38 || Si paling-paling

751 42 0
                                    

🎶Kubahagia — Melly Goeslaw 🎶

—Happy Reading 📖—

—Karna bahagia saya selalu tentang kamu—

Langit pagi ini benar-benar sangat cerah. Mentari juga sudah berada tepat diatas langit dengan sinarnya yang begitu terik. Zara baru saja turun dari atas mobil Aidan. Tak lupa juga seperti hari hari biasanya Aidan selalu memberikannya wejangan kata-kata yang membuat Zara semakin semangat untuk mengawali pagi.

“Kalau gitu saya pamit. Ingat kata-kata saya tadi.”

“Siap suamikuuu.”

“Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam. Hati-hati ya!” Zara berseru dengan senyuman manisnya membuat Aidan yang berada didalam mobil membalasnya juga dengan senyuman yang membuat Zara tak tahan dengan senyuman itu.

Setelahnya mobil Aidan melaju dengan kecepatan sedang bergabung dengan kendaraan lainnya.

Zara akhirnya berjalan dengan mempererat pegangan pada tali tasnya. Sampai sekarang Zara memang masih tak ingin diantar Aidan sampai depan sekolah. Bukan apa, namun Zara memang masih menyembunyikan pernikahannya dengan Aidan. Takut ada gosip enggak-enggak nantinya.

Saat Zara berjalan, tiba-tiba saja mobil berwarna merah berhenti didekatnya membuat Zara sontak saja berhenti dan terus menatap mobil tersebut.

Sampai pada sang empu yang berada didalam mobil membuka kaca mobilnya Zara baru mengetahui kalau itu adalah Sarah. Zara sempat tertegun sesaat melihat penampilan berbeda Sarah saat ini.

“Hai Zar.” Sarah menyapa Zara dari dalam mobil.

“H—hai,” Zara membalasnya dengan gugup.

“Lo jalan sendiri?”

“Ah enggak, tadi gue dianter sama Aidan, tapi emang udah biasa sampai sini doang. Gak berani kalau sampai depan sekolah.”

“Oalah gitu. Mau sekalian bareng?”

“Boleh deh.” Balas Zara akhirnya dan langsung masuk kedalam mobil Sarah.

Tak lama Zara masuk Sarah pun langsung menancapkan gas mobilnya.

“Lo cantik banget hari ini Sar, masyaAllah. Gue sampai pangling loh asli.” Puji Zara membuat Sarah sedikit terkekeh.

“Gue kayak gini juga berkat lo. Awal liat lo pakai hijab gue juga bangga banget liat lo sebenarnya. Cuma karna gue gengsi dan gue dulu masih jadi devil, gue malah ngehina lo. Tapi dalam hati sebenarnya gue pengen banget berhijab juga, sama kayak lo dan yang lainnya,” ucap Sarah menoleh sesaat ke Zara dengan sebuah senyuman tipis.

“Bisa-bisanya dulu kita ribut sampai gitunya karna cowok ya, Sar? Padahal kalau dipikir lagi, Arjuna emang lebih sayang sama lo dibandingkan gue.”

“Lo salah besar, Zar.” Ucapan Sarah sontak saja membuat Zara menoleh dan terus memandang wajah Sarah, “Semenjak Arjuna sama gue, Arjuna justru terus bandingin gue sama lo. Bandingin tentang sifat gue yang jauh beda sama lo. Sampai akhirnya gue ngerasa kalau Arjuna segitunya suka sama lo, sampai kadang dia keliru tentang rasanya sendiri. Dia sama gue gak sebahagia sama lo Zar. Arjuna sama gue itu tertekan, gak sebebas sama lo. Gue tau dia sebenarnya juga gamon sama lo, Zar.”

Zara sempat terdiam sesaat. Arjuna si lelaki labil memang!

“Tapi kan buktinya dia milih lo Sar dibandingkan gue.”

“Seperti yang gue bilang tadi Zara, dia keliru sama rasanya sendiri. Dia itu sebenarnya suka sama kita, dan dia susah buat milih lo atau gue. Karna dulu gue cuma pengen tenar, dan gue pikir kalau gue bisa pacaran sama Juna gue bakal tenar, gue akhirnya terus mancing Arjuna, lebih tepatnya goda Arjuna sih,” Sarah terkekeh dengan ekspresi yang susah untuk dijelaskan, “Arjuna benar Zar, lo jauh lebih baik dari gue.”

ZARA AIDAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang