Part 3

208 221 44
                                    

Happy reading..

###

"Terkadang masa lalu itu menyakitkan, tapi tidak ingin kulupakan."

-Dayara Purnama Lingga-

###

"Lo,," Aduh, mati gue!

Cowok dengan nametag Renggasa Alvano Didjaya itu menampilkan smirknya yang khas.

"Lo inget gue kan? Lo pasti tau kalo gue gak bakal tinggal diem setelah lo ngusik ketenangan gue kemaren. Lo nggak lupa kan?" Tutur Gasa sambil terus melangkah mendekat ke arah Dayara.

Bohong kalau Dayara tidak takut. Dia takut, hanya saja mempertahankan wajah cuek dan sinisnya. Dia tidak mungkin menjatuhkan harga dirinya dengan memohon, mengemis maaf dari seorang Gasa untuk melepaskannya begitu saja. Toh, memohon pun Gasa tidak akan melepasnya begitu saja.

"Apa mau lo?" Tanya Dayara dengan ketusnya.

"Turutin semua yang gue perintahin buat lo." Terdengar pelan, tapi sangat tegas.

Dayara tertawa sinis. "Lo pikir gue mau ngikutin permainan lo gitu aja? Sorry ya bro, ini tuh bukan novel romance yang ceweknya mau-mau aja ngikut permainan lo. Gue nggak sudi ikut permainan konyol lo itu!" Dayara tersenyum sinis, kemudian berlalu pergi meninggalkan Gasa.

"Awas lo, sialan!" Kesal Gasa.

###

"

"Udah buang hajatnya bu?" Goda Aley pada sang sahabat.

"Udah donggg lega gue." Seru Dayara dengan wajah sumringahnya.

"Btw, kok lama banget sih Ra? Kek lagi buang hajat yang seabad belom lo keluar-keluarin aja."

"Enak aja, gue sebentar kok." Elak Dayara.

"Yaudah deh, makan noh bakso. Keburu masuk tar lagi." Aley mengingatkan.

Dayara hanya mengacungkan jempolnya.

"Ra, bener deh Ra. Jantung gue tuh kek gak aman banget setiap dideket Gavin! Napa ya??" Aley kembali memulai cerita hebohnya.

"Gavin siapa?" Dayara hanya fokus dengan bakso kesayangannya.

"Itu lhoo salah satu cowok famous yang pernah gue temuin. Gak sengaja sih ketemunya juga. Tapi bener deh dia tuh baik dan ganteng pake banget pastinya!" Mata Aley terlihat berbinar.

"Oo."

"Ah lo mah gak asik! Nyari gebetan kek Ra, biar idup lo gak flat-flat amat!" Aley mulai kesal.

"Gak ah, buang-buang waktu. Tar ujung-ujungnya sakit hati lagi. Masih belom siap gue. Lo kan tau sendiri." Jawab Dayara.

"Kenapa? Gara-gara dia? Udah deh Ra, dia tuh cuma masa lalu yang harus lo lupain. Sekarang tuh saatnya lo buka lembaran baru, bukan mengenang masa lalu."

Dayara masih bergeming mencerna nasehat Aley.

"Gue tau, ini emang sulit buat lo. Tapi setidaknya lo berusaha dikit kek gitu buat biarin orang lain masuk ke hati lo, dan beri orang itu kesempatan buat bantu lo keluar dari masa lalu."

Dayara tetap diam.

"Sekarang lo mikirin dia, emang dia juga mikirin lo kayak lo mikirin dia? Nggak kan? Udah deh Ra, jangan terlalu mikirin dia yang udah ninggalin lo. Banyak lho yang mau sama lo Ra! Termasuk.." Aley menjeda ucapannya.

Just HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang