Pemain inti tim basket putri Meisei :
1. Kame Natsuyo (Kapten/Shooting Guard) #4
2. Nana Shuicihi (Power Forward) #8
3. Nori Yasahiro (Center) #5
4. Keira Hanazawa (Point Guard) #10
5. Naoka Hideki (Small Forward) #12Kelas 1:
1. Keira Hanazawa | Point Guard (PG)
2. Hara Fukui | Shooting Guard (SG)
3. Aki Hasegawa | Point Guard (PG)
4. Fuse Aoyama | Small Forward (SF)Kelas 2:
1. Naoka Hideki | SF
2. Nami Humiya | SG
3. Oka Chiba | C
4. Jun Isamu | PF
5. Uyeda Shima | PGKelas 3:
1. Nana Shuichi |PF
2. Kame Natsuyo | SG
3. Nori Yasahiro | CCoach : Akimoto Yasushi.
Guru Pembimbing : Shiro Hotaka.
Manajer 1 : Amarisa Mitsuru.
Manajer 2 : -Note : Penulisan nama di narasi menggunakan format (nama depan) + (nama belakang)
***
Keira memantulkan bola basket ke lapangan, membiarkan suara pantulannya mengisi kekosongan lapangan terbuka tersebut. Gadis itu melakukan dribbling, menghindari lawan khayalannya dan berlari mendekati ring untuk memasukkan bola. Point guard Meisei tersebut mengambil kembali bolanya, kali ini dia berjalan sejauh mungkin dari ring dan melakukan tembakan three point yang mengenai pinggir ring, sebelumnya akhir masuk. Bola kembali memantul ke arahnya, Keira terpejam dan melakukan dribbling kemudian dunk keras.
Dia tidak bisa tidur. Beberapa minggu telah berlalu sejak latih tanding melawan SMA Namori. Kini jaraknya dan pertandingan perdana sebagai siswi SMA Meisei hanya tinggal dua hari lagi. Babak penyisihan akan dimulai dan Keira tidak merasa bahwa kondisi tubuhnya bisa diajak kerjasama untuk istirahat.
Gadis itu mendekati tas basketnya dan mengeluarkan botol air minum. Sambil bersandar pada dinding kawat, Keira terpejam dan merasakan dingin air putih membasahi kerongkongan. Dia melirik arloji yang melingkari pergelangan kanan, pukul 23.07 malam. Kalau pelatih atau rekan setimnya tahu gadis ini masih suka berkeliaran untuk latihan mandiri sampai larut, eksistensinya pasti sudah diblokir dari jadwal latihan dan diminta beristirahat.
“He, Keira-chan. Kau masih suka keluar malam-malam begini, ya.” Seorang gadis berkucir dua tiba-tiba muncul dari balik Keira. Keberadaannya hanya dibatasi oleh dinding kawat berbentuk segi lima. “Hisashiburi. Senang melihatmu masih sehat, sepertinya kau tambah tinggi, yaaa.”
Keira tersenyum, memperhatikan gadis berambut cokelat-hitam itu masuk ke dalam lapangan. Gadis itu mengenakan jaket berwarna hijau daun dengan rok pendek dan sepatu bot hitam sampai ke lutut. Dia membawa tas ransel kecil berbentuk kepala beruang dan dua kucir rambut di sisi kepalanya bergoyang menggemaskan, saat Ayumu Suzuka melangkah riang mendekati mantan rekan setimnya waktu SMP.
“Hisashiburi, Ayumu.” Keira mengangguk. Gadis manis ini tiba-tiba menghubungi dan meminta agar bertemu tadi. Keira sedikit kaget karena mereka lama tidak berbincang setelah perpisahan. Hubungannya dengan Ayumu juga tidak begitu baik, karena Keira memilih sekolah yang berbeda dengannya.
Ayumu memandang ring basket yang terkena pantulan cahaya lampu jalanan. Senyum masih menghias bibirnya yang berwarna merah muda. Gadis itu menatap Keira. “Maaf, aku kekanak-kanakan waktu itu. Tentu saja, Keira-chan bebas memilih sekolah yang kau mau,” katanya. “Aku hanya ... merasa sedih. Karena itu artinya kita tidak bisa melakukan combo lagi.”
Keira memandang ujung separuh olahraganya dan mengangguk. Kalau dibilang, apakah dia sedih? Tentu saja. Keira-Ayumu dulu adalah salah satu pasangan paling ditakuti dalam dunia olahraga basket semasa SMP, keduanya sudah jadi starter andalan dari masih kelas satu. Meskipun awalnya mereka bersaing karena pernah saling mengalahkan sewaktu SD, keduanya menjadi akrab begitu dipersatukan dalam tim basket putri SMP Kanonzoka selama tiga tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable!
Teen FictionKlub basket SMA Meisei terancam dibubarkan akibat kekurangan anggota dan minim prestasi. Padahal, Keira Hanazawa yang terobsesi terhadap bola basket, menggantungkan impian pada klub bekas idolanya tersebut. Bersama Tim Meisei, gadis itu berjuang ke...