40 || Pelita jaya

799 44 0
                                    

🎶Terlambat sudah — Hanin Dhiya 🎶

—Happy Reading 📖—

—Karna bahagia saya selalu tentang kamu—

Hari kini sudah larut. Acara bazar pondok juga sudah selesai dan beberapa santri dan santriwati juga sudah membereskan beberapa barang yang tadi mereka dagang-kan.

Bazar pondok tadi juga cukup ramai. Banyak sekali orang-orang dari luar pondok yang datang. Ada juga orang-orang yang diundang khusus. Ya, contohnya saja Zara. Kalau Aidan, lelaki itu kan memang sudah menjadi bagian dari pondok pesantren Al-Ghazali, jadi Aidan memang diharuskan untuk datang.

Zara dan Aidan juga sekarang sedang berjalan menuju mobil.

Sedaritadi jantung Zara tak berhenti untuk berdegup kencang. Rasanya seperti ada yang mengganjal, membuatnya benar-benar resah sekali.

Aidan yang terus memperhatikan pun merasa ada yang aneh. Gadis itu tampak gelisah, namun saat ditanya Zara selalu menjawabnya dengan kata tidak.

Sampai saat Aidan hendak membuka pintu mobil untuk Zara, gadis itu berhenti dan langsung menatap Aidan dengan sorot mata yang susah untuk dijelaskan.

Aidan lantas mengurungkan niatnya itu. Lelaki itu kembali menutup pintu mobil dan tangannya beralih untuk menggenggam jemari Zara.

“Ada apa?” tanyanya dengan nada begitu lembut.

“Daritadi aku ngerasa gelisah banget, Dan. Aku juga gak tau sebabnya apa. Kayak ada sesuatu besar yang akan terjadi gitu.” Zara memejamkan matanya. Berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.

“Gak akan terjadi apa-apa selagi saya ada di samping kamu. Jangan risau. Mungkin itu hanya godaan syaitan supaya kamu terus merasa gelisah.”

“Tapi Dan...”

“Apa? Hm?”

Zara terdiam sesaat. Gadis itu menelan salivanya susah payah. “A—aku takut...”

Tangan Aidan beralih untuk mengusap lembut pipi Zara. “Semuanya akan baik-baik aja, percaya sama saya.” Aidan tersenyum, seolah memberitahu Zara untuk tetap tenang.

“Mending, sekarang kita langsung pulang supaya kamu cepat istirahat. Saya yakin kamu hanya lelah."

Zara hanya membalasnya dengan anggukan kecil. Tak lama kemudian Zara masuk kedalam mobilnya. Begitupun Aidan yang langsung berlari kecil untuk masuk kedalam mobil.

•••

Saat diperjalanan hujan tiba-tiba saja turun dengan deras. Zara menoleh kearah jendela.

“Kok tiba-tiba hujan gini ya?” ucapnya dengan kening berkerut, tak lama kemudian pandangannya jatuh kembali kearah Aidan.

“Saya juga gak tau.”

“Apa sih yang kamu tau, Dan!” cibir Zara dengan cebikan di bibir.

“Yang saya tau kalau saya cinta sama kamu.”

“Apa sih! Gombal terus!” omel Zara, namun tak urung gadis itu menahan senyumnya. Memang sangat lemah hati Zara kalau Aidan sudah berucap seperti itu.

“Nyetirnya pelan-pelan aja. Jalanan juga licin.”

“Siap tuan putri.”

ZARA AIDAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang