# 09. 𝐒𝐞𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐢 𝐌𝐚𝐰𝐚𝐫 𝐏𝐮𝐭𝐢𝐡

28 14 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ᴀᴅᴇᴋ ɢᴜᴇ ᴛᴏʙᴀᴛ ɴɢᴇɴᴀʟɪɴ ᴄᴇᴡᴇ ʙᴀʜᴇɴᴏʟ  ᴋᴀʟɪ ʏᴀᴋ? ʙᴀᴡᴀɴʏᴀ sᴇᴋᴀʀᴀɴɢ ᴍᴀʜ ᴜᴋʜᴛɪ"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ᴀᴅᴇᴋ ɢᴜᴇ ᴛᴏʙᴀᴛ ɴɢᴇɴᴀʟɪɴ ᴄᴇᴡᴇ ʙᴀʜᴇɴᴏʟ ᴋᴀʟɪ ʏᴀᴋ? ʙᴀᴡᴀɴʏᴀ sᴇᴋᴀʀᴀɴɢ ᴍᴀʜ ᴜᴋʜᴛɪ"

Happy reading...

Hari minggu seakan hari yang sangat menyenangkan untuk Gadis bermarga Pradipto. Pasalnya, dia kerap kali berjalan jalan dengan menggunakan sepeda gunungnya mengelilingi komplek hingga taman yang jaraknya lumayan jauh dari kediamannya.

Dan pagi ini, ia sudah siap dengan jelana kulot hitam switer berwarna abu abu yang dipadukan dengan kerudung pasmina berwarna hitam, dan sepatu putihnya yang ia beli beberapa bulan lalu.

Aylla mulai memasuki garasi, tempat ia menyimpan sepeda gunungnya. digarasi itu terdapat 1 motor dan 2 sepeda miliknya dan juga adik laki lakinya. Sedangkan mobil sudah dibawa Ayah dan ibunya pergi bekerja beberapa saat lalu.

"Lho, Kok ban sepeda gue kempes?" gumamnya sendiri saat mengetahui ban sepedanya kempes. Aylla mengingat ingat, saat terakhir ia pakai sepedanya itu baik baik saja. Entah karena apa kini justru bannyalah yang bermasalah.

Dengan sedikit mengehela napas, ia mulai mendorong keluar sepedanya untuk memeriksa lebih jelas. "Pak Anto. Sepeda Aya kenapa ya, kok bisa gembes gini?" tanya Aylla pada pak Anto, juru kebun rumah yang tengah membersihkan rumput halaman.

"Itu non. Kemarin waktu den Agam pulang dipake buat jalan jalan sama den Wirya," balas pak Anto jujur.

"Terus yang make punya Aya siapa? Mas Agam atau mas Wirya?" tanyanya kembali. Dalam hati merasa kesal juga dengan ketidak bertanggung jawabannya antara kakaknya dan temannya itu.

"Kayaknya kemarin den Wirya deh yang pake."

Dia pun hanya bisa menghela napasnya saja. Tidak ada gunanya juga marah marah. Toh orangnya tidak ada."Pak tolong dong pompain ban sepedanya. Aya mau pake," titahnya sopan yang langsung diangguki pak Anto. "Siap non Aya," ujar pak Anto lalu pergi untuk mengambil pompa digudang.

TEMARAM [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang