# 17. 𝐓𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭

21 14 12
                                    

"ᴍᴀsᴀʟᴀʜ ʙᴇsᴀʀ ᴋᴀʟᴏ ʟᴏ ɴɪɴɢɢᴀʟɪɴ ᴏʀᴀɴɢ ʟᴀᴍᴀ ʙᴜᴀᴛ ᴏʀᴀɴɢ ʙᴀʀᴜ"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ᴍᴀsᴀʟᴀʜ ʙᴇsᴀʀ ᴋᴀʟᴏ ʟᴏ ɴɪɴɢɢᴀʟɪɴ ᴏʀᴀɴɢ ʟᴀᴍᴀ ʙᴜᴀᴛ ᴏʀᴀɴɢ ʙᴀʀᴜ"

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 reading...

"Om, gimana kalo gak berhasil?" Tanya Jihan pada ketiga pria ph baya yang sedang mengintai anak anak mereka mengendap endap masuk kedalam rumah megah milik keluarga Jihan, didalam mobil.

Cahyo yang duduk paling dekat dengan gadis itu, mengusap pelan kepala Jihan. "Tenang saja, Jihan. Setengil tengilnya mereka bertiga, mereka selalu pintar mengelabui orang. Apa lagi Alfan. suka banget bohongin Om," jelasnya menenangkan gadis disampingnya, yang sudah seperti putrinya sendiri.

"Kayak bapaknya enggak," celetuk Doni tiba tiba. Zhico yang fokus menyaksikan gerak gerik putranya, ikut menyahut.

"Bener, bener. Alfan kalo gak diajarin, gak bakalan kayak gitu."

"Heh! Tau apa lo berdua? Lagian kapan juga gue bohong," balas Cahyo sebal, membuat kedua rekan mainnya itu terkekeh.

"Gak sadar diri. Dulu waktu turing ke jogja, lo bilang ke bini lo mau meeting
Diluar kota. Bohongkan lo?"

"Idih! kata siapa? Ngawur lo!"

"Kasih cerita ke gue. Dia bilang bini lo dateng kerumah gue, sambil marah marah gak jelas. 'Anak lagi sakit bukannya bantuin jaga, pake meeting keluar kota segala!! Dikira gue gak punya pekerjaan apa?!" jelas Zhico meniru gaya bicara ibu dari Alfan.

Cahyo menjawab kikuk. "Cepuan bini lo!" katanya. "Ngapain pada debat si? Tuh! Bocah pada kepergok satpam, sempet sempetnya ngebacot," seru Doni, memberi tahu keduanya.

"Duh Om! Gimana ini?!" heboh Jihan panik.

"Bisa bisanya, mereka kepergok satpam. Mending kita aja tadi yang masuk," ujar Zhico mencibir.

"Cari siapa, mas?" tanya pria tua dengan pakaian satpam, menghampiri ketiga remaja yang sudah berada didepan pintu utama rumah tersebut.

Lantas Ketiganya pun tampak gelagapan. "A-anu pak. Ki-kita... temennya Jihan. Ini bener kan rumahnya?" kata Alfan bersuara.

Tampak satpam tersebut mengamati bawah sampai atas gerak gerik  mereka. "Bohong! Pasti kalian mau malingkan?! Masih muda aja udah berani nyolong. Mau jadi apa kalian!!" sarkas satpam itu curiga.

"Enak aja! Ngapain juga kita nyolong. Orang bapak saya aja direktur. Saya seminggu dikasih uang jajan 5 juta! Buat apa saya nyolong?!" balas Aksara  tidak terima.

TEMARAM [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang