat berada disamping Rena. Kemudian ia membuka maskernya.

Rena terkejut. Tentu saja. Kenapa orang yang begitu ia kagumi, begitu ia sukai, berada disini dan mengendap-endap layaknya maling?

"Gue nggak punya masalah sama lo. Tapi gue nggak boleh biarin lo hidup." Ucap orang itu dengan nada rendah dan mengintimidasi.

"Lo harus mati. Itu perintahnya."

Rena menangis. Ia tidak tahu harus bagaimana.

Perintah? Perintah siapa yang ia maksud? Kenapa dia menginginkan kematian Rena?

Banyak pertanyaan yang berputar dikepala Rena, dan itu membuatnya semakin pusing.

Kini, orang itu berusaha melepas alat bantu pernafasan yang dikenakan Rena, dan mencabut semua alat medis yang terpasang ditubuh gadis cantik itu.

Kemudian orang itu mengeluarkan belati yang sejak tadi bertengger disabuknya.

Rena menggeleng dan menangis, namun ia tak bisa mengeluarkan suara.

Dengan semua tenaga yang Rena miliki, gadis itu berusaha untuk berteriak dan mencegah perbuatan orang tersebut.

"E- El..." Hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya.

Cklek.

Pintu terbuka. Orang yang baru saja Rena panggil dengan nama 'El' itu langsung berlari keluar melalu jendela. Entah bagaimana dia keluar melewatinya, padahal ruangan Rena berada dilantai 3.

Just HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang