Happy reading–!
Setelah perdebatan panjang antara Yuta dan ketiga bocilnya, akhirnya mereka mendapatkan sepeda impian mereka. Ya walaupun mereka belum bisa mengendarainya, yang penting punya dulu.
Ini punya Nana
Iya, Yuta kasih ini ke nana sebab nana pendek dan belum bisa pakai roda dua. Mungkin nanti bakal di lepas, tapi gatau kapan. Dan yang seukuran nana gaada yang pakai keranjang, jadila ini sepeda untuk nana.
Ini untuk taro, karena ada keranjang makanya dia beli ini. Sekalian kalau nanti bunda nyuruh ke warung jadi gampang.
Dan ini punya icung, katanya dia udah suka sejak masuk toko
Ya itulah kira-kira sepeda mereka. Sekarang giliran ayah Yuta yang ngajarin anaknya naik sepeda.
"Aaaa! Nana takut! Ayaaaah pegang nana ayah!"
Kek Dujun sama Winwin udah sibuk ketawa dari pinggir lapangan. Padahal sepeda nana ada roda bantunya tapi nana takut dan gamau kayuh sepedanya.
Sedangkan taro udah mulai jalan walaupun masih suka oleng. Tadi taro yang pertama diajari karena dia yang paling semangat. Dan anaknya juga cepat ngerti dan tinggal biasain aja pasti taro bisa lancar.
Kalau icung nunggu ayah soalnya nana berisik. Dia duduk gak jauh dari sepedanya. Dalam hati merasa senang karena sebentar lagi ia akan bisa naik sepeda dan nana tidak perlu sama nono lagi hahahaha.....
"Hikss nana nda mau lagii hiks"
Nana turun dari sepedanya dan ngadu ke bunda. Yuta seram sekali kalau mengajarkan naik sepeda. Padahla ini kan pengalaman pertama nana. Kak Dejun juga masih sibuk ketawa soalnya dia udah rekam waktu nana belajar naik sepeda. Puas sekali melihat wajah menangis nana.
"Udah, sekarang adek sini. Belajar"
Icung berdiri dan mulai belajar. Icung diam dan fokus kayuh sepedanya. Awalnya dipegang ayah, lama kelamaan dilepas dan icung bisa. Bahkan anaknya udah semangat keliling.
"Bagus! Jangan ngebut ya! Pelan aja!" Teriak yuta dari tepi lapangan. Icung mengangguk dan mulai menikmati acaranya bersepeda. Dalam hati merasa senang sebab bisa dengan mudah mengusai teknik menaiki sepeda.
Sedangkan nana udah gapeduli lagi sama sepedanya. Mulutnya kini sibuk mengunyah kue yang bunda bawa. Dalam hati mengomel kepada sepeda pinknya itu.
...
Krring
Krring
Gak lama setelah anak-anak Nakamoto punya sepeda, yang lain pada ikutan. Sebuah siklus biasa jika kamu tinggal di sebuah perumahan. Kalau satu anak punya yang baru, gak lama yang lain pada main juga dan terjadilah tren baru di sebuah perumahan.
Nana lagi asik naik di belakang sepeda icung. Keduanya tertawa lepas dan merasakan angin sore yang sejuk. Icung dan nana berpisah dan menyusuri jalanan komplek dengan nana yang menjadi petunjuk bagi icung.
"Huhuhu enaknya. Icung nana berat tidak? Kalau iya nanti nana jalan aja"
Icung menggeleng. Nana itu memang berat tapi icung gak keberatan kok. Lagipula icung senang bisa menghabiskan waktu berdua saja dengan nana. Kapan lagi ia bisa bersama nana tanpa ada gangguan.
Taro tadi sibuk sama yangyang karena sepeda mereka mirip cuma beda warna. Dan sepeda taro mau di perbaiki ayah soalnya mau ditambah tempat duduk di belakang. Makanya engga ikut. Padahal mereka mau taro ikut supaya bisa quality time bertiga.
Udah mulai gelap, nana icung pulang. Pokoknya hari ini keduanya senang.
Nana senang naik sepeda sama icung dan icung senang bisa main sama nana.
"Hehehe nana suka" ujarnya setelah melepaskan helm pink pemberian nono waktu itu.
"Icung juga suka. Besok lagi ya nana. Tenang aja icung gak bakal panek kok bawa nana keliling"
Nana mengarahkan dua jempolnya pada icung dan mengangguk cepat. Tidak sabar untuk main lagi besok.
Doakan saja supaya oknum nono tidak muncul ya.
Tbc!
Maaf kalau ada kesalahan ketik....Jadi rindu main sepeda :(
See you–!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Nana [End]
Fanfiction🍒Cerita kehidupan sehari hari nana yang masih bocil dengan temannya lele, yangyang echan dan uchan dan juga kembarannya taro dan adeknya icung🍒 ⚠Boyslove!⚠ ⚠BxB⚠ #1 Jaeminharem (061121) #1 Nakamotofamily (221221) #1 Sungjaem (150822)