# 18. 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐀𝐤𝐬𝐚

18 14 4
                                    

"ɢᴜᴇ ᴇᴋᴀʟ sᴇᴘᴜᴘᴜ ᴀʏʟʟᴀ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ɢᴜᴇ ᴇᴋᴀʟ sᴇᴘᴜᴘᴜ ᴀʏʟʟᴀ. ᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴘᴀʟɪɴɢ ᴛᴀᴜ ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴅɪᴀ ʀᴀsᴀᴋᴀɴ
"
Happy reading...

"Hanphone lo kasih Jihan, cepet."

"Bentar dulu, Astaga. Kita aja belum ngobrol,"

"Kasih."

Wajah Aksara tampak kesal. Dengan wajahnya yang ditekuk, ia beranjak dari duduknya, berjalan menghampiri brankar Jihan dan menyodorkan ponselnya.

"Nih,"

"Siapa?"

"Masa depan gue,"

"Kuburan?" Sontak Aksara yang memasangkan wajah sebal itu, melototkan matanya hingga Jihan tergelak dibuatnya. Gadis itu pun mengambil alih ponsel itu dengan sedikit terkikik.

"Hallo Ay,"

"Gimana sekarang?" Tanya Aylla disebrang sana. "Gue udah gak apa apa kok. Lo gak usah khawatir,"

"Sorry..., gue gak bisa ikut kerumah sakit kemarin."

"Gak apa apa kok. Gue..., turut berduka cita ya. Semoga almarhum om lo, ditempatkan ditempat yang terbaik."

"Aamiin. Makasih Ji,"

"Udah dulu ya? Kasian Ayang lo nih, mewek. Udah kayak bocah aja,"

"Alay,"

Jihan menyerahkan phonsel kepemiliknya, yang masih cemberut seperti anak kecil. "Puas?! Ayang lo gak tau aja, dari semalam gue nunggu lo online. Tapi lo malah mentingin Jihan dulu. " Ucap Aksara kesal.

"Dia lagi sakit. Dan gue emang gak pernah peduli sama lo." Balas Aylla santai, yang semakin membuat pria itu mengerucutkan bibirnya, kesal.

"Dosa, durhaka sama suami."

"dih, gaje."

"Lo kapan pulang?"

"Insyaallah, minggu depan."

"Aaa..., lama bangettt..., anak anak kita pasti nyariin bundanya terus Ayang," ujar Aksara merengek. Disebrang sana Aylla pun hanya menggeleng heran dan merasa jijik sendiri.

"Halu. Sejak kapan kita punya anak? Nikah aja enggak."

"Makanya, ayo nikah. Ntar gue gak maksa kok bikin anak cepet cepet. Soalnya gue udah adopsi dua anak."

TEMARAM [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang