Hai haii
Kembali lagi dengan saya, si author yang kece badai mwehe.
⚠️Jangan lupa vote sebelum baca!⚠️
Selamat membacaaa
Semoga suka<3
###
Dayara menghirup banyak-banyak udara pagi hari ini di rooftop sekolahnya yang tenang. Menikmati semilir angin yang cukup dingin menerpa badannya.
Dayara merapatkan jaket yang ia kenakan. Hari ini langitnya tampak mendung. Mungkin nanti hujan akan turun.
Hari ini Dayara berniat untuk membolos. Tidak apa-apakan sesekali melanggar aturan? Toh dia sudah banyak menyumbang piala dan nilainya pun juga bagus. Tidak apa apalah ya jika ia ingin menenangkan pikirannya sejenak.
Mengingat kejadian kemarin yang membuatnya tidak fokus, dan tidak nyaman akan tatapan teman-temannya yang selalu berbisik menggosipkannya akan kejadian kemarin. Biarkan ia sendiri disini untuk hari ini saja.
Hukuman biarlah urusan nanti.
Dayara menghembuskan nafasnya perlahan. Tampak asap keluar dari mulutnya, ini sangat dingin.
Tangannya masih setia berada didalam saku jaketnya. Dayara menatap langit dengan mata berkaca-kaca.
"Gimana rasanya disana, Ga? Seneng ya bisa main sama bintang-bintang yang cuma bisa gue liat dari jauh." Dayara tersenyum getir, bohong jika dia tidak merindukan kakaknya.
"Dari sini keliatannya kecil. Disana keliatan sebesar apa, Ga? Apa lebih indah diliat dari tempat lo sekarang?" Air matanya menetes, satu demi satu, yang perlahan berubah menjadi seperti aliran sungai.
"Gue juga pengen liat dari tempat lo, Ga. Ayo jemput gue." Dayara terisak, tak sanggup menahannya lagi.
"Lo pasti bahagia disana sama Papa." Ucapnya lagi.
"Ayo bawa gue juga, biar gue ikut bahagia sama kalian."
"Mereka nggak bahagia liat lo kayak gini." Seseorang menyangkal pendapat Dayara. Orang itu berjalan menuju Dayara, mengambil posisi tepat disebelah gadis yang terlihat sedang rapuh itu.
Ralat, sangat rapuh.
Ya, selama ini Dayara hanya bersembunyi dibalik topeng dihadapan teman-teman sekolahnya. Ia tidak mau dikasihani dan direndahkan oleh orang lain. Cukup ia dan orang terdekatnya yang tau.
Mendegar seseorang menyangkal ucapannya, Dayara menoleh. Lalu berpaling menatap pemandangan dibawahnya, tak ingin melihat orang disebelahnya ini.
Orang itu menyodorkan sapu tangan pada Dayara. Namun Dayara justru mengelap air matanya kasar menggunakan tangan.
Orang itu menghela nafas, menarik pergelangan tangan Dayara pelan, kemudian menaruh sapu tangannya diatas telapak tangan Dayara.
Dayara hanya diam, tidak mengelak dengan tatapan yang masih lurus menatap pemandangan didepannya.
"Lo kuat. Ayo bangkit dan terus maju kedepan. Lupain semua rasa sakit lo. Lo terlalu berharga untuk terus terluka." Lelaki itu masih menggenggam tangan Dayara erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Her
Teen FictionIni hanya tentang kita yang mengikuti alur takdir, dan belajar ikhlas untuk setiap rencana-Nya yang terbaik. -Just Her- -Faizah Abbiah <3 ⚠️⚠️PERHATIAN!!⚠️⚠️ ⚠️KARYA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA⚠️ ⚠️🚫SAY NO TO PLAGIAT!!🚫⚠️ Selamat membaca, semog...