Part 4 |Kalung Sialan

142 19 2
                                    

Raya merubah posisinya menjadi duduk. "Siapa?" Teriak Raya dari dalam kamar.

"Ini mama Ray, lain kali pintu jangan dikunci kenapa sih.! Bukain mama mau masuk."

Dengan mendengus kasar hembusan nafas,Raya membangunkan paksa tubuhnya.

"Iyahh iya, ada apa sih mahhh."ucap Raya setelah membukakan pintu untuk mama Yana.

"Barusan pak kyai telfon papamu, katanya nak Jaka mengajakmu bertemu malam ini dan mengajak anak kesayangan mama ini untuk makan malam di pesentren milik pak kyai."tutur mama Yana

Seketika Raya mendengkis sebal. "Huhh. Apa apaan lagi sih ini.."

"Kamu mau kan Ray.? Jangan bikin papamu malu." Tanya mama yana kembali memastikan.

Tak satu kata terlontar dari mulur Raya, Raya hanya membalas pertanyaan Mama nya itu dengan senyum paksa.

"Kalo begitu kamu mandi, kamu dandan yang cantik, karna kemungkinan nak Jaka akan segera datang." Mama Yana

Kemudian mama Yana melangkahkan kaki keluar dari kamar putri kesayangannya itu, lalu diikuti dengan Raya yang kemudian menutup rapat pintu kamarnya.

Mengunci rapat pintu kamarnya tidak akan mengurangi kegelisahan yang dialami Raya saat ini, bagaimana bisa nasibnya bakal serumit saat ini.

Lehernya baru saja terpasang kalung sialan itu, kemudian beberapa menit kemudian haruskah aku pergi bersamanya.

Raya menjatuhkan tubuhnya dengan posisi duduk, kemudian memukul mukul kasar bagian paha nya. "GA.! GUE GA BISA TERIMA PERJODOHAN DALAM BENTUK APAPUNN."ucapnya menekan dengan nada penuh amarah ketidak terimaan.

"Gue harus gimana. Hikshikshiks" sambung Raya frustasi.

Raya menjambak kasar rambutnya,hanya semata-mata untuk mengurangi rasa sakit hatinya. Dan berharap dapat membendung tangisnya saat ini.

Posisi itu berlangsung cukup lama. Sampai pada akhirnyaa.....

Sebuah ide terlintas dalam pikiran Rayana, sebetulnya dirinya tak tahu apakah ini akan berhasil atau tidak. Namun untuk saat ini Rayana tak bisa berfikir terlalu lama lagi, ide ku kali ini harus bisa berhasil.

Raya meraih ponselnya diatas ranjang tempatnya tidur, kemudian dirinya menghubungi ke empat teman nya untuk mengikuti rencananya kali ini.

Tutttt,,,,,,,tuttt,,,,,,,tuttttt,,,,,,,,tuttttt

Suara dering masuk dari ponsel Raya pertandaa nomor temannya Carisza dapat ia hubungii.

"Hallo Zsa" kata Raya sedetik setelah Carisza mengangkat panggilan masuk darinya.

"Iya Ray, lo gapapa kan. Ada apa.? Bilang sama gue.!" Balas Carizsa panik

"Lo. Dan anak anak yang lain harus kesini sekarang waktu yang lo punya hanya 5 menit kalo ga gue bisa mati Zsa."

Tangan Carisza sontak bergetarr panik setelah mendengar pernyataan dari Rayana. "Iyaa, iyaa gue kesana sekarang."

Mata Maura melotot takut. "Ada apa Sza." Tanyanya seketika

Dengan ikuti wajah kebingungan Fara dan totok yang dari tadi belum meninggalkan rumah Carisza.

"Kita ga ada waktu lagi, kita secepatnya ke rumah Raya. RAYA DALAM BAHAYA."

Tanpa berfikir panjang Carisza dengan kecepatan penuh berlari ke garasi rumahnya dengan menggenggam kunci mobil ditangannya.

Diikuti ke tiga temannya dari belakang dengan kepanikan yang menjadi jadi.

JAKA TA'ARUF  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang