Keira memberengut melihat hasil ujian di tangannya, gadis itu membuang napas panjang dan melipat-lipat kertas tadi sampai menjadi kecil.
"Satu angka di bawahnya dan kau tidak bisa mengikuti Summercamp." Hara berkata sambil menggeleng, nilainya yang paling bagus di antara mereka berempat---dia, Keira, Fuse, dan Aki.
Keira tidak menjawab. Dia sudah mengerahkan banyak tenaga sampai kantung matanya punya kantung mata, demi berlatih puluhan latihan soal dan masih tetap mendapatkan nilai buruk. Gadis itu bahkan terlalu lelah untuk sekadar mengeluh, saat ini dia hanya bisa menerima nasib dua angka yang sudah ditentukan pihak sekolah sebagai nilainya dan bersyukur masih bisa lolos tanpa harus melakukan remedial.
Ujian Akhir Semester berakhir, menandakan bahwa semester pertama sudah berlalu. Ada jeda liburan musim panas mulai dari akhir Juli sampai awal September. Tentu saja liburan itu tetap diisi oleh tugas-tugas yang harus dikumpulkan pada tahun ajaran baru nanti, tetapi lebih dari itu ... setidaknya sekarang liburan! Umumnya, kegiatan ini memang dimanfaatkan oleh kegiatan ekstrakulikuler sebagai semacam jam tambahan. Lebih-lebih, seluruh acara klub sudah diliburkan sebelumnya menjelang UAS kemarin.
"Hei, aku baru saja dapat kontak anak SMA Nishimachi. Dia bilang, sekolahnya sudah siap menerima tamu untuk acara Summercamp dan mengirimkan beberapa gambar. Mau lihat?" Aki terus sibuk memandangi ponselnya, satu tangan bergerak menekan keyboard dengan lihai sementara satunya lagi menggenggam kaleng soda. "Katanya bakal ada tujuh sekolah di sana. Salah satunya Yumezawa."
Hara mengumpat, sementara Fuse menekan dada dramatis dan berkata bahwa dia baru saja terkena tusukan panah. Keira menggeleng heran.
"Rasanya kayak baru kemarin kita kalah." Aki meringis, akhirnya mematikan ponsel dan tersenyum miris sambil terpejam. "Walau aku cuma turun main sebentar, tapi beda kekuatannya terasa banget."
Hara memukul punggung Aki. "Jangan pesimis!" Gadis yang dipukul menjerit tertahan dan menggaruk dinding kesakitan.
Sementara tim Meisei terpaksa menghentikan langkah di babak final, tim Yumezawa melaju terus sampai jadi tiga besar perwakilan Kanagawa. Mereka bertanding melawan sekolah-sekolah lain di pertandingan utama, Interhigh. Keira yakin sekali kalau SMA Namori yang dikalahkan Meisei sewaktu acara latih tanding berhasil mengamankan posisi di semi-final sebagai perwakilan Tokyo. Dia melihat beritanya dari majalah dan tidak menduga bahwa sebuah tim bisa langsung berkembang sepesat itu dalam waktu singkat.
Begitu sampai di gimnasium, ruangan itu sudah dipenuhi anggota klub yang lain. Di mata Keira, semuanya kelihatan jauh lebih bersemangat daripada yang biasa. Pandangan gadis itu menyisir seluruh ruangan luas itu, tatapannya terhenti pada sosok Nana yang tengah melakukan pemanasan bersama Naoka. Dari seulas senyum di wajah sang senior, Keira yakin bahwa nilai ujiannya aman. Hal itu berarti posisi Nana sebagai power forward aman.
Tanpa Keira sadari, dia malah berdiam diri di samping pintu gimnasium, memperhatikan rekan-rekan setimnya. Teman-teman yang lain telah lebih dulu menuju ruang ganti, mengira kalau Keira tengah memikirkan sesuatu dan memutuskan untuk membiarkannya melamun. Gadis itu sendiri tiba-tiba tersambar ingatan masa lalu, saat masih SMP.
Apa bisa ketemu sama yang lainnya di Summercamp, ya?
Dulu di SMP Kanonzoka, hanya ada dua murid kelas satu yang bermain sebagai pemain reguler di tahun pertama mereka, Ayumu dan Keira. Sisanya adalah para senior. Ketika senior kelas tiga lulus, barulah sejumlah anak kelas satu lain dimasukkan untuk menutupi kekosongan posisi dan begitu seterusnya sampai Keira tamat. Dia dan Ayumu seharusnya bisa satu sekolahan karena sama-sama mendapat rekomendasi dari pelatih lama untuk lanjut di Akademi Yumezawa. Pihak sekolah mereka, terutama guru pengelola dan pelatih klub basket pun telah bersedia untuk menerima keduanya masuk. Namun, hanya Ayumu yang melanjutkan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable!
Teen FictionKlub basket SMA Meisei terancam dibubarkan akibat kekurangan anggota dan minim prestasi. Padahal, Keira Hanazawa yang terobsesi terhadap bola basket, menggantungkan impian pada klub bekas idolanya tersebut. Bersama Tim Meisei, gadis itu berjuang ke...