part 9|Beban Baru

96 18 0
                                    

Malam yang sunyi kini pun telah berganti dengan cerahnya cahaya sang mentari yang menyambut keempat gadis cantik itu untuk memulai paginya yang indah

Sebagian dari mereka telah beranjak bangun dari tidurnya, seperti Carisza yang terlihat turun dari ranjang tempat tidur lalu meraih sebuah handuk dan meletakkan pada bahunya kemudian berjalan mengarah kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sedangkan Maura dan farasya mereka berdua terlihat bertengkar kecil akibat berebut channel TV.

Berbeda dengan ketiga temannya kini Rayana hanya termenung duduk di sebuah kursi, dengan pandangan mengarah ke arah awan yang pagi itu sangat terlihat cerah. Raya terlihat sedikit lesu sebelum tidurnya malam tadi terusik oleh banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul memenuhi isi kepalanya,

" Ray! Lo ngapain sih duduk di situ, pakai mandangin awan segala Biasanya kalau nggak pernah kayak gini loh. " celetuk Maura ketika melihat temannya hanya asyik berdiam diri di depan sebuah kaca besar mengarah ke arah keluar dengan pemandangan yang sangat monotonnya hanya sebuah Awan berwarna biru

Diikuti Fara yang mendekat ke arah Raya dengan arah mata melihat keluar jendela, memastikan objek apa yang telah asik temannya itu pandang

Farah tak menemukan satu objek pun yang menarik untuk dirinya lihat, ataupun objek yang mungkin dapat menarik perhatian dari Raya-Lantas Apa yang membuat Raya pagi ini begitu mendalami dalam memandangi sebuah awan.

" hello!! Ray, Lo ngapain sih" tegur Farah dengan gerakan tangan melambai di hadapan wajah Raya hanya untuk memalingkan pandangannya

Raya hanya menarik nafasnya perlahan lalu menghembuskannya secara teratur kemudian menjawab pertanyaan dari kedua temannya, "gue nggak bisa tidur semalaman."

Belum sempat Maura dan Farah merespon jawaban dari Raya mereka bertiga dikagetkan dengan sebuah suara ketukan dari pintu kamarnya

Tokkkkk!!tokkk!tokkkkk

Suara ketukan pintu itu disambut gembira oleh Maura sebab dirinya tahu, kalau suara ketukan pintu itu berasal dari Totok

" itu pasti Totok." Maura dengan gerakan cepat melangkahkan kaki kemudian membukakan pintu kamarnya untuk memberikan jalan Totok untuk masuk

Kreeeekkkkkk!!!

Totok terlihat berdiri dengan tangan kanan berada di pinggang berpose seolah-olah seorang model ternama, namun sayangnya mimik wajah terlihat kesal tidak seperti model-model pada umumnya. "lama banget sih lo bukain ya, Maura Zeann Sauffa" protes Totok

Maura hanya tertawa kecil, " hahaha, sabar Tok! Kayak lu udah nunggu lama banget berjam-jam sampai berhari-hari aja. "

Totok terlihat masuk dengan baju yang telah rapi dan wajah yang terlihat bugar, yang kini diikuti gerakan tangannya menunjuk satu persatu sahabatnya yang berada di ruangan itu. " satu, dua, tiga, loh kok cuman tiga satunya lagi ke mana nih" seru Totok mencari keberadaan Carisza

" tuh lagi mandi. "Balas Maura

Seketika Totok memasang raut wajah bingung, " Carisza? Carisza mandi jam segini ada gerangan apa? Tumben banget si Carisza mandi jam segini

Maura dengan ponsel di tangannya tidak memberikan tanggapan apapun pada keheranan yang dialami Totok," ya emang kenapa sih Tok! Lo sendiri juga udah rapi aja nih jam segini- mau ngapain lo? Mau godain Jaka ya lo.

Terlihat sebuah senyuman tipis tertahan pada raut wajah Farah, senyuman tipis itu sedikit terselip rasa heran sebab dirinya tak pernah menemukan situasi di mana Maura dengan Totok tidak adu bicara.

Seraya diikuti gerakan tangan Raya yang memegang keningnya dan mengelusnya tanda pusing melihat kedua sahabatnya itu selalu bertengkar di manapun berada.

JAKA TA'ARUF  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang