14

7 3 4
                                    

Pemain inti tim basket putri Meisei :

1. Kame Natsuyo (Kapten/Shooting Guard) #4
2. Nana Shuicihi (Power Forward) #8
3. Nori Yasahiro (Center) #5
4. Keira Hanazawa (Point Guard) #10
5. Naoka Hideki (Small Forward) #7

Kelas 1:

1. Keira Hanazawa | Point Guard (PG)
2. Hara Fukui | Shooting Guard (SG)
3. Aki Hasegawa | Point Guard (PG)
4. Fuse Aoyama | Small Forward (SF)

Kelas 2:

1. Naoka Hideki | SF
2. Nami Humiya | SG
3. Oka Chiba | C
4. Jun Isamu | PF
5. Uyeda Shima | PG

Kelas 3:

1. Nana Shuichi |PF
2. Kame Natsuyo | SG
3. Nori Yasahiro | C

Coach : Akimoto Yasushi.
Guru Pembimbing : Shiro Hotaka.
Manajer 1 : Amarisa Mitsuru.
Manajer 2 : -

Note : Penulisan nama di narasi menggunakan format (nama depan) + (nama belakang)

Untuk menghindari kebingungan karena terlalu banyak nama, penulis akan menggunakan format angka pada beberapa pemain lawan. (Cth : #1)

***

Meisei mendapatkan bola pertama!”

Keira mendapatkan bola dari Nori. Dia memeganginya dan mulai menganalisis kondisi lapangan.

Wah, mereka cepat sekali. Tidak ada celah!

Gadis itu menatap lawan di depannya, lantas melakukan manuver bola menggunakan kedua tangan. Bola itu melewati kedua kaki, kemudian ke balik tubuh, terus berganti di kedua tangan selagi dia melewati pemain pertama dan kedua yang menghalangi jalan. Setelah mendapatkan celah, Keira mengoper bola Naoka.

Naoka langsung melempar bola ke arah ring, mengincar teknik alley-op. Nana melompat untuk memasukkan bola tersebut, tetapi Ayumu memukul bolanya hingga tertangkap pemain Yumezawa.

Point guard Yumezawa membawa bola, pemain bernomor punggung #7 tersebut melalukan back passing yang diputus oleh Keira. Keira membelokkan arah bola menuju Kame dan gadis itu melakukan jump-shot yang diblokir lawan.

Tiga menit berlalu dan belum ada satu pun yang mencetak skor. Permainan bola basket terdiri dari empat kuarter, di mana masing-masing kuarter memiliki durasi 10 menit permainan. Itu artinya dalam satu pertandingan, dominasi penguasaan jalannya pertandingan bisa berubah sebanyak tiga kali. Di sisi lain, itu juga berarti akan sulit menguasai pertandingan apabila lawan sudah mendominasi sejak awal permainan.

Keira bersiaga. Skor pertama akan jadi penentu!

Kapten Yumezawa menangkap bola, dia melemparnya ke arah belakang. “Serangan balasan!”

Ayumu menangkap bola tersebut dan sebelum siapa pun sempat menghentikan, shooting guard tersebut melakukan jump shot. Bola melambung tinggi menuju ring Meisei.

Keira berdecak, dia berlari menuju ring-nya sendiri dan langsung menangkap bola yang dimasukkan Ayumu. Sekilas gadis itu melihat wajah kesal mantan rekan setimnya. “Serangan balasan!” Keira berseru. Dia menggiring bola maju, melakukan operan pada Nana dan terus maju sekalipun dihalangi.

Nana membawa bola sampai sedekat mungkin ke ring, lalu menyerahkannya pada Naoka sebagai eksekutor yang melakukan dunk. 3-2

“Mengganggu saja.” Ayumu menegur.

Keira menyeringai. “Bisa repot kalau kalian mendapatkan babak pertama ini.”

Seperti Isamu Jun, Ayumu juga mampu menembak dari segala arah dan jarak. Namun, Ayumu punya akurasi tembakan yang nyaris sempurna. Dia hanya perlu menyingkirkan Keira yang sudah hapal gaya bermainnya dari bawah ring Meisei, mencegah gadis itu membawa bola untuk serangan balasan.

Keira melewati pemain nomor #5 kemudian langsung back passing, kepada Kapten Kame. Membuat gadis itu bisa menghasilkan angka. Namun, Yumezawa bisa langsung mengejar dan Meisei tetap ketinggalan satu angka.

Keira melihat Kapten Yumezawa berbicara dengan point guard tim mereka dan gadis bernomor #7 itu lantas menjaga Keira sekarang.

“Hei, Ayumu-chan. Sudah menceritakan tentangmu. Kau rekan lamanya, ya.” Gadis dengan ikat rambut separuh itu tersenyum pada Keira.  “Sebagai sesama point guard, mengoper bola adalah gaya bermain kita atau ... harus kukatakan, peran di lapangan? Karena itulah, aku tidak akan kalah darimu. Terlebih, kau baru kelas satu.”

Keira tidak membalas, itu bukan kali pertama seseorang mengatakan hal serupa. Permainan berlanjut, di luar dugaan pemain Meisei tersebut kalau pemain #7 akan menghambat gaya bermainnya. Bahkan jika Keira berhasil melewati gadis itu, dia seolah bisa membaca gerakan Keira dan memutus atau membelokkan arah operannya. Mungkin insting sesama point guard yang membuat #7 bisa berlaku demikian, bisa juga karena Ayumu sudah membeberkan gaya bermain Keira pada mereka.

Apa pun itu, terhambatnya menara kontrol tim membuat Meisei tertinggal lebih jauh seiring berjalannya waktu. Kini skor sudah berubah menjadi 20-11.

Kame mendatangi Keira. “Kau kelihatan kesulitan.”

“Aku baik-baik saja.” Keira mengangguk mantap. Dia menatap ke arah tim lawan sambil mengusap peluh yang menuruni dagu. “Ini belum apa-apa. Ayumu hanya tahu gaya bermainku sesama SMP, aku pun sudah berkembang. Sama sepertinya.”

“Pertahankan semangat itu.” Kame tersenyum dan mengacak-acak rambut Keira, lantas berjalan kembali ke posisinya.

Naoka sedang memegangi bola, dia tidak bisa mengoper pada Keira yang sedang dijaga dan memutuskan akan melakukan chest pass pada Nana. Sayang, bolanya dicuri oleh pemain #3 lawan.

#3 mengoper bola pada Ayumu yang dijaga oleh Nana. Gadis itu melompat di garis tengah dan melakukan tembakan, bola melambung tinggi tanpa bisa ditahan oleh Nana sekalipun dia melompat. Dengan kondisinya saat ini, Keira tidak bisa melakukan apa pun dan membiarkan Ayumu mencetak tiga angka baru. Dia punya rencana.

Kuarter pertama hampir berakhir, Keira akhirnya menerima operan pertamanya. #7 berjaga, menanti gadis itu melakukan passing atau menggiring bola melewatinya. Namun, Keira memegangi bola dengan kedua tangan, dia melompat dan menembak. Jump-shot pertamanya di pertandingan ini. Pemain #7 yang terlambat menyadari taktik Keira tidak berhasil menghambat, bola itu masuk sempurna ke ring mereka.

“Sekadar informasi, aku pernah menjadi shooting guard juga. Ayumu tidak pernah cerita?” Keira menyeringai. “Wajar saja, mungkin dia masih merasa aku lebih hebat darinya.”

Kapten Yumezawa berhasil mencetak angka, menyusul setelahnya Kapten Meisei dengan tembakan tiga angka. Kali ini Ayumu memegang bola, tak sampai sedetik dia sudah melakukan tembakan yang tidak meleset sama sekali. Gadis itu menatap Keira dari balik bahu, seolah sedang berkata: aku tidak akan kalah lagi darimu.

Sejauh yang Keira tahu, Ayumu dapat melakukan shot dari beragam serangan dan sudut. Lebih dari itu, dia bisa langsung melakukan tembakan tepat setelah menerima bola. Bahkan seseorang seperti Kame harus mencari posisi tubuh yang tepat untuk melakukan serangan, tetapi Ayumu bisa langsung menembak begitu menerima bola dan tetap masuk. Itu jadi merepotkan karena terkadang dia melakukan fake.

Bagi seseorang yang terbiasa melihatnya melalukan tembakan, maka akan terkejut saat Ayumu mengoper. Sama halnya ketika Keira tiba-tiba menembak, setelah sebelumnya terus melakukan passing.

Dulu Ayumu tidak suka melakukan fake. Dia selalu percaya diri dan yakin bahwa serangannya akan tepat sasaran. Namun, tampaknya ego itu menurun setelah menjadi siswi Akademi Yumezawa.

Kuarter pertama usai dengan Yumezawa memimpin: 29-20.

Unstoppable!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang