Part 16

166 192 21
                                    

Mau baca?

Vote dulu yagesya!!

###

"Terkadang kau adalah sesuatu yang paling kuharapkan. Meski aku tidak tau, it's true or not."

-Just Her-

###

Hari ini Dayara berniat untuk mengembalikan gelang abu yang sempat Gasa berikan padanya malam itu.

Sejak tadi Dayara bergerak tidak tenang, menunggu bel pulang sekolah.

"Lo nape sih? Kagak bisa diem dari tadi?" Aley menatapnya heran.

"Ng- nggak, gue gak papa."

"Bener?"

Dayara mengangguk mantap.

Kringgg...

Dayara langsung berlari keluar dengan tergesa.

"Anjir! Heh, mau kemana lo?!!" Teriak Aley, dia terkejut bukan main kala Dayara berlari keluar secara tiba-tiba. Tepat saat bel baru saja berbunyi.

Dayara berlari menuju parkiran, mencari motor hitam yang kerap dikendarai oleh cowok berbadan tinggi nan atletis juga berparas tampan tentunya.

Got it!

Dayara menghampiri motor itu dan memutuskan untuk menunggu sang pemilik motor disitu.

Setelah dirasa nyaman dengan posisi duduknya, ia mengeluarkan gelang abu kecil itu dari saku seragamnya. Dayara memperhatikan gelang itu dengan seksama.

Sudah berkali-kali Dayara mencoba untuk mengingat tentang gelang ini, tapi nihil. Dia tidak menemukan jawaban tentang gelang ini.

Apa Gasa salah orang kali ya? Dayara mencoba untuk berpositif thinking.

Tak lama, sekelompok cowok famaous itu mendekat kearah Dayara tanpa gadis itu sadari. Gadis itu masih fokus pada gelang digenggamannya itu.

"Minggir."

Dayara mendongakan kepalanya mendapati Gasa berada tepat dihadapannya.

"Gue bilang, minggir." Ulang Gasa, sementara keempat temannya hanya memperhatikan dari belakang tanpa mau ikut campur.

Tanpa Gasa duga Dayara justru meraih tangan kanannya, menaruh benda yang tak asing baginya.

"Gue nggak tau maksud lo apa. Tapi gue nggak inget apapun tentang ini."

Dayara beranjak dari motor hitam Gasa.

Namun, ia kembali berbalik kala sebuah tangan kekar mencekal lengannya.

Gasa, dia mengembalikan gelang itu ke genggaman gadis dihadapannya itu.

"Gue mau lo simpen ini sampe inget semuanya." Gasa kembali menghampiri motornya.

"Lo nggak salah orang?!"

Gasa tidak mempedulikan teriakan Dayara. Cowok dengan wajah tegas dan tidak bisa dibantah itu menyalakan motornya dan memancap gas meninggalkan area sekolah.

"Si bos nape?" Alis Kenan mengkerut.

"Tau. Mending cabut." Dino mengendikkan bahunya acuh.

"El, lo pasti tau kan?"

El hanya memperhatikan gadis yang masih menatap kepergian temannya itu, tanpa menggubris pertanyaan Gavin.

Kemudian cowok dengan gelar es kutub itu menancap gas menyusul Gasa yang sudah mendahuluinya.

Just HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang