"ᴀʟғᴀɴ ʙᴇɴᴇʀ. ᴏʀᴀɴɢ ʙᴀʀᴜ ɪᴛᴜ ᴍᴇɴɢᴜʙᴀʜ sᴇɢᴀʟᴀɴʏᴀ"
Happy reading...Waktu sudah menunjukan pukul 04.30. Aylla tampak masih mengenakan mukenanya, setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Setelah selesai ia lalu mengalihkan pandangannya pada Jihan yang masih tertidur pulas.
Aylla mengguncangkan tubuh Jihan pelan, berniat membangunkannya.
"Jihan...," ucapnya lirih. Gadis yang masih memejamkan matanya itu pun terusik, dan mulai membuka kedua matanya.
"Bangun, udah setengah lima. Lo gak sholat subuh?" lanjutnya bertanya, yang dijawab dengan gelengan.
"Lagi dapet?"
"Enggak." Mendengar jawaban dari Jihan, Aylla dengan ragu kembali bertanya. "Em... Maaf, lo non muslim?"
"Gue gak tau. Nyokap gue islam, sedangkan bokap gue kristen. Mau ikut nyokap nganut Agam Islam? Dari kecil gue tinggal bareng bokap. Gak ada yang ngajarin gue ngaji. Ikut agama bokap? Gue gak pernah ke gereja. Aneh emang hidup gue. Tinggal didunia cuma kayak lagi main
Doang. Salah gak sih? Kalo gue berpikir pengin mati aja," jelas Jihan berujar."Kenapa?"
"Orang tua gue gak pernah ngajarin sedikitpun tentang Agama. Mereka gak ada yang peduli sama gue. Bisa dibilang gue itu Atheis, sama sekali gak percaya dengan adanya tuhan. Kalo gue pikir pikir Manusia itu sama, tapi kenapa Tuhan yang nyiptain mereka beda?" lanjut Jihan menjelaskan dengan nada yang sedikit menekan.
Aylla menghela napasnya pelan dan memicingkan matanya sejenak. Dia merasa sangat kasihan dengan gadis dihadapannya itu. Sedikit berpikir, ternyata dia masih beruntung memiliki keluarga yang utuh dan mau mengajarkan tentang ilmu agama. Sedangkan Jihan? Dia justru menjadi korban orang tuanya.
"Yang dibilang lo bener, Manusia itu sama. Dan pertanyaan lo kenapa tuhan mereka gak sama? Itu mungkin karena manusia punya pikirannya masing masing. Dari lahir mereka diajarkan untuk mengamalkan apa yang diajarkan leluhur mereka. Sama kayak gue, dari kecil gue diajarkan sholat, ngaji, berdoa, bersedekah. Intinya Jihan..., dalam hidup itu harus ada pedoman. Al Qur'an sebagai pedoman islam, Al kitab sebagai pedoman kristen katolik, atau kepercayaan kepercayaan lainnya. Ikuti apa yang menurut lo benar."
Aylla mencoba menjelaskan apa yang ada dipikiranya selama ini. Jujur saja, dia merasaa sedih mendengar perdebatan antara penganut agama yang berbeda. Ketahuilah, dia tidak suka perpecahan dan lebih memilih untuk saling bertoleransi antar umat beragama. Bahkan, mendengar pernyataan Jihan tadi? Dia diam diam menahan sesak didalam dadanya.
"Mau lo dulu atau gue dulu yang mandi?" tanya Aylla disertai dengan senyumannya.
"Lo dulu aja." Aylla hanya mengangguk pelan dan beranjak melepaskan mukenanya lalu berjalan menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMARAM [Selesai]
Fiksi RemajaHidup selalu bertahap. Terkadang manusia mengalami hal ini terlebih dahulu Untuk melanjutkan hal yang orang lain rasakan. Seperti yang dirasakan gadis bernama lengkap Aylla Ayudia Pradipto, seorang remaja SMA sudah harus merasakan jauhnya dia dari o...