03 🔸 Mending Tidur

68 20 18
                                    

    Pintu didorong oleh gadis bersepatu roda. Setelah masuk, ia disuguhi adegan yang sangat canggung untuk dilihat seorang perempuan. Ada satu cowok sedang menindih cowok lainnya. Goodie bag berbahan kain kanvas yang sedari tadi bertengger di bahu, kini merosot hingga lantai, bunyinya menyadarkan dua remaja kekanakan itu.

    Tidak bisa disembunyikan rasa malu di dalam diri mereka karena wajah masing-masing sudah bagaikan kepiting rebus. Reivant dan Farhan langsung bangkit memperbaiki posisi. Mereka berdua batuk pura-pura, menghilangkan kecanggungan yang tercipta. Farhan melotot ke Reivant. Ini salahmu, batin Farhan dengan mata yang mengisyaratkan ingin meninju wajah Reivant setelah ini.

    "A-aku ...," kata gadis itu tercekat. "Maaf!" serunya, kemudian pergi.

    Reivant dan Farhan bingung. Mengapa gadis itu hanya meminta maaf dan tidak jadi belanja. Apakah karena kesalahpahaman yang diciptakan oleh dua bujang tadi?

    Reivant mengacak rambutnya. Ia mendengkus ke arah lain. "Kesan pertamaku, hancur sudah di matanya."

    "Lagian aya-aya wae. Makan tah, kesan pertama!" (ada-ada saja)

    Farhan meninggalkan Reivant yang dilanda frustasi karena perbuatannya sendiri.

🔅

    OSIS SMA Puspa Cempaka mengadakan rapat pemilihan ketua dan wakil OSIS, menggantikan pasangan OSIS sebelumnya, Fero dan Reivant.

    Selesai rapat, beberapa anggota OSIS-tidak semuanya-menggelar acara merujak. Para bujangan yang merasa jangkung, memanjat pohon mangga di depan ruang sekretariat OSIS dan MPK.

    Lokasi ruang sekretariat begitu strategis dan enak untuk bersantai, selain berfungsi sebagai tempat rapat. Strategis karena dekat dengan kantin dan gerbang sekolah, sedangkan posisinya enak karena ditutupi pohon mangga berusia sepuluh tahun, hingga suasana selalu adem meski kipas angin dalam ruangan dibiarkan rusak selama satu periode kepemimpinan.

    Karena Reivant sedang menganggur, ia diberikan tugas mengupas mangga muda oleh Rizfa, sang bendahara OSIS.

    "Rei yang ngupas mah dagingnya dibabat sampai lima senti," celetuk Axel, ketua sekbid delapan.

    "Sok tahu. Aku bisa jadi titisan chef Arnolt kalau di rumah," bantah Reivant.

    Reivant mengambil sebilah pisau kecil dan sebuah mangga muda berukuran sedang. Setelah dibuktikan, ternyata dugaan Axel meleset. Reivant dapat mengupas mangga muda dengan rapi, yang terbuang benar-benar kulitnya, meski ada sedikit kupasan yang terdapat daging mangga.

    "Padahal agak tumpul pisaunya. Pasti pakai tenaga dalam ya, hahaha," ujar Rizfa, bendahara OSIS yang super receh dan cerewet.

    "Belum seberapa. Kalau pakai tenaga dalam, takut mangganya belah tengah kayak rambutnya Ezra," balas Reivant sambil fokus mengupas mangga.

    "Ezra nggak hadir. Dia langsung pulang, mau ngehapalin pasal-pasal. Belum ngehapalin sama sekali, padahal besok dites," timpal teman cewek yang sekelas dengan Ezra.

    "Memang sudah kelewat jenius anak buah saya itu," kata Reivant yang tak lama kemudian menyelesaikan potongan terakhir. "Nih, sudah. Ada lagi nggak?"

    "Sudah sama yang lain. Mantap euy, cepat," puji Fero, ketua OSIS yang sekarang sudah kelas dua belas, waktunya untuk lengser dan fokus ujian. "Sering masak ya, Rei?"

I Lo-waifu You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang