side story icung

1.7K 245 6
                                    

???????Spoiler.?????

Jisung tidak bisa membohongi perasaannya. Harusnya hari itu ia bisa menahan semuanya dan ia tak akan berakhir hidup sendirian di amerika.

Tapi semakin kesini, ia berpikir, bukankah sangat aneh jika ayahnya mengirimnya ke amerika?

Awalnya ia pikir akan dikirim ke salah satu sekolah asrama di eropa, dan hari-harinya akan di isi dengan belajar dan mengikuti kelas etiquette.

Bukannya apa, hanya saja amerika termasuk negara bebas. Teman seusianya disini juga sangat liar. Walaupun ia sama sekali tak terpengaruh, tetap saja rasanya aneh.

Bagaimana jika ayahnya benar-benar membuangnya?

Tidak-tidak itu hanya pemikirannya. Buktinya kini ia sudah kembali dan berada di bandara menunggu jemputannya.

"Iya ayah, Jisung sudah sampai"

"......"

"Iya, aku mengerti. Ah bunda? Huhuhu benarkah? Jisung sudah lama tak makan masakan bunda"

"....."

"Iya, Jisung sudah melihat nana, dia datang bersama sungchan"

"...."

"Hmm iya, baiklah"

Jisung mematikan telfonnya dan segera berjalan ke arah kakak dan tetangganya itu.

"Dek nana?"

Nana yang sedari tadi sibuk mencari adiknya itu terkejut dengan panggilan itu.

"Icuuuungggg"

Nana berlari meninggalkan Sungchan dan langsung memeluk adiknya itu. Sudah lama sekali ia tak bertemu adiknya itu.

"Wah icung semakin tampan saja" ujar nana. Padahal seingatnya, dulu Jisung tidak seperti ini, masih lucu dan menggemaskan, sekarang adiknya itu sudah berubah menjadi pemuda tampan, membuat nana pangling.

 Padahal seingatnya, dulu Jisung tidak seperti ini, masih lucu dan menggemaskan, sekarang adiknya itu sudah berubah menjadi pemuda tampan, membuat nana pangling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya dong, Jisung gituloh" ujarnya bangga. Jisung segera menyambut uluran tangan Sungchan.

"Welcome home bro" ujarnya.

"Iya, thank you ya udah jaga nana" ujar Jisung yang langsung ditanggapi dengan anggukan.

Setelahnya ketiga orang itu langsung menuju rumah. Jisung di sambut hangat oleh kedua orang tuanya serta tetangganya yang lain. Sama seperti nana, semua orang disana juga pangling dengan penampilan Jisung. Dan hari itu ditutup dengan makan bersama merayakan kepulangan Jisung dari amerika.

~~~

"Jangan bilang lo pulang karena nana?" Tanya Sungchan yang kini sedang menatap Jisung berbaring di kasur.

"Iya, bukan itu aja sih. Gue penasaran sama orang yang lo ceritain itu"

Sungchan mendegus geli, namun sesaat terdiam, apa benar Jisung tidak ingat dengan orang itu.

"Jeno? Lo ga ingat, si nono itu"

Seketika badan jisung berdiri tegak. Nono, jadi selama ini yang Sungchan ceritakan padanya adalah nono, bocah yang dulu menjadi musuhnya karena selalu merebut perhatian nana.

"Jadi itu si nono. Waah. Namanya sama kayak abang lo"

"Iya emang, ga nyangka kan lo. Makanya gue ngasih kabar terus. Echan sih yang suruh sebenarnya, udah greget juga sih kami liatnya"

Sungchan menjeda ucapannya sebentar saat ia menangkap Jisung yang sibuk dengan hpnya.

"Lo dengar gak sih?"

"Besok Jisung pidah ke sekolahnya nana. Harus, kalau engga Jisung balik lagi ke amerika"

"Iya iya, kamu mah ngancamnya gitu. Udah besok langsung sekolah aja, biar PA mu yang urus pindahnya. Nanti ayah hubungi kepseknya"

"Thank you ayah"

"Iya sama sama. Tidur lagi udah malam, ganggu orang tua cuddle aja"

"Iyaiya, jangan tambah adek lagi ya ayah bunda. Selamat malam"

Selanjutnya Sungchan bisa dengar teriakan Winwin yang menggelegar sampai kamar Jisung.

"Apa tadi kata lo?" Tanya Jisung setelah meletakkan telfonnya.

"Jadi lo pindah besok? Wah gempar pasti sekolah"

Jisung hanya mengangguk.

"Oh iya, siapa aja yang ganggu nana kirim dong fotonya, besok lo harus bikin satu sekolah tau gue adeknya nana ya"

Sungchan hanya mengangguk. Hidupnya belakangan ini seperti tangan kanan bagi Jisung selama ia di amerika. Ia tak keberatan sih, toh ini juga sebagai bentuk balas budinya dulu kepada Jisung yang telah menyelamatkan hidupnya.

"Siap. Apa aja yang lo perlu, kasih tau gue, ingat ya sung, gue echan sama lele ada di pihak lo. Jadi kalau mau minta bantuan kasih tau aja"

Jisung mengangguk, dalam hati memikirkan beberapa rencana lain yang harus ia jalankan. Berani sekali mereka menyentuh dek nananya.

"Oh iya, gak salah nih lo ngenalin diri jadi adek nana sama taro? Lo keliatan kek abang mereka"

"Gapapa, biar aja. Makasih banyak ya. Gue gak tau kalau lo gak ada"

Sungchan mengangguk, "Sama-sama. Gue ngutang satu nyawa sama nana. Gue bersyukur lo pulang cepat, jadi gue ga kesusahan jagain nana sama taro"


See you soon :)

Maaf kalau ada kesalahan ketik...

Paipai.

Cerita Nana [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang