kesembilanbelas🍒

2.7K 373 16
                                    

Happy reading–!



Rumah dua lantai yang berisi 6 orang itu terlihat sepi membuat Dejun yang baru saja pulang dari lesnya bingung.

Hari ini weekend, seharusnya rumah sangat ramai dengan celotehan ketiga adiknya.

"Loh kakak udah pulang"

Dejun terkejut mendapati Yuta yang turun dalam keadaan berantakan.

"Ayah kenapa?"

Belum selesai keterkejutan Dejun, tiba-tiba dari atas ketiga adiknya berlari sambil membawa mainan mereka.

"Itu ayah, ayo serang!!!"

Yuta yang masih berusaha menetralkan nafasnya terpaksa berlari lagi menghindari ketiga anaknya yang sedang aktif itu.

"Kejar ayah!!!"

Icung paling semangat dari yang lainnya. Dia berlari paling depan diikuti oleh Taro, sedangkan nana berhenti didepan Dejun dan menatapnya dengan tatapan tak suka.

"Kenapa liatin kakak gitu?" Tanyanya sebab sang adik masih setia melihatnya dengan tatapan tak sukanya

"Ish nana kesal pokoknnya!"

Setelahnya nana melanjutkan langkahnya menyusul kedua saudaranya yang tengah menyerang yuta di halaman mereka.

Ting tong

Dejun yang masih asik melihat penderitaan Yuta segera membukakan pintu.

"Halo Dejun, titip Yangyang ya. Om mau pergi dulu sama bundanya yangyang. Tadi udah bilang kok sama ayah"

"Oh iya om, yuk yangyang masuk" Dejun bergeser dan memberikan ruang untuk Yangyang agar dapat masuk.

"Yaudah, yangyang ayah tinggal ya, baik-baik disini, jangan nakal" sebelum benar-benar pergi, Taeil menyempatkan diri untuk memeluk anak semata wayangnya yang sebentar lagi akan menjadi seorang kakak.

"Oke ayah" yangyang mengacungkan jempolnya dan mencium kedua pipi Taeil lalu melambaikan tangannya ketika melihat mobil sang ayah yang sudah mulai jauh.

"Nana sama taro mana kak?" Tanya yangyang ketika baru saja masuk.

"Bentar ya"

Yangyang menunggu dua temannya itu di depan tv. Dia juga mendengar teriakan Dejun yang memanggil kedua adiknya itu.

"Ayo yangyang kita keatas!"

Nana menarik yangyang naik ke kamarnya dan taro. Lalu bermain disana bersama dengan icung, membuat Yuta bisa beristirahat setelah dari pagi menemani ketiganya main.

"Bunda mana sih yah?"

"pergi sama si Ten, gatau ngapain"

Dejun menatap prihatin ayahnya yang sedang terduduk lemas di teras, adiknya kalau bermain sangat bersemangat.

Saat ingin memasuki kamar, Dejun mendengar suara tawa yang keras dari kamar adik kembarnya.

Ternyata mereka berempat membangun benteng bantal dan bermain perang, nana satu tim dengan icung sedangkan taro dengan yangyang.

"Nanti habis main di beresin ya, nanti bunda marah"

buk

Sebuah bantal melayang kearah Dejun, tentu saja pelakunya itu Nana. Sedangkan kedua adiknya hanya tertawa ketika melihat Dejun terkena bantal.

"Oke kak, nanti diberesin" ujar yangyang disela tawanya. Kasihan juga melihat kak Dejun dinistain adeknya sendiri.

Dan detik itu juga, Dejun ingin menukar ketiga adiknya dengan yangyang.

Cerita Nana [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang