# 07. 𝐏𝐞𝐧𝐬𝐢𝐮𝐧𝐚𝐧 𝐛𝐮𝐚𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐭

27 16 2
                                    

"ʙʏᴇ ᴘᴀᴄᴀʀ ᴘᴀᴄᴀʀ ʙᴀʜᴇᴏʟᴋᴜ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ʙʏᴇ ᴘᴀᴄᴀʀ ᴘᴀᴄᴀʀ ʙᴀʜᴇᴏʟᴋᴜ. ɢᴜᴇ ɴɢᴇᴊᴀʀ ᴀʏʟʟᴀ ᴅᴜʟᴜ ʏᴀ"


Happy reading....

Aksara menumbrukan tubuhnya ke kasur empuk miliknya dengan wajahnya yang ditekuk lesu. Setelah Ayahnya pulang dari kantor, ia mendapatkan omelan serta hukuman akibat ulah yang ia buat saat disekolah tadi. 'AJES' satu orang yang dari tadi terlintas dibenaknya. Dia tau. Pasti dialah yang sudah mengadu pada Ayahnya tentang kejadian tadi siang. Dulu waktu dia masih kecil, Aksara Memang sangat ingin mempunyai adik dan langsung dituruti oleh kedua orangnya tuanya.

Tapi setelah besar? ia malah ingin membuang adik satu satunya itu ke planet Pluto sekarang juga. Dia mulai menghela napasnya panjang. Gara gara adiknya itu, dia dihukum oleh Ayahnya dengan menyita motornya, lalu melarangnya ikut bersama Ajes. Dengan sangat terpaksa, dia harus datang ke sekolahan dengan menaiki angkutan umum. Beberapa menit kemudian, Aksara mulai memicingkan matanya dan terlelap memasuki dunia mimpi.

Pagi pun telah tiba. Aksara berdiri dipinggir jalan untuk menunggu Angkot yang tak kunjung lewat.

"Ini Angkot pada kemana sih? Lama banget! Gak butuh duit apa gimana? gue udah nunggu setengah jam sendiri, gak dateng dateng," cibir Aksara menggerutu. Dengan dirinya yang sudah sangat kesal, Akhirnya satu angkot pun datang. Ia mulai memasuki angkot tersebut dan langsung mengoceh pada supir angkutan umum itu.

"Pak! Lama banget sih? Saya udah nunggu hampir setengah jam lho. Gimana kalo saya telat?!" ocehnya mengomel."Penumpang saya bukan cuma kamu. Kalo kamu gak nyaman, ya sudah turun saja," balas supir itu santai. Lagi pula tidak akan rugi juga jika kehilangan satu penumpang. Ujar supir itu membatin.

"Mentang mentang situ yang nyupir. Nguruh saya turun seenaknya. Nanti saya juga bayar kali! Udahlah jalan," balas Aksara menyolot. Setelah angkot itu jalan, laki laki yang tengah kesal itu mengalihkan pandangannya sembarang. Melirik penumpang penumpang yang terdiri dari kakek kakek dengan ayam yang dipangkunya, seorang ibu yang sepertinya hendak mengantarkan anaknya sekolah, dan disampingnya seorang siswi sebayanya tengah menatap kearah belakang angkot dengan headset yang ia kenakan.

Aksara mengeryit, kenapa orang yang berada disampingnya itu sangat tidak asing. Apa dia- "Aylla?" panggilnya memastikan tapi tidak ada respon sedikit pun. Aksara hendak meraih pundak siswi tersebut, sebelum gadis itu menepisnya."Jangan sentuh gue," ucap dingin siswi tersebut membuat Aksara yakin bahwa dia adalah Aylla.

"WAh! Bener kan lo Aylla. Kenapa lo naik angkot, gak dianterin?" tanya Aksara membuat sang pelaku menoleh dengan wajah datarnya."kepo," balas Aylla dengan sangat malas, justru membuat Aksara semakim menyumringahkan senyumannya."Gak sia sia gue dihukum Ayah buat naik Angkot. Jadikan gue bisa berangkat bareng Aylla," ujar Aksara berbinar binar.

TEMARAM [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang