Holaa semuaa
Mari siapkan diri, siapkan hati, siapkan camilan, siapkan posisi yang enak buat baca ceritaku😍
###
"Jangan pernah pergi, ya. Gue akan selalu bahagia, tapi hanya kalo ada lo."
-Renggasa Alvano Didjaya-
###
"Aduh dah jam berapa ini?!" Dayara bertanya panik pada dirinya sendiri.
Pasalnya hari ini ia bangun kesiangan, dan tidak sempat membereskan tempat tidurnya juga. Alhasil dia bersiap-siap dengan terburu-buru, dikejar waktu karena sekarang sudah jam 06.48 WIB.
Saat ia mengambil salah satu buku novel yang hendak ia baca saat jam istirahat nanti, satu benda kecil jatuh tepat disebelah kakinya.
Gelang berwarna abu yang cantik.
Dayara mengambil gelang yang terjatuh itu, lalu membuang nafas kasar. Seolah lagi-lagi diingatkan, bahwa semua hal tentang Gasa itu tidak seharusnya jadi miliknya.
Gasa seharusnya tau bahwa Dayara bukanlah gadisnya.
Menepiskan semua pikiran yang semakin kemana-mana, Dayara memustuskan untuk menggunakan gelang tersebut. Dengan niat untuk mengingat selalu amanah mendiang sang saudari kembar, dan selalu ingat bahwa semua ini hanya sebuah amanah darinya.
Yang berarti suatu saat dia harus mengungkapkan apa yang sebenarnya pada Gasa.
"Ma, Yara berangkat ya." Pamit Dayara sambil mencium punggung tangan mamanya.
"Nggak sarapan dulu sayang?" Tanya Gita, yang segera mengejar langkah Dayara, melihat sang anak sedang memakai sepatunya dengan terburu-buru.
"Nggak, Ma. Yara udah telat banget ini. Nanti Yara beli roti aja disekolah." Jelas Dayara, sambil fokus membenarkan tali sepatunya.
"Yaudah, nih dibawa susunya." Gita menyodorkan susu rasa full cream kesukaan Dayara.
"Oke, makasih, Ma. Assalamualaikum." Dayara melambaikan tangannya, dan segera masuk kedalam mobil.
"Waalaikumsalam, hati hati ya." Gita tersenyum hangat.
"Ayo mang berangkat, udah telat." Ucap Dayara setengah panik, takut gerbang sekolah segera ditutup.
"Siap Neng, mau mang gas pol ini." Seru mang Omrong dengan penuh semangat, entah apa yang membuat energinya full hari ini.
Mobil Mercedes Benz berwarna putih itu pun bergerak maju, hendak membelah jalanan kota Jakarta yang terkenal macet bukan main.
Sejak tadi Dayara bolak-balik mengecek jam dilayar ponselnya. Hatinya tidak tenang. Kalau misalnya nanti ia dihukum kan malah cape dua kali. Iyakan?
Sudah mengerjakan hukuman, masih harus mengejar pelajaran yang tertinggal karena dia harus melaksanakan hukuman terlebih dahulu. Ribet, pikir Dayara.
Akhirnya mobil Dayara pun sampai, tepat didepan gerbang sekolah. Dayara segera keluar mobil dan berlari memasuki gerbang.
Tepat satu menit sebelum gerbang ditutup, Dayara berhasil datang tepat waktu. Ya, walau sudah sangat mepet.
Saat hendak berlari lagi menuju kelas, ada tangan yang menghadang langkahnya dengan sekaleng susu coklat.
Dayara menatap penuh tanya pada si pemilik tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Her
Teen FictionIni hanya tentang kita yang mengikuti alur takdir, dan belajar ikhlas untuk setiap rencana-Nya yang terbaik. -Just Her- -Faizah Abbiah <3 ⚠️⚠️PERHATIAN!!⚠️⚠️ ⚠️KARYA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA⚠️ ⚠️🚫SAY NO TO PLAGIAT!!🚫⚠️ Selamat membaca, semog...