33 || Seorang ratu

860 44 5
                                    

🎶 Hadapi berdua — Tiara Andini🎶

-Happy reading 💨-

•Karna bahagia saya selalu tentang kamu•

Tok

Tok

Tok

“Zara tolong buku pintunya,” ucap Aidan dari luar kamar Zara.

Tak membutuhkan waktu lama gadis dengan wajah suntuk itu keluar. Ditatapnya Aidan yang sudah membawa kantong plastik besar. Kedua alis gadis itu mengerut.

“Apa itu?”

“Eskrim,” balas Aidan tersenyum sumringah.

“Sebanyak itu?”

Aidan mengangguk mantap tanpa memudarkan senyumnya.

“Kamu mau buat aku flu?! Kamu ini bener-bener ya Dan! Kalau beliin istri ya mikir dulu dong! Kalau aku makan eskrim sebanyak itu aku bisa batuk atau gak flu! Ish aneh!”

Aidan terdiam mendengarkan omelan Zara. Lelaki itu memandang Zara dengan pandangan yang susah untuk diartikan. Ada goresan kecewa yang tercetak dalam wajah itu.

Bagaimana tak kecewa jika Aidan sudah membelikan dua puluh eskrim dengan berbagai rasa namun ditolak begitu saja oleh Zara?

Bukannya apa, namun bukankah mubadzir?

Dan Allah sangat tak suka hambanya yang suka mubadzir.

“Mending kamu makan aja sendiri tuh eskrim! Makan sampai habis!” omel Zara lagi, namun Aidan tetap saja terdiam ditempatnya, “Kalau mau buat orang sakit gausah ngajak-ngajak dong!” Zara membalikkan badannya lalu menutup pintu dengan keras membuat Aidan yang berada di depan pintu sontak memejamkan mata.

Selepas pintu itu tertutup rapat, Aidan menghembuskan nafasnya, “Salah lagi, salah lagi. Benar-benar bukan lelaki peka memang saya,” ucap lelaki itu dengan lesu.

•••

Pukul delapan tepat. Zara merasakan sedaritadi perutnya berisik ingin segera di isi.

Zara menghembuskan nafasnya. Jujur jika menstruasi membuatnya malas sekali bergerak. Bawaannya pengen terus saja di kasur, rebahan saja gitu. Namun justru perutnya terus saja berbunyi.

Aidan juga kemana coba? Kenapa sehabis sholat isya lelaki itu tak kunjung muncul? Hanya datang lalu bersalaman dengan Zara lalu menghilang.

Apa lelaki itu lelah meladeni sifat aneh Zara hari ini?

Zara mendengus sebal. Padahal waktu di taman Aidan bilang akan sabar jika Zara hamil nanti. Namun baru menstruasi saja Aidan sudah menyerah dan hilang begitu saja.

Tak tau apa lelaki itu kalau Zara tuh malas gerak?

Zara menghembuskan nafasnya. Mau bagaimana lagi? Zara lapar dan berarti gadis itu harus turun ke bawah untuk mengambil makanan.

Saat gadis itu sudah berada di ruang makan, Zara melihat Aidan yang sedang mempersiapkan makanan.

Zara menarik bangku lalu terduduk. Aidan masih tak menyadari kehadirannya, lelaki itu sedang sibuk menuangkan makanan pada wadah.

Sampai pada lelaki itu berjalan menaruh makanan di meja makan, Aidan baru melihat kehadiran Zara. Aidan tersenyum kearah Zara.

“Baru saya ingin keatas manggil kamu, eh kamu nya udah turun duluan,” ucap Aidan lalu ikut duduk di hadapan Zara.

ZARA AIDAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang