Pemain inti tim basket putri Meisei :1. Kame Natsuyo (Kapten/Shooting Guard) #4
2. Nana Shuicihi (Power Forward) #8
3. Nori Yasahiro (Center) #5
4. Keira Hanazawa (Point Guard) #10
5. Naoka Hideki (Small Forward) #7 (revisi dari nomor #12)Kelas 1:
1. Keira Hanazawa | Point Guard (PG)
2. Hara Fukui | Shooting Guard (SG)
3. Aki Hasegawa | Point Guard (PG)
4. Fuse Aoyama | Small Forward (SF)Kelas 2:
1. Naoka Hideki | SF
2. Nami Humiya | SG
3. Oka Chiba | C
4. Jun Isamu | PF
5. Uyeda Shima | PGKelas 3:
1. Nana Shuichi |PF
2. Kame Natsuyo | SG
3. Nori Yasahiro | CCoach : Akimoto Yasushi.
Guru Pembimbing : Shiro Hotaka.
Manajer 1 : Amarisa Mitsuru.
Manajer 2 : -Note : Penulisan nama di narasi menggunakan format (nama depan) + (nama belakang)
Untuk menghindari kebingungan karena terlalu banyak nama, penulis akan menggunakan format angka pada beberapa pemain lawan. (Cth : #1)
***
Penyisihan Interhigh. Ronde kelima melawan SMA Haruna.
Suara para pendukung SMA Haruna menggema di seluruh penjuru gimnasium. Sorakan-sorakan penuh semangat terus dielu-elukan oleh para anggota klubnya yang kini tengah membawa banner bertuliskan slogan sekolah mereka.
“Para pendukung ini ... mereka membuatku gugup sekali,” gumam Naoka sambil memeluk lengannya.
Keira masih belum mengganti kaos birunya dengan seragam pertandingan, tatapan gadis itu terpaku pada Tim Morikawa yang akan bertanding di lapangan lainnya. Gadis itu terlalu sibuk memperhatikan, sampai-sampai Kame harus memutar kepala Keira manual agar dia sadarkan diri.
“Kau menghadap lapangan yang salah, Bodoh.”
“Maaf-maaf.” Keira mengusap tengkuknya. Jauh dari lubuk hati terdalam, gadis itu berharap bisa segera melawan Ayumu. Tatapan mata cokelatnya mengarah ke lawan mereka sekarang, lima orang gadis berpostur tinggi dan ramping. Beberapa di antaranya tampak bertubuh sedikit lebih besar karena otot.
“Rasanya mereka sedikit berbeda dari Akademi Yumezawa,” komentar Keira sambil menghadap Kame.
Kame bergumam panjang. “Bagaimana mengatakannya, ya. Secara fisik memang tidak ada pemain mereka yang terlalu tinggi, seperti nomor #2 SMA Namori atau kapten Yumezawa.” Telunjuk gadis itu menuding seorang pemain bernomor punggung #4 sama seperti Kame. “Paling tinggi kaptennya, itu juga tidak 180 sentimeter. Kalau soal fisik, sejak tahun lalu juga kita sudah lebih unggul dari mereka.”
“Tapi, tetap tidak boleh meremehkan mereka.” Kame menggeleng, dia lalu menunjuk seorang gadis yang rambutnya sedikit dikucir dengan dagu. “Dia juga ada tahun lalu, control tower tim Haruna alias point guard mereka.”
Keira menatap gadis yang ditunjuk kaptennya sambil mengangguk, sekilas lawan bernomor #5 itu tampak lebih pendek darinya.
“Mereka berdua adalah pilar dari tim ini.”
Tiba-tiba seseorang mencolek tubuh Keira. Membuat gadis itu spontan menoleh. Tidak biasanya Keira tak menyadari seseorang berdiri di belakangnya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable!
Teen FictionKlub basket SMA Meisei terancam dibubarkan akibat kekurangan anggota dan minim prestasi. Padahal, Keira Hanazawa yang terobsesi terhadap bola basket, menggantungkan impian pada klub bekas idolanya tersebut. Bersama Tim Meisei, gadis itu berjuang ke...