part 12| PENOLAKAN KEMBALI

103 18 8
                                    

"APAHHHHH.!!!" Seru Raya

Raya begitu kesal terlihat begitu nampak Terukir di wajahnya, namun tak berhenti di situ saja Om Bara terus berusaha meminta pada putrinya itu untuk menurutinya.

" Raya! Kamu ini jadi anak Bapak jangan terlalu susah diatur, Lihatlah bapakmu Ini sudah lemah tak berdaya. Bapak hanya ingin bubur ayam Raya, " jelas Kembali Ayah Raya

Raya bukanlah anak bodoh yang tidak mengerti maksud dari Papanya Itu, tentu saja dirinya begitu paham maksud dari Papanya itu menginginkan darinya untuk dekat-dekat dengan Jaka.

Belum sempat Raya menjawab ayahnya, justru kini Jaka mengiyakan permintaan dari Om bara, " Baik Pak. Dengan senang hati saya akan mencarikan bubur ayam itu, Bolehkah saya mengajak putri Bapak sekarang?"

Dengan mata melotot disertai raut wajah yang bingung Raya hanya menganggap kebingungan dengan kedua pria yang dihadapannya itu, kenapa ini semua tidak meminta persetujuanku

" woi! Hello, nggak ada yang minta persetujuan dari raya ini? " tanya Raya

Tak menggubris pertanyaan dari Raya Om bara justru berkata, " ajak saja anak saya nak Jaka! Sekalian ajarin Rayana ini agar menjadi cewek itu jangan terlalu kasar gitu loh. "

Tak menampik ucapan dari ayahnya namun Raya terlihat sangat masam, wajahnya menunjukkan begitu malasnya dirinya untuk kembali menaiki motor itu dengan Jaka

Kemudian saat ini Jaka membangkitkan badannya kemudian pamit untuk mengajak Raya untuk ikut bersamanya, dengan muka malas mau tidak mau Raya tetap mengikutinya. Dengan gerak kaki sedikit menghentakkan pada lantai Raya kembali meraih kasar tasnya kemudian menaruhnya pada bahu sebelah kiri lalu berjalan ke arah keluar mengikuti Jaka.

Dengan kasarnya Raya meraih helm yang berada di atas jok motor kemudian memakainya, "BURUANN!" Perintah Raya dengan gerakan terburu-buru

Setelah duduk pada posisi yang pas cara kemudian memundurkan motornya lalu memutar arah dan melajukan motornya, sesekali Jaka mulai bertanya di perjalanan Di mana biasanya Om bara membeli bubur ayam. Kemudian Raya mengarahkan pada warung bubur ayam terdekat agar dirinya segera pulang

Sembari menunjuk ke satu arah Raya meminta Jaka untuk mengikuti arahannya, " belok-belok! Tuh warungnya di depan. "

Entah terbuat dari apa hati Jaka, namun jadinya terlihat begitu sabar menghadapi tingkah Rayana.

Mengarahkan motornya ke setiap arah yang ditunjukkan Raya, kemudian motornya berhenti pada sebuah warung kecil di pinggir jalan dengan spanduk setengah mengelilingi gerobaknya dengan bertuliskan BUBUR AYAM MANG AJUN.

Warung itu terlihat cukup ramai untuk sebuah warung bubur ayam di waktu pagi menjelang siang, terlihat dari sisi samping banyak sekali orang-orang yang menikmati bubur itu. Lalu! Siapa menawarkan kepada Rayana apakah dirinya mau ikut bersamanya atau memilih untuk tetap berada di sisi motornya

" kamu mau ikut ke dalam atau nunggu di sini aja.? " tanya Jaka Seraya melepaskan helm yang ada di kepalanya

"IKUT." Jawab Raya singkat sebab dirinya juga merasa begitu lapar dan ingin sekalian membeli bubur itu dan menentukan topingnya sendiri

Langkah kakinya kemudian mendekat pada seorang pria yang tengah sibuk menyajikan buburnya kepada pelanggan, kemudian memesan 4 porsi bubur ayam lalu memilih topping yang dirinya suka.

Jaka memilih untuk duduk di samping gerobak bubur ayam dengan posisi duduk yang menonjolkan Sisi kegagahannya, tidak mau membohongi diri namun saat ini Jaka memang terlihat begitu gagah dengan posisi duduknya itu

Ikut Duduk di samping Jaka dengan posisi duduk yang berjarak, Raya menunggu pesannya itu disajikan. Dengan memainkan ponselnya Raya berusaha untuk mengurangi rasa jenuhnya.

JAKA TA'ARUF  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang