10 🔸 Rekaman Top Secret

40 10 11
                                    

    Tidak salah lagi. Sang ketua OSIS itu adalah orang yang Adara lihat di toko bersama dengan teman cowoknya. Mengapa ia bisa lupa dengan adegan memalukan itu, terlebih Reivant adalah orang penting di sekolah.

    "Anggap kamu nggak lihat apa-apa!" Wajah Reivant ikut memanas. Ia malu karena Adara malah mengingatkan hal itu lagi.

    "Kok kamu bisa ada di sini? Waktu itu juga." Adara mengambil jeda. "Jangan-jangan, kamu kerja di sini?"

    Reivant menghela napas kemudian mengangguk. "Iya, ini toko om-ku."

    Sudah tidak habis pikir. Dari sekian banyaknya toko buku, kenapa harus toko buku milik keluarganya ketua OSIS? Berbagai dugaan menyelimuti otak Adara. Selama ini, apakah Reivant menyadari buku apa saja yang ia beli? Tidak tahan akan rasa mengganjal di dada, akhirnya Adara langsung menanyakan itu kepada Reivant.

    "Nggak terlalu. Soalnya aku kerja sabtu-minggu doang."

    Hampir sepuluh judul komik bromance ia beli di toko buku. Apakah sudah saatnya Adara pasrah saja dan membiarkan seluruh warga sekolah tahu bahwa ia pengagum cerita cowok belok? Mungkin ia bisa jika sudah menginjak tahun terakhir di SMA dan fakta itu terangkat, diketahui oleh publik, maka Adara bisa langsung melenyapkan diri.

    Jika sekarang? Apakah menjamin bahwa semua aman hingga setahun ke depan karena salah satu murid di sekolahnya mengetahui top secret Adara?

    "Tolong, jangan bilang ke siapapun, ya?" pinta Adara bersungguh-sungguh.

    Reivant tidak menanggapi, baik setuju, maupun menolak. Sebenarnya Reivant heran kepada Adara, apa menariknya dunia perbucinan sesama makhluk berjakun? Dibayangkan saja sudah menggelikan, apalagi divisualisasikan.

    "Kok diam saja, sih?" tanya Adara sedikit ngegas.

    "Kamu pasti nggak mau di-razia karena bawa salah satu buku kaum sodom itu kan?"

    "Ih, kamu mah, masa kaum sodom." Adara cemberut. "Terus, gimana, janji ya, jangan bilang-bilang?"

    Reivant menanggapi pertanyaan Adara dengan mengendikkan bahu. Sungguh, jika hal ini diketahui oleh khalayak ramai, reputasi yang Adara bangun bisa hancur. Tapi, jika diingat-ingat lagi, Reivant tidak memiliki bukti apapun mengenai hobi yang dianggap aneh itu.

    "Kenapa sih, harus BL? Kan banyak komik romantis yang jauh lebih menarik bagi perempuan," kata Reivant.

    "Aku juga terkadang baca komik umum, tapi kebanyakan tokoh ceweknya menye, aku kurang suka. Jadi, kalau baca kisah percintaan yang normal, aku lebih memilih genre fantasi ataupun aksi," jawab Adara. "BL itu ... punya sensasi tersendiri ketika dibaca."

    Setelah mengucapkan kalimat itu, Adara menjadi malu sendiri. "M-maksudnya, ceritanya menarik, nggak kalah sama cinta yang biasanya."

    Reivant mendekatkan wajahnya ke arah Adara. "Masa?" Kini mereka saling berpandangan dengan jarak yang minim. "Menurutku, lebih menarik cinta yang biasanya."

    Adara sedikit tersipu kemudian memalingkan wajahnya. "Aku nggak tahu."

    "Ingin kuberitahu?"

    Senyuman misterius itu muncul lagi. Aura yang dipancarkan Reivant tidak main-main. Tatapan mata yang menghunjam jantung membuat Adara tidak berani bertemu pandang. Setelah mengumpulkan keberanian, ia membalas tatapan Reivant lalu berkata,

    "aku minta maaf karena ngeyel waktu razia. Tapi kalau boleh tahu, kenapa kamu membiarkan aku dan nggak melapor ke guru BK aja?"

    Reivant terdiam. Ia tidak ingin bilang niat tersembunyi dari razia dadakan waktu itu adalah, untuk mencari tahu kebenaran ucapan dari Farhan tentang Adara. Ia juga tidak ingin terlalu cepat mengungkapkan perasaannya. Beberapa detik berpikir, Reivant menemukan jawaban lain untuk pertanyaan dari sang gebetan.

I Lo-waifu You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang