Part 3| RAYANA KANZA ZENEFFA

144 20 7
                                    


Pesan broadcast yang tertulis Urgent dari Carizsa direspons cepat oleh ketiga temannya itu.

Sekian menit lamanya Carizsa dan Rayana menunggu kedatangan teman temannya. Mereka hanya mematung, dengan pandangan kosong.

Sesekali mereka mengedipkan mata lalu menghembuskan nafasnya, berguling guling. Namun ya! Tidak mendapatkan jalan keluar sama sekali.

Brakkkkk!!

Suara benturan pintu terdengar keras, mengagetkan kedua sahabat yang tengah berbaring diatas kasur empuk itu.

Totokk!

"Apa Urgent mana yang Urgent." Ucap Totok dengan mata mencari kesetiap sudut ruangan.

Diikuti dengan anggukan kepala Maura dan Farasya, sembari memegang lutut kakinya, mereka mencoba mengatur hembus nafasnya.

"Kaki gue lemes banget,tulang lutut gue kaya abis dipresto lembek banget anjir." Keluh totok dengan nafas tersenggal senggal.

"Lo kan udah lembek tok." Sahut Maura dengan nafas letih

Seketika seisi ruangan menahan ketawa akibat celetukan dari Maura itu.

"Lalu mana yang Urgent.?" Tanya Farasya kembali

Carizsa menunjuk kearah Raya. "Nih! Raya dijodohin sama nyokap bokapnya."

"Ohhhhh, dijodohinn." Balas Maura,Fara,Totok dengan nada santai sebelum akhirnya mereka tersadar.

"Haahhhhhhhh." Ucap Maura

"Dijodohin. maksudnya menikah yang dijodohkan gituh." Fara.

"Sama siapa anjirrrrr.?" Tanya Totok dengan jiwa intelegent keluar.

Carizsa menghembuskan nafas kasar.

"Sama Santri." Tutur Carizsa yang semakin menjadikan ketiga temannya itu semakin tercengang

"Iyyuhhhhhh, pasti cupu trus ga fashionable apalagi kalo folowers instagramnya cuma 100 kalo ga akunnya bukan centang biru, belom lagi kalo dia ga pernah nongkrong dicafe." Ucap Maura seketika setelah mendengar ucapan Carizsa.

"Kita ga boleh liat orang dari itu nya ga sih Mau, itu diskriminatif tau ga." Balas Farasya

"Felling gue berkata, kayanya lo harus coba dulu sih." Potong Totok.

Seketika Raya memberikan raut wajah bingung disertai kerutan didahinya semakin mempertajam kebingungan dari wajah Raya.

"Hahhh." Ujar Raya. Kemudian menyambungnya dengan kalimat. "Bensin mana bensin.? Bensinnn sini gue minum." Balas Raya frustasi

"Ga gituu Ray, dengerin gue dulu." Totok mencoba mengkondisikan suasana

Dengan gerakan tangan mengelap dahinya yang sebenarnya tidak ada setetes keringat pun didahinya itu, Totok memulai menjelaskan maksudnya itu.

Memutar bola matanya penuh kemudian. "Hemmm, lo perlu coba ga sih. Soalnya setau gue santri itu kan ganteng ganteng trus vibesnya itu surgawi banget, apalagi pas dilihat itu adem banget kek udara pegunungan. Belom lagi kalo abis wudhu rambutnya basahh. BEUUUHHHHH Damage nya broooo gile ga tuhhh." Tutur Totok

Maura dengan lirikan sinis. "Lo dapet dari mana konsep lo itu.?"

"Helloooo, Ya gue kan masih sholat jum'at bestie, Maura lo kurang kurangin deh Ovt ke gue."jelas Totok dengan nada lemah gemulai.

"Gue masih normal ye. Cuma agak belok dikit aje pas tapi mode On ya gue puter balik ke arah kiblat lah." Timpa Totok meneruskan ucapannya tadi.

Raya hanya bisa merebahkan badannya diatas ranjang dengan tangan memegang kepalanya yang tengah pusing.

JAKA TA'ARUF  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang