part 7|Malapetaka datang

118 19 0
                                    

"JANGAAANNNNN.!!!!!" Sahutt ke empat teman Raya melarang tindakan Lazjaka itu, sebab akan memperburuk keadaan.

Lirikan yang diberikan ke empat teman Rayana membuat Lazjaka sedikit terpojokan,pikirnya bagaimana bisa kita biarkan Rayana seperti ini sedangkan kondisinya sedang tidak baik baik saja.

Om bara berhak tau keadaan yang terjadi pada anak gadisnya, bagaimana pun Om Bara telah memberikan amanah pada Lazjaka. Ini tidak sesuai dengan apa yang Om Bara harapkan, Lazjaka tidak menjaganya dengan baik.

Totok mendengus dengan mata mengancam,"lo bilang berani bilang ke Om Bara, detik ini juga gue chat lu warna biru. Biar sekalian lo mirip Lazada,"

"Iya, kek chat lu ke crush ya Tok. Biru tak kunjung terbalas."sahut Maura,seperti biasanya pembukaan awal perkelahiannya dengan Totok.

Jika dilihat kembali raut wajah Lazjaka begitu mengkhawatirkan kondisi Rayana,"bagaimana pun saya yang di emban tugas menjaga Rayana, bagaimana bisa saya membiarkan Raya dengan kondisi seperti ini. Saya melanggar amanah pada Om Bara."ujar Lazjaka yang tak bisa membendung kepanikannya

Tak hanya sekali Lazjaka terlihat mengerutkan keningnya disertai tangannya yang terus mengepal, hal ini dilihat jelas oleh mata Maura yang sedari tadi sangat memperhatikan gerak gerik dari Lazjaka.

Bahkan Maura sangat yakin Lazjaka sosok pria yang baik, buktinya saja dia begitu sangat bertanggung jawab pada Rayana.

"Benar kata Totok,Lazjaka bukan orang jahat. Rayana alangkah baiknya mencoba lebih mengenal sosok Lazjaka."guman Maura

Detik demi detik berlalu hingga menit pun terlampaui kini telah 20 menit Rayana tak sadarkan diri, semua terlihat begitu cemas. Terlihat Carisza dengan minyak angin ditangannya terus menerus mengoleskan pada hidung Raya, dibantu oleh Maura dan Fara yang terus menggerakkan tangan Raya,sesekali mereka menekan jari jemari Raya agar Raya lekas sadar.

Begitu pula dengan Totok dirinya hanya terduduk lemas dengan tubuh bersandar pada dinding kamar, bahkan untuk senyum pun Totok sudah tak sanggup menarik bibirnya lagi.

"Kalo sampek ada apa apa sama sahabat gue, awas aja lo. Ini semua gara gara lo." Totok dengan nada tinggi ditujukan pada Jaka

Jaka menyandarkan tubuhnya pada tepi ranjang tempat Raya berbaring seraya memegangi keningnya,"iyaaa, saya akan tanggung jawab. Bagaimana pun saya memang salah Raya seperti ini karna saya."

Sedetik setelah ucapan dari Jaka terlontar, tubuh Raya memberikan signal. Jari tangannya mulai bergerak diikuti dengan matanya yang mulai terbuka sedikit demi sedikit.

Hal ini diketahui Carisza pertama kali yang kemudian memberikannya tahu pada teman temannya, "stop stop diamm, Raya sadarr."

Semua pandangan beralih menatap tubuh Raya yang kini mulai berusaha bangun dari posisi berbaringnya, Lazjaka dengan sigap menyodorkan segelas air putih pada Raya.

Tidak ada alasan bagi Raya untuk menolak segelas air putih dari Jaka, dirinya merasa sangat haus saat ini namun bukan berati dirinya tertarik pada Jaka. Perlu diingat dirinya hanya haus saja, selebih dari itu Jaka tetap lah Jaka si batu krikil itu.

"Raya, apakah kamu baik baik saja. Apa yang kamu keluhkan.? Aku mungkin saja bisa membantumu" tanya Lazjaka dengan tatapan lekat pada Raya.

Tatapan yang Lazjaka berikan memang lah memberikan simbol ketulusan, namun perlu diingat sekali lagi Jaka tetaplah si batu krikil.

Tatapan dari mata indah dan senyuman yang kau tawarkan itu tidak akan mengeser sedikit pun kemantapan hatiku.

"Apakah kau tau Jaka, senyumanmu itu tidak berlaku bagiku. Apa kau berfikir aku seperti wanita yang tak memiliki harga diri yang bahkan dijodohkan dengan sembarangan orang saja aku mau. Oh itu sangatlah tidak mencerminkan seorang Rayana Kanza Zeneffa."grutu Raya dalam hati.

JAKA TA'ARUF  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang